36. Pertengkaran satu keluarga

48.8K 5.7K 1.1K
                                    

Baru juga Rachel merasakan bebasnya tidak terkena hukuman kini karena terlambat dia terpaksa membersihkan kursi penonton di lapangan indoor sekolah. Bersungut-sungut, dia menyeret sapu di bawah kakinya agar sampah yang berserakan segera menghilang. Dia melemparkan sumpah serapah ke para penonton yang tidak mau membuang sampah pada tempatnya, sekarang dia merasakan susahnya jadi cleaning service.

Rachel hendak mengambil pengki ketika gerombolan siswa memakai seragam ketat, rok sejengkal di atas lutut itu berlarian memasuki lapangan indoor. Pom-pom berwarna cerah yang mereka bawa dibuang ke atas langit-langit, lalu ditangkap saat pom-pom itu terjun ke bawah. Pandangan Rachel menelisik, mencari kapten mereka namun sepertinya Angel belum datang.

"Haus banget ya. Suruh Angel bawain kita minum dong!"

Gerakkan tangan Rachel mendorong sampah-sampah itu berhenti. Baru saja dia mendengar suara Mela memerintahkan seseorang untuk menyuruh Angel membawakan minumana. Angel? Kapten mereka? Yang benar saja! Dari atas bangku penonton, Rachel mengambil tempat duduk paling pojok dan tidak akan terlihat oleh mereka. dia memasang telinga baik-baik menonton dan mendengarkan anggota cheers lainnya membicarakan Angel.

"Angel lama banget sih, Serius deh, Mel, lo nggak salah apa jadiin dia kapten buat jadi babu kita?"

"Ya'elah dia itu tajir banget. Kalau nggak dipilih kan sayang. Udah cepetan, Ti, chat dia mumpung belum sampai sini,"

"Ih, ogah banget deh gue chat si Angel. Lo aja, Ra, lo kan lumayan deket sama dia."

"Nggak deh, gue males deket dia. Nanti gue dijadiin babu juga sama kalian gara-gara deket sama dia."

"Oh iya, bener juga apa kata lo. Hahahaha."

Setelahnya Rachel menangkap alasan kenapa Angel kepilih jadi kapten cheers. Bukan karena prestasinya melainkan kekayaannya. Para anggota senior sengaja mengangkat Angel jadi kapten supaya saat latihan ataupun lomba mereka punya bank berjalan, jelas saja, Angel kan kaya raya. Sudah begitu sifat Angel yang lemah lembut makin menyukseskan tipu daya mereka semua.

Di antara ke sepuluh anggota cheers di pinggiran lapangan, Rachel paling nggak suka sama Mela, Tamara dan Tia. Dulu mereka adalah teman dekat Rachel semasa kelas sepuluh. Awal kenalan mereka memang memasang wajah baik, apalagi ketika mereka tahu Rachel penyumbang dana terbesar di sekolah, kedua sesudah Angel. Dulu bisa dibilang Rachel begitu naif tapi begitu menyadari rencana busuk mereka Rachel tidak segan-segan mendampratnya.

Lama-lama Rachel panas mendengar semua omongan mereka yang membodohi Angel melalui telepon. Di loudspeaker, lantas saja Rachel bisa mendengarnya. Betapa bodoh dan lugunya Angel saat mereka bilang haus dan lapar, dia akan segera ke sana dengan membeli apa yang mereka butuhkan. Dasar orang kaya manja, apa semua hal pantas untuk disanggupi? Ini kelewatan, kalau Tara bodoh karena ingin mendapatkan teman, Rachel rasa Angel bodoh karena ingin mendapatkan ketenaran.

Namun ini bukan urusan Rachel, kenapa juga dia jadi kesal dan ingin meninju mereka semua? Biarin saja Angel dimanfaatkan. Toh, Rachel tidak peduli. Dia mengangkat bahunya memilih menuruni tangga belakang hendak ke kamar mandi. Mendadak dia kebelet buang air kecil.

Usai dari toilet Rachel berpapasan sama Angel yang baru saja membeli makanan serta minuman di kantin, dia mengerutkan keningnya melihat banyak kantung plastik, dia rela kesusahan berjalan padahal seharusnya dia tak perlu seperti itu.

"Lo kapten kan? Bukan babu?"

Celetukan Rachel mengagetkan Angel hingga dia menjatuhkan plastik hitam berisi makanan ringan. "Astaga..." seru Angel berjongkok, dia menoleh ke Rachel yang berdiri di belakangnya. "Nggak bisa ya nyapa dulu kalo ketemu?"

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang