Am I Wrong -5- Hands to Myself

612 36 22
                                    

BAGIAN EMPAT

My Playlist -  Hands to Myself
___________________

"belum bangun?" semua pandangan menatap ke arah pintu melihat Vero yang masuk kedalam ruangan kesehatan.

"tentu saja belum bodoh" kesal Develyn, bagaimana bisa grim reaper ini mendorong Vanya begitu kuat ke arah meja sehingga membuatnya pingsan selama satu jam.

"kau sudah mencoba tanggal lahirnya?" tanya Dylan pada Madelaine yang sedang berusaha membuka handphone Vanya untuk menghubungi assistennya.

Bryan menatap takut takut pada teman temannya yang berusaha membuka handphone milik Vanya "bukan kah itu ilegal?" gumamnya, seketika ia mendapatkan sebuah ide dengan menjentikan tangannya cepat membuat seluruh teman temannya menatapnya heran.

"tidak, apa pun itu idemu jangan kau keluarkan" sahut Vannesa sembari melambaikan tangannya ke arah Bryan

"Nesa, bukannya kau membawa mobil? bagaimana jika antar saja dia menggunakan mobilmu" saran Natha membuat Bryan membukatkan matanya sedangkan Vannesa mengangguk menyetujuinya,

"ide bagus, biar Vero yang menggendong. aku akan siapkan mobil" ucap Vanessa sembari mengambil kunci mobil yang berada di dalam tasnya.

"itu dia ideku sial! mengapa kau mencontek?"

"Kau bahkan tidak mengeluarkan kata kata"

Vero hanya terdiam di saat melihat teman temannya berhenti tertawa dan mulai menatapnya, ia pun menghela nafasnya dan segera beranjak dari tempat duduknya menuju Vanya yang masih tertidur.

"jangan menatapnya lama lama, mesum" sahut Develyn yang langsung mendapatkan lirikan tajam dari Vero.

Vero memutar bola matanya malas, ia pun mulai mengangkat Vanya dan segera pula ia mengalihkan pandangannya "maddie ambil jaket ku tutupi badannya"

kening Madelaine berkerut tidak mengerti, butuh beberapa detik sebelum ia melakukan perintah Vero dengan kekehannya. kaus training Pixys yang Vanya pakai terlalu ketat dan pendek sehingga memperlihatkan lekukkan pada badannya, sepertinya ada yang tidak tahan jika melihat itu lama lama. 

beruntung sekolah sudah tidak terlalu ramai sehingga, tidak akan terlalu mencari perhatian disaat Vero berjalan jalan dengan Vanya di gendongannya. mobil sedan Vannesa sudah terpakir di depan pintu lobby sekolah. Natha membantu Vero untuk membuka pintu mobil sebelum menaruh Vanya di dalamnya.

"kalian menyusulkan? aku tidak mau keluarganya membantai ku setelah membawa anaknya seperti ini" tanya Vannesa dari dalam mobil yang di jawab Vero mengangguk

"tunggu aku, aku akan menuntun mu ke rumahnya" ucap Vero sebelum beranjak dari tempatnya menuju parkiran kendaraan.

"kita main di Mansion Thomas?" tanya Natha dengan bersemangat mengikuti Vero "tunggu-tunggu, kau duluan keparkiran. Aku dan Bryan mau mengambil sesuatu"

"Apa, kenapa aku?" Tanya Bryan

"Sudah ikut saja"

mobil Vannesa melaju meninggalkan sekolah terlebih dahulu karena ia tahu para laki laki itu mampu membawa kendaraan mereka dengan sangat cepat untuk menyusul mobilnya. dan benar saja mobil Vanessa sudah di kelilingi empat motor sport yang akan menuntunnya menuju Mansion Thomas.

Karena kepala Vanya yang bersandar pada paha Develyn, Develyn bisa merasakan jika ada pergerakan mendandakan Vanya sudah terbangun dari pingsannya.

"Guys!! dia terbangung!" Ia pun membantu Vanya mengubah posisinya menjadi duduk.

Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now