Am I Wrong -38- -But We Need To Move On

417 26 6
                                    

Happy Reading ❤️‍🔥❤️‍🔥

BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN

My playlist - Heaven By Julian Michaeles
_____________________________

"Semangat Pixy's, jangan lupa latihan kita tersisa tiga minggu lagi" sahut Gina dengan semangat diakhir jam latihan mereka. Vanya meneguk air minumnya banyak banyak, sepertinya ia sudah lama meninggalkan Pixy's dan harus mengejar beberapa hal yang harus di lakukan. Karena setelah ujian kenaikan kelas akan ada lomba Cheerleader dan Football antar sekolah Membuatnya harus latihan lebih untuk mengejar ketinggalannya, bahkan berlatih sejak tadi pagi saja menurutnya masih kurang.

"Mengapa kau berhenti Cheerleader jika kau sangat unggul dalam hal ini?" Vanya mengambil handuk putih bersih yang Develyn berikan padanya

"Dulu aku sempat terjatuh dan kaki ku retak. Sejak itu Daddy melarangku untuk ikut Cheerleader" jawab Vanya sembari menyeka air kringatnya dengan handuk

"Wow simple sekali kau bicaranya" Madelaine menggelengkan kepalanya, matanya menatap ke arah murid murid yang sudah berkeliaran karena bel pulang sudah berbunyi

"Ayo pulang, badan ku remuk setelah latihan dari tadi pagi" ucap Develyn, ia mulai mengemasi barang barangnya bersiap untuk pulang. Ia harus cepat sampai di tempat parkir sebelum Vannesa meninggalkannya

"Tunggu, aku ganti baju terlebih dahulu" ucap Vanya mengingat baju Cheerleader disini sangat terbuka dan begitu ketat. Develyn menggeleng cepat dan memasangkan cardigan milik Vanya pada pundaknya

"Ayolah Vanya.. disini bukan hal tabu untuk memakai pakaian terbuka. Anggap saja kita sedang di panta-wait.. kau kepantai pakai bikini bukan?" Vanya terdiam, bagaimana pun juga, ia besar di negara yang menganggap pakaian terbuka itu tabu dan aurat. sehingga ia terbiasa dengan hal seperti itu dan memilih memakai pakaian yang normal saja.

"C'mon Dave.. jangan goda Vanya. Ayo Vanya tidak usah mengganti baju mu, kau langsung masuk pada mobil mu saja" ucap Madelaine, Vanya pun mengangguk dan mulai berjalan beriringan menuju parkiran

"Guys!" Vanya, Madelaine dan Develyn pun segera menghampiri Vannesa yang sudah bersama dengan Natha, Dylan dan Bryan di depan mobil mereka. Tunggu, sepertinya Vanya merasa kurang setelah menyebut nama teman temannya itu

"Oh my damn hot—shit!" Bryan segera menatap kearah Dylan dan Natha dengan tajam karena telah menyikut nya

"Apa ini, kalian sudah tidak memakai motor kalian?" Tanya Develyn

"Ah... Aku dengar ada anak muda di luar sana yang kecelakaan mobil. Aku jadi mengingat dengan Vero, jadi kami membantunya dengan cara melelang motor mahal kami" ucap Natha dengan nada bangganya

"Wow mulia sekali kalian" cibir Develyn

"Ku dengar kalian ada meeting bersama malam ini" tanya Dylan pada Bryan dan Vanya

"Yup, aku yakin jika Vero tidak sakit. Dia akan datang pada meeting itu"

"Vero? Sakit apa dia?"kening Vanya bertaut mendengar ucapan Bryan. Ketiga laki laki itu saling menatap seakan akan dalam tatapannya mereka berkomunikasi.

"ya.. dia demam tinggi. Tapi sayang sekali tidak ada orang yang merawatnya di Mansion nya. Bukannya kami tidak mau menjenguk tapi dia benci disaat kami datang dan memainkan game nya" ucap Natha dengan raut sedihnya

Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now