Am I Wrong -19- Night Club

507 28 7
                                    

BAGIAN SEMBILAN BELAS

My Playlist - blah Blah blah by Armin Van Buuren
________________________

"mengapa kau jadi sering masuk kedalam rumah sakit?" tanya Vanya sambil menggerakan stylus miliknya diatas ipad miliknya untuk memperbaiki beberapa Design baju yang dikirimkan menejernya. tidak mendapat jawaban dari Reyhan, Vanya pun mengalihkan pandangannya, menatap kearah Reyhan.

"kau tidur?" Ia melihat Reyhan bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan cepat sambil membawa tiang infusnya masuk kedalam kamar mandi "Rey?"

Vanya beranjak dari tempat duduknya mengikuti Reyhan ketika melihat kamar mandi tidak ditutup, ia melihat Reyhan yang merendahkan badannya dan memuntahkan isi perutnya pada toilet. Dengan perlahan Vanya mengelus punggung Reyhan, dalam diam ia menghela nafasnya merasa tidak tega melihat Reyhan. sudah sejak tadi sore hingga sekarang jam delapan malam Vanya datang ke rumah sakit untuk menemani Reyhan. ia sempat bertemu sebentar dengan Kristina dan Revi namun mereka sedang keluar dan meminta Vanya untuk menemani Reyhan.

Vanya mengambil tisu yang berada di meja di kamar sebelum kembali kedalam kamar mandi. Reyhan mengelap mulutnya dengan air mengacur diwastafel sebelum mengambil tisu ditangan Vanya "merasa baikan?"

"Trimakasih"

"Sebenarnya kau sakit apa Reyhan? Kenapa tidak ada yang memberitahu ku?" Sudah berkali kali ia melihat Reyhan berdarah atau masuk kerumah sakit tapi tidak ada satu orang pun yang menjelaskan kepadanya.

Untuk sesaat Reyhan terdiam menghindari tatapan Vanya "badan ku lemah, setiap aku melakukan hal yang berat aku akan selalu mimisam atau bahkan pingsan"

"Lemah? Tapi badan mu terlihat atletis" ucap Vanya yang merasa janggal.

"Dulu Dokter rumah sakit lain menyuruhku berolah raga untuk menguatkan tubuhku, aku mengikutinya dan karena sering berolah raga justru aku sering masuk rumah sakit. ternyata dokter pribadi ku melarangku untuk melakukan aktifitas berat karena sesering apapun tubuh ku berolahraga itu tidak akan menguatkan ku"

"What?! Kau sudah menuntut dokter yang menyuruh mu olahraga?! Apa dia gila? Bagaimana bisa menjadi dokter?!" Reyhan terkekeh melihat Vanya yang mengoceh dengan wajah kesalnya.

"Tidak apa, setidaknya aku jadi punya badan yang bagus"

"Kau gila? Itu justru menyakitkan dirimu sen-aw, aw,aw" Vanya meringis kesakitan ketika Reyhan menarik pipinya gemas. Tidak sampai situ, Renghan mengangkat kedua tangannya dan menekan kedua pipi Vanya sehingga Vanya yang masih mengoceh menjadi berbicara tidak jelas  "sakit Reyhan!"

"Wow" Reyhan berhenti tertawa dan menghela nafasnya mendengar suara dari luar kamar mandi.

"mengganggu" Reyhan berdecak "ayo keluar"

Reyhan dan Vanya keluar dari kamar mandi disambut dengan tatapan mata dari Revi, Noah, Irene dan Vicki "Reyhan.., masih sakit sempat berbuat-Shit! Irene!"

"kau harusnya memukulnya lebih keras biar pikiran mesumnya hilang" ucap Reyhan sambil mengiring tiang infusnya kembali ke tempat tidur

"sialan kau Irene"

"jangan takut, aku tidak akan melukai mu seperti si brengsek itu" Ucap Noah yang sadar menjadi orang pertama ditatap Vanya.

Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now