Am I Wrong -27- Nightmare

442 27 10
                                    

BAGIAN DUA PULUH TUJUH

My Playlist - if The World was ending ___________________________

"Dengar? Jadi urus saja urusan mu brengsek"

pandangan Vero beralih menatap ke arah Vanya seolah olah meminta penjelasan dari tatapannya, melihat Vanya hanya terdiam Vero pun memutar bola matanya dan kembali melirik ke arah Reyhan. Vero mendengus sinis "hidung mu berdarah tolol"

mendengar itu Vanya segera mengambil tisu Madelaine untuk menyeka hidung Reyhan, Revi segera menarik tangan kembarannya itu dan menaruhnya dipundaknya
"Kita kerumah sakit"

"aku ingin berpamitan dengan Vanya dulu bodoh" kesal Reyhan pada Revi yang menyeretnya keluar dari kantin

"kau tidak akan berpisah hari ini, Reyhan" Revi mengerutkan keningnya melihat saudaranya tersenyum lebar padanya namun tidak begitu lama karena sehabis itu Reyhan terjatuh pingsan jika saja kedua temannya tidak menahannya mungkin Reyhan sudah mencium lantai kantin.

"Reyhan!"

"kau mau kemana?" tanya Madelaine disaat melihat Vanya memasukana kartu kantinnya dan mengambil handphonennya dengan terburu buru

"Vannesa bisa kah kau pinjam kan mobilmu?" tanya Vanya mengabaikan pertanyaan madelaine,

Vannesa menggeleng pelan "aku diantar supir ku hari ini" Vanya menghela nafasnya, ia melirik ke arah Vero tetapi laki laki itu segera mengalihkan wajahnya lalu berjalan meninggalkan kantin.

"Vero!!" teriak Gina, ia merapihkan nampannya dan beranjak dari tempat duduknya "Vero jangan tinggalkan aku"

apa yang kau harapkan Vanya?

"kau butuh tumpangan?" Vanya mengalihkan pandangannya dan melihat Zaki dan Kezia yang berdiri tidak jauh dari mereka. tidak heran jika mereka bisa paham dengan situasi Kantin, kantin sudah sepi semenjak Vanya mengeluarkan kata kata yang tidak mereka pikirkan akan keluar dari mulut Vanyary Thomas "aku bisa antarmu ayo"

"ya, ayo ikut aku, biar aku antar keparkiran dan Zaki akan mengambil kunci mobilnya di kelas" Vanya mengangguk dan berjalan mengikuti Kezia, ia kembali lagi untuk menarik tangan Madelaine agar madelaine ikut dengannya dan mengantarnya.

"Vanya, kita tidak bisa keluar sekolah" ucap Madelaine berusaha untuk menahan langkah Vanya agar tetap di sekolah

"no Madelaine! aku ingin di samping Reyhan sekarang" ucap Vanya penuh penekanan, Madelaine menatap mata Vanya yang terlihat cukup kalut ia pun terpaksa untuk melanjutkan jalannya menuju parkiran. sampainya di depan mobil Zaki, mereka menunggu sebentar Zaki yang sedang mengambil kunci mobilnya baru setelah itu mereka berangkat.

"dimana rumah sakitnya?" tanya Zaki sembari membawa mobilnya keluar dari pakiran

"rumah sakit terdekat sekolah"

"bagaimana dengan gerbangnya? aku tidak yakin mereka mau membukakannya" ucap Kezia yang duduk di samping Zaki sedangkan Vanya masih berkelut didalam pikirannya. ia sangat khawatir dengan Reyhan dan ia takut Reyhan akan meninggalkannya.

"sepertinya akan dibuka jika ada yang mengebut seperti itu" Zaki melihat kaca spion dan melihat mobil memberikan lampu dim dengan kecepatan tinggi sebelum berjalan melewati mobilnya. mata Vanya memicing melihat kearah tempat pengemudi "sialan, ini masih lingkungan sekolah"

 mata Vanya memicing melihat kearah tempat pengemudi "sialan, ini masih lingkungan sekolah"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now