Am I Wrong -30- The One That Got Away

434 32 7
                                    

Wajib sambil dengerin lagunya 😌👌🏻

BAGIAN TIGA PULUH

My Playlist - one Last Time by Ariana Grande
_______________________

"yang sakit kan kau, bukan aku" ucap Vanya disaat Reyhan menaruh gelas air putih yang sempat ia berikan pada Vanya untuk minum. Reyhan terkekeh berjalan kembali menuju ranjangnya. Vanya bisa melihat di saat Reyhan kembali duduk diranjangnya disamping Vanya dengan kaki yang menggantung, Reyhan  menarik nafasnya dalam dalam lalu menghela nafasnya. Oksigen tambahan selalu ada di hidungnya, apa itu tidak cukup? "kau menyulitkan dirimu, padahal aku bisa makan sendiri"

"Maddie bilang jika tidak aku suapi kau tidak makan" tangan Reyhan terangkat untuk menyapu bibir Vanya dengan jempolnya "badan mu semakin ringan-" ucapan Reyhan terpotong di saat Vanya secara tiba tiba memeluk badannya.

"dia bohong Rey, aku selalu makan. hanya saja tidak didepan Madelaine atau teman teman ku  yang lain" Reyhan terkekeh, ia membenarkan posisi Vanya agar bisa bersandar pada dada bidangnya. dan melanjutkan menonton film yang Vanya putar untuk ia tonton dengan Reyhan "badan mu bagus juga" canda Vanya.

"Berkat dokter gadungan itu" ucap Reyhan sembari mencium kepala Vanya, mencium aromanya dalam dalam. matanya melirik kearah tangan Vanya dan melihat cincin pertunangan mereka yang bertengger pada jemari manisnya. "Vanya"

Vanya berdeham untuk menjawab panggilan Reyhan

"jangan pernah bersedih" kali ini Vanya melepas pelukannya dan menatap Reyhan dengan bibir mengerucutnya.

"aku akan sedih jika kau pergi" ucap Vanya membuat Reyhan mengalihkan pandangannya kearah lain "jika kau tidak mau aku sedih maka jangan pergi"

Dada Reyhan terasa tercubit mendengar ucapan Vanya, ia merasa sedih tahu jika dia tidak bisa memenuhi permintaan Vanya. "bersedih tidak akan mengembalikan hal yang sudah terjadi, itu akan menghabiskan waktu mu. masih banyak emosi yang bisa kau keluarkan selain bersedih"

"marah?"

"bukannya memang kau selalu marah?" canda Reyhan yang langsung mendapati cubitan dari Vanya membuatnya tertawa pelan, Reyhan kembali terdiam menatap Vanya dengan senyum hangatnya cukup lama "cepat. kau harus cepat melupakan ku"

mendengar ucapan Reyhan, Vanya menggigit daging pipinya sendiri menahan air matanya yang mulai menumpuk di matanya, ia mengalihkan pandangannya menatap ke arah meja dekat sofa "apa kau liat permen ku, aku butuh permen"

Vanya hendak beranjak dari duduknya namun tangan Reyhan menariknya, ia hampir menabrak dada Reyhan jika Reyhan tidak langsung memegangi rahangnya dan mencium bibirnya. Tangan kiri Reyhan yang bebas menarik pinggul Vanya agar ia mendekatkan badannya pada Reyhan, disaat yang bersamaan Reyhan bisa merasakan pipinya mengalir air mata.

Reyhan membuka matanya cepat dan melihat air mata milik Vanya yang mengalir deras. Melihat itu Reyhan segera melepas ciumannya

"Jangan membahasanya lagi, aku benci menangis" ucap Vanya tidak mau menatap mata Reyhan.

"Tapi aku ingin membahasnya terus karena selalu akan berakhir kita ciuman"

"Reyhan!"

"sudah ku bilang jangan bersedih" ucap Reyhan sembari terkekeh sembari menghapus dengan lembut air mata Vanya dengan ibu jarinya

"Aku tida-"

Cup!

"Reyha-"

Cup!

Am I Wrong? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang