Am I Wrong -48- The Revenge

399 19 6
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH DELAPAN

My Playlist - Happier Than Ever by Billie Ellish
________________________

"Mor-"

"Vero bisa kah kau membawa mobilnya cepat? Aku sudah telat sekali" ucap Vanya yang masuk kedalam mobil Vero dengan terburu buru.

"Tentu" Vero menuruti ucapan Vanya dan segera mengendarai mobilnya berjalan menuju sekolah. Ia melirik ke arah kaca spion belakang dan melihat mobil SUV yang mengikutinya. "Bodyguard mu akan ikut menonton?"

"Tidak, ada Rangga di dalam, dia membawa barang barang ku" Vanya melihat ke arah jam yang berada di handphonenya yang menunjukan pukul setengah tujuh malam, ia telat setengah jam untuk latihan Cheerleader sebelum nanti jam delapan akan tampil untuk acara lomba Cheerleader antar sekolah yang di adakan di sekolahnya. "Boleh aku pinjam cas mu? Batre ku hanya sepuluh persen"

"Iya, ada didalam dashboard" ucap Vero sembari fokus membawa mobil. Setelah mengecas handphonenya Vanya merogoh ke tas ransel kecilnya dan mengambil sisir untuk menyisir rambutnya yang berantakan. Vero melirik sekilas ke arah Vanya, ia tersenyum jahil sebelum tangannya bergerak untuk mengusap rambut Vanya agar kembali berantakan membuat Vanya kesal.

"Vero aku sudah menyisirnya"

"Apa pakaian mu tidak terlalu terbuka? Ini sudah malam" kening Vanya mengkerut melihat ke arah baju cheerleadernya yang modelnya seperti baju Cheerleader pada umumnya dan lagi sekarang ia memakai cardigan.

"Menurut mu?"

"Aku tidak mau jika orang melihat badan mu" ucap Vero dengan nada merujuknya membuat Vanya terkekeh gemas.

Vanya melepas seatbelt miliknya dan bergerak mendekati Vero untuk mencium pipinya membuat Vero terkejut "Vanya, aku sedang membawa mobil"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vanya melepas seatbelt miliknya dan bergerak mendekati Vero untuk mencium pipinya membuat Vero terkejut "Vanya, aku sedang membawa mobil"

"Oh ya?" Senyum miring Vanya mengembang, ucapan Vero tidak membuatnya berhenti, ia bahkan mencondongkan badannya agar bisa leluasa mengecup pipi Vero. tidak hanya di pipi, kecupan Vanya berjalan menuruni leher Vero.

"Vanya.. pakai kembali seatbelt mu bahaya jika aku mengerem mendadak" ucap Vero setelah menelan ludahnya susah payah. Ia harus terfokus membawa mobil namun kecupan Vanya padanya membuat dirinya ingin sekali menepikan mobilnya untuk mencium Vanya.

"Sudah" ucap Vanya sembari membenarkan posisinya kembali duduk tepat disaat itu lampu lalu lintas di depan mereka berganti warna menjadi merah.

"Tidak, kau belum selesai" kening Vanya kembali mengkerut melihat Vero melepas seatbelt miliknya, tangannya bergerak memegangi kepala jok Vanya duduki sebelum mencium bibir Vanya. Menciumnya dengan ganas bahkan tangan Vero yang berada di stir mobil sudah berpindah pada rahang Vanya, tidak memberikan Vanya untuk bernafas.

"Ah.." tanpa sadar Vanya mengeluarkan suara desahannya disaat Vero menggigit bibirnya. Suara klakson terdengar membuat Vanya mendorong badan Vero.

Vero tersenyum miring meledek ke arah Vanya sebelum memperbaiki posisinya dan kembali menjalankan mobilnya. "Jangan coba coba untuk menggoda ku"

Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now