Am I Wrong -46- Begging You

392 19 2
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH ENAM

My Playlist - Sad eyes by Jame Arthur
____________________________

"Vanya?! Kau kenapa?!" Tanya Vannesa setelah berhasil menerobos kerumunan yang berada di depan toilet. Mendengar nama Vanya, Vero yang sedang berniat melanjutkan jalannya menuju kelas terhenti dan masuk kedalam kamar mandi. Ia melihat kearah Vanya yang terduduk di lantai dengan pakaian basah. Dengan cepat Vero melepas kemeja putihnya lalu menggantungnya pada kedua bahu Vanya.

Mata Vero melirik sinis ke arah Revi yang duduk di depan Vanya "bukan aku sial, aku datang dia sudah terkunci dikamar mandi"

"Kenapa kau masuk kamar mandi perempuan Revi!?" Tanya Madelaine menyuarakan isi hati Vero

"Aku tidak asal masuk, tadi ada tulisan toilet di tutup tapi aku mendengar suara orang dari dalam makanya aku masuk" ucap Revi cepat sebelum ia di tuduh macam macam oleh orang orang.

"Vanya ini" pandangan teman teman Vanya beralih menatap ke arah Irine yang membawakan handuk putih.

"Ayo pergi dari sini" ucap Vero sembari memegang kedua bahu Vanya. Vanya terdiam namun ia mengikuti ucapan Vero mereka berdua berjalan keluar dari toilet melewati beberapa orang yang melihat "kau mau mandi?" tanya Vero yang di jawab gelengan dari Vanya

"Kalau begitu ayo pulang"

"apa yang terjadi?" tanya Bryan menatap badan Vanya yang basah, Vero menggeleng pelan, ia menunjuk ke arah stroller robot bayi punya nya "tidak, tidak kau tidak akan meninggalka-"

"tolong"

Bryan mengerjapkan matanya sebentar mendengar kata langka keluar dari mulut jelek sahabatnya itu "okay...."

"ke parkiran" ucap Vero sebelum berjalan menuju parkiran bersama teman temannya, teman temannya hanya terdiam tidak berani menanyakannya karena melihat keadaan. mereka menjadi pusat perhatian karena baju dan rambut Vanya yang terlihat basah belum lagi tangan Vero yang mengandeng tangan Vanya selama perjalanan menuju parkiran

"kalian akan pulang?" Tidak menjawab, Vero membukakan pintu mobil untuk Vanya sebelum masuk pada sisi lainnya membuat teman temannya memicingkan matanya.

"Sial Vero mengambil kesempitan pada kesempatan" ucap Bryan sembari menatap Vero yang sedang berbicara ada Vanya di dalam mobil.

"Kebalik bodoh" sahut Vannesa sembari menggelengkan kepalanya, ia melirik ke arah teman temannya "jadi.. siapa yang membawa uang cash lima ratus dollar untuk satpam?"

"Aku" ucap Natha

"Bagaimana dengan kelas?"

"Pinta saja Devon"

"What the heck guys, ini hanya aku atau kalian juga melihat mereka berpelukan di dalam mobil?" Tanya Develyn masih menatap Vero dan Vanya dari luar, tidak mendengar suara dari temannya Develyn membalikan badannya dan melihat teman temannya sudah masuk kedalam mobil masing masing mereka. "Dylan tunggu aku!"

Vero melirik ke arah tangannya yang sedang menggengam erat tangan Vanya yang terasa sangat dingin itu sembari membawa mobil keluar dari parkiran sekolah. Ada banyak pertanyaan di kepala Vero, biasanya Vero mudah membiarkan pertanyaan itu mengumpul di kepalanya tanpa perlu di suarakan namun kali ini ia tidak bisa, ia ingin bertanya apa yang terjadi dengan Vanya dan juga mengapa harus Revi?

"Kau tidak ingin bertanya?" ucap Vanya secara tiba tiba, ia menggengam kuat kain tipis milik Vero yang selalu berada di mobilnya itu.

"Aku ingin bertanya tapi kau masih terlihat shock" jawab Vero sembari mengelus lembut punggung tangan Vanya dengan ibu jarinya. Matanya melirik ke arah mobil kencang milik Natha yang berjalan melewati mobilnya. Ia tahu, sudah menjadi kebiasaan geng mereka untuk menyogok satpam agar membukakan gerbang sekolah tanpa harus melaporkannya. Karena itu Vero lebih memilih memakai motornya ketimbang melewati gerbang, walaupun mereka juga tidak akan melarang dirinya keluar.

Am I Wrong? [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz