Am I Wrong -47- Bye Problem

398 20 3
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH TUJUH

My Playlist - Don't Give Up On Me
_____________________

"Bagaimana? Apa segar sudah mandi?" Ledek Dylan pada Vero yang datang bersama Vanya menghampiri mereka di ruang televisi.

"Jangan berpikiran aneh aneh, aku hanya menunggunya di kamar" decak Vero sembari mendekati stroller bayi nya. Senyumnya mengembang tipis, ia bangga bayi nya tidak ribut dan masih tertidur tenang.

"Jangan bangga sial, dia menangis dan kami harus mengganti popoknya" Bryan bergidik ngeri mengingat beberapa saat yang lalu, robot bayi miliknya dengan milik Vero secara bersamaan menangis. Beruntung disaat itu Rangga hendak mengambil robot itu sehingga ia tidak perlu mengurus dua robot bayi yang menangis kencang. Rangga bahkan mengeluh.

"Vanya, kau tidak tahu siapa yang melakukan ini semua?" Sahut Develyn membuat semua mata tertuju pada Vanya.

"Tidak, mereka meledek ku dengan suara di buat buat"

"Sudahlah Dave, percaya pada ku, itu pasti Gina dan teman temannya. Tidak ada orang lain yang mempunyai alasan kuat untuk bunuh diri dengan cara membully Vanya" Madelaine berhenti memberi susu pada bayinya sebelum menggendongnya untuk tertidur. "Belum lagi baju olahraga mu menghilang"

"Benarkah- makasudku kenapa dia jahat sekali" Natha mengkoreksi cepat di saat melihat tatapan menusuk dari Madalaine

"bagaimana dengan kaca sekolah? bukannya kau meminta Anthony mencari tahu tentang itu?"

mendengar sahutan Dylan, pandangan Vanya beralih menatap Vero "kau tidak memberitahuku itu"

"Aku tidak bisa menuduhny-"

"Bilang saja kau tidak mau Gina sakit hati" potong Vannesa dengan senyuman meledeknya namun ia segera menyesali perbuatannya karena ia melihat tatapan kecewa dari wajah Vanya yang masih menatap Vero.

"Ness..."

"Aku ingin pergi sebentar" Vanya memutar bola matanya dan beranjak dari tempatnya meninggalkan teman temannya mengabaikan Vannesa yang berteriak meminta maaf.

"Vannesa kau membuatnya pergi dua kali hari ini" ucap Bryan sembari menggeleng gelengkan kepalanya sebelum menatap Vero "lagi pula jika sudah tahu kenapa kau tidak memberitahu Vanya? Bagaimana pun itu terlihat jelas di jatuhkan untuk Vanya"

Vero terdiam melihat teman temannya yang menunggu jawabannya "kalian seharusnya tidak memberitahu itu"

Vanya berjalan menuju rumah yang berada di belakang Mansionnya, rumah dimana para pekerja tinggal. Sampainya didepan rumah itu, Vanya berdiri di depan rumah itu. Ia baru pertama kali menghampiri rumah ini sehingga ia tidak tahu dimana kamar Rangga berada.

Ck bukannya disaat dicari seperti ini dia tidak ada. jika tidak dicari, dia dimana mana.

Vanya hendak membalikan badannya namun ia terhenti ketika melihat Rangga dengan cangkir teh ditangannya keluar dari rumah itu.

"Miss?" Vanya melihat Rangga dari atas hingga bawah, untuk pertama kalinya ia melihat Rangga tanpa setelan hitam layaknya bodyguard. "Silahkan duduk"

Vanya berjalan duduk di salah satu kursi di depan teras rumah itu "kau boleh duduk, Rangga santai saja"

"Apa Anda ingin memberitahu apa yang terjadi didesekolah?" Tanya Rangga sembari ikut duduk di samping Vanya, Vanya terdiam tapi Rangga bisa tahu jika atasannya ini telah di ganggu karena tidak mungkin Vanya pulang dengan keadaan basah di waktu kelas dimulai "apa ada yang mengganggu Anda di sekolah?"

Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now