EXTRA PART - Lovers

457 29 11
                                    

EXTRA PART

My Playlist - Lover by Taylor Swift
___________________

7 Years later...

"Ya.. dia teman Madelaine tapi aku belum pernah menyapanya langsung. Kata Madelaine, dia orangnya cukup ramah dan tidak berkata kasar" Natha menyesap nikotin yang ia sematkan pada jemarinnya.

"Benarkah? Aku sudah mencarinya ternyata dia tidak memiliki kekasih" sahut Bryan membuat Dylan dan Natha menatapnya tidak percaya.

"Bagaimana dengan Adele bodoh!" Bryan meringis mendapatkan pukulan dikepalanya dari Dylan "lagi pula dia terlalu cantik untuk mu!"

"Ya aku pikir gadis cantik seperti Vanya tidak menyukai anak seumurannya"

"Benarkah?" Bryan Natha dan juga Dylan segera menatap sumber suara dan melihat ke arah Vero.

"Ya, kurasa dia lebih menyukai Pria kaya seperti Harry Fernandez, mungkin"

"Natha, jangan berbicara seperti itu. Kau membuat ku ingin mundur sebelum maju"

Kening Bryan mengkerut menatap Vero "aku pikir sakin tidak adanya kau bersuara, kau sudah pulang-Aw, Dylan!" Kesalnya ketika Dylan kembali memukul kepalanya sehingga ia hampir kehilangan keseimbangannya pada motornya yang besar itu.

"Kita sudah berteman semenjak middle school dan kau masih terkejut dengan itu?" Dylan menggelengkan kepalanya, ia melirik ke arah handphone Vero yang sedari tadi Vero perhatikan sebelum merebutnya. Vero yang memiliki sifat pendiam itu hanya bisa berdecak kecal dan menatap tajam sahabatnya itu. Ia tidak bisa mengambil handphonenya karena ia sedang menopang motornya "Mari kita lihat apa, Shit... ternyata kau diam diam sudah mencari tentangnya?!"

"Wah.. kau benar benar Vero? Setau ku Vero yang ku kenal dia gay"

"Brengsek kau" Vero menstandarkan motornya dan beranjak dari tempatnya untuk mengambil handphonenya sebelum kembali duduk di motornya. Ia mengambil helm yang ia taruh di kaca spionnya. "ayo, kau bilang kita akan ke restaurant mu"

"Vero, ada Vanya" ucap Dylan membuat Vero menghentikan pergerekannya dan menengok ke arah yang ditatap Dylan. Seketika suara tawa teman temannya itu terdengar, meledek kearah Vero yang tertipu. Vero memutar bola matanya malas, kenapa juga ia begitu cepat mengalihkan pandangnnya ketika mendengar nama Vanya. "Vanya?"

"Dylan, aku tidak akan tertipu lagi dengan tipuan mu. Lebih baik, aku pulang" ucap Vero datar sembari siap memakai helmnya.

"Apa aku boleh minta tolong?" mendengar suara peremuan membuat Vero menengok namun tidak secepat ketika Dylan menipunya. benar saja, Vero melihat gadis yang sedari kemarin ia lihat secara diam diam. bibirnya berkedut samar, gadis ini lebih cantik jika dilihat lebih dekat. 

"tentu, ada yang bisa ku bantu?" Bryan segera turun dari motornya dan menghampiri Vanya.

"bisakah aku meminjam handphone? handphone ku mati, aku ingin memesan Uber"

"Vero bisa mengantarmu" semua pandangan beralih menatap ke arah Dylan "benarkan Vero? kau juga bilang ingin pergi"

Vero mengernyitkan matanya, dia bilang dia ingin pergi tapi ke restaurant Dylan. ruangan Vip tempat mereka berkumpul bersama. "tidak usah tidak apa, aku tidak mau merepoti kalian"

"tidak apa, kami tidak mempunyai aplikasi itu. lebih baik teman kita yang antar dari pada kau harus berjalan jauh kedepan gerbang sekolah untuk mencari taksi" Vanya terlihat menggigit bibirnya bingung, mungkin tida tidak tahu yang mana Vero. Vero mengambil helmnya dan memakainya, ia menaikan standar motornya sembari menyalakan mesin motornya.

Am I Wrong? [END]Where stories live. Discover now