Bab 1| Dibalik Sakit.

9K 226 25
                                    

   Ira berjalan menuju kamar Rafi hanya sekedar mengobrol dan bercanda layaknya saudara.

"Kak Rafi... Kakak." Suara Ira terdengar panik, pun dengan wajah cantiknya.

Ira memutar matanya kesal, Kakaknya tak ada dikamar.

"Kemana sih tuh anak.. ngilang mulu." Ujar Ira, Menuju ke balkon kamar Rafi.

"Bego banget si gue, matahari bisa ngitemin kulitnya kalo dia disini." Ujar Ira setelah dari balkon.

"Aaaaaaa." Teriak Ira saat mendapati sosok lelaki telanjang dada.

Ira membalik tubuhnya membelakangi lelaki tersebut.

"Apaan sih ra? Suara kamu cempreng tau ga." Ujar Rafi meminta Ira membalikan badanya.

"Ish! Ngeselin!" Ira mendorang tubuh Rafi kencang.

Rafi terkekeh geli melihat kelakuan adik perempuanya yang masih berkelakuan kekanak-kanakan melebihi Fahmi.

"Maaf Rara cantik.. ada apa heum?" Tanya Rafi memakai kaos bertulisan 'cool

"Nanti malam malming yuk kak." Ajak Ira memeluk Rafi dari samping.

"Males ah, kamu ajakin ayang Gilang aja." Goda Rafi merangkul Ira erat.

Ira mencubit pantat Kak Rafi asal-asalan karena kesal dan juga malu.

"Awwww, jahat banget deh." Ringis Rafi, mengusap pantatnya.

"Bodo." Umpat Ira, Ia duduk dibibir kasur.

"Kakak mah udah pinter dobel-dobel. Kamu kale yang bodo." Ejek Rafi membuat Ira menjambak rambut Rafi kencang.

"Lepasin Ra. Sakit suer." Pinta Rafi dengan suara memelas.

"No! Bilang dulu kalo Rara cantik, baik, pinter. Buru!!" Suara alay milik Ira membuat Rafi mengangguk lemah.

"Dedek Rara yang paling cantik, baik, pinter lepasin dong. Sakit nih." Suara Rafi yang membuat Ira tertawa renyah.

"Sorry." Ujar Ira melepaskan jambakanya.

"Untung gue diwarisi kegantengan dari papa." Ujar Rafi mengelus rambut hitamnya.

Ira memutar matanya jengah setiap Rafi percaya diri tingkat akut.

"Duduk!" Ira menarik tangan Rafi hingga duduk disampingnya.

"Kak. kenapa sih panggilan Rara cuma boleh buat keluarga?" Tanya Ira dengan serius.

"Karena...." Ujar Rafi sengaja mengantung.

"Karena apa?" Tanya Ira antusias.

Rafi menarik hidung mancung adiknya gemas. Ira terkekeh, Ia senang diperlakukan manis oleh Kakaknya.

"Kamu kan pararel tiga Ra. Kenapa bego gini sih." Rafi menepuk jidatnya. Sedangkan Ira hanya senyum kuda.

"Gini Rara sayang.. Seorang yang ga bakalan ninggalin kita itu cuma keluarga, sewaktu temen, sahabat, pacar ninggalin kita karena tau kekurangan kita cuma keluarga yang ada buat kasih kita semangat." Jelas Rafi panjang kali lebar kali tinggi bangunan.

"Family is my life." Peluk Ira seketika.

"Peluk semau kamu Ra. Kakak bakalan ada buat kamu." Bisik Rafi lembut.

"Thank you for your concern brother, I Love You." Ira semakin memeluk Rafi erat, Ia menangis sampai kaos Rafi basah.

"Udahlah, Ra. Kamu masih sedih karena Mela ya?" Tanya Rafi. Sontak Ira mendongakan kepalanya agar mata mereka bertemu.

Mengejar Cinta IllahiWhere stories live. Discover now