Bab 7| Laba-laba.

1.7K 110 2
                                    

       Jangan lupa vote dulu,
hargailah kalau dirimu mau dihargai!

*****

PLAKK.

   Lelaki tampan itu memegangi pipinya kuat, Ia menggelengkan kepalanya benci seraya tersenyum pahit. "Aku tau kamu marah, Ra. Tapi bukan berarti kamu bisa bertindak ga adil ke aku." Ucap Gilang yang masih berdiri tegak dilapangan luas yang saat ini tak ada orang terkecuali mereka.

   Ira masih diam, dan menatap Gilang kosong. Rasanya Ia ingin sekali bicara banyak dan melupakan kejadian malam itu, tapi bibirnya tak kuasa menuruti pikirannya. Bayangan buruk malam itu datang kembali padanya.

"Please don't shut me out, don't be such a dear little child," Ucap Gilang lalu mendekap Ira dalam pelukanya. Ira tak membalas pelukan kekasihnya Ia hanya bisa mengeluarkan air bening dari mata yang kini memerah.

"Kamu harus tau kalo aku cemburu lihat kamu sama cowo brengsek itu." Jelas Gilang yang membuat Ira menoleh dengan tatapan lain.

Ira menepis kasar jari-jari Gilang yang menyentuh rambut kecilnya. "Gue ga suka lo ngatain Auva brengsek, yang harus lo tau itu kaya apa gue kalo ga ada Auva malam itu!" Ucap Ira dengan penuh penegasan.

"Tapi ra ak--" Ira memotong ucapan Gilang cepat. "Yang gue bilang itu bener, dan apa yang mau lo bilang itu bohong!" Tegas Ira kembali.

Gilang menghembuskan nafasnya pelan lalu menarik pergelangan tangan Ira dengan kuat namun tak keluar dari lembut. Sadari tadi Ira menurut dan tersenyum devil melihat pemandangan lain didepanya.

"Gue ga butuh beginian!" Ucap Ira menendang hiasan-hiasan kecil didekatnya. Gilang hanya bisa tersenyum sakit, saat wanita pujaannya tak lagi menganggapnya ada.

"Duduk Ra," Ucap Gilang mempersilahkan Ira duduk di kayu tua yang tertutupi daun jati.

"Gue ga punya waktu banyak." Suara Ira yang terdengar sangat ketus ditelinga Gilang.

Gilang mengangguk lalu memberinya sebuah botol yang tertutup kain berwarna hijau. "Buka gih, aku yakin kamu pasti suka." Ucap Gilang meyakinkan Ira dengan senyumnya.

Ira sedikit terkejut setelah membuka pembungkus kain dari botol kaca, Pandangannya kini beralih pada lelaki didepanya. "Buat apa?" Tanya Ira dengan nada yang terdengar dingin, Gilang hanya bisa memaklumi karena itu semua terjadi atas ulahnya.

"Kamu tau apa arti itu?" Tanya Gilang dengan nada pelan, Ira hanya menggeleng malas.

Gilang tersenyum lalu mulai menjelaskan semuanya pada Ira. Tapi Ira masih tak percaya dan terus bertanya pada Gilang. Hal ini membuat hati Gilang merdeka api.

"Iya dong, kamu ngga tau kalo laba-laba itu punya banyak arti dalam mimpi?" Tanya Gilang kembali.

"Ya ngga tau dan ngga percaya." Ucap Ira dengan mimik khasnya. Sedangkan Gilang terkekeh geli.

   Ira memang beda dari yang lain, dia wanita yang mudah menstabilkan hatinya, saat dia ingin bersedih malah ada timbul perasaan biasa atau mungkin bahagia. Hal itu pun disadari Ira, yang membuat dirinya bersyukur pada kebaikan Tuhan.

"Seminggu setelah kejadian buruk itu. Aku mimpi digigit laba-laba.." Ucap Gilang terpotong. "Terus Gue yang dapet imbasnya gitu?" Seru Ira dengan nada sengitnya.

"Enggalah. Makanya jangan main potong gitu, Kata Papa arti mimpiku itu punya seorang yang sayang sama aku tulus, sahabat sejati, ada yang sabar sama sifatku, dikelilingi orang baik, dan perubahan emosional." Ira yang dari tadi mendengarkan ucapan Gilang hanya bisa menujukkan wajah bingungnya.

Mengejar Cinta IllahiWhere stories live. Discover now