Bab 3| Makam Malam.

2.4K 118 20
                                    

   Malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya. Bintang begitu banyak dan juga terang, angin begitu dingin menyejukan. Apa mereka juga ikut serta dalam diner Ira dan Gilang.
    Ira memperhatikan dres putih bermotif bunga-bunga yang indah. Cantik. Batin Ira sambil tersenyum. Ira duduk ditempat rias dan menuruti semua permintaan Cla, Ya. Cla pintar berias, pasti Ira akan terlihat lebih cantik setelah dimodis oleh Cla.
     Cla menatap Ira yang tampak gugup, sesekali Cla mencandai Ira dengan berbicara "Aku rebut kak Gilang dari kamu!". Ira hanya tertawa pelan, hatinya sudah sangat senang mendapat kejutan dari lelaki pujaannya.
     Ira kembali mengecek ponselnya, menunggu kekasihnya memberi aba-aba untuk keluar dari rumah. Sudah hampir telat lima belas menit dari yang dijanjikan, Ira tetap berfikiran positif.

"Duduk dulu lah, Ra. Nanti juga Kak Gilang dateng, macet kale." Ucap Cla seraya menatap Ira dengan penuh kepedulian.

Ira menghembuskan nafasnya gusar, Ia duduk dibibir kasur dengan perasaan yang tidak tenang. "Apa dia phpin gue ya." Ucap Ira membuat Cla berlagak layaknya ibu yang tak terima hinaan untuk buah hatinya.

"Jangan gitu lah! Kak Gilang itu serius sama kamu." Ucap Cla meminta agar Ira tetap berfikir positif.

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Ira, Cla membuka pintunya dengan cepat.

"Minggir!" Ucap Rafi mendorong tubuh Cla yang menghalanginya masuk.

"Rara. Gilang dah didepan, hp nya mati, buruan gih!" Ucap Rafi menarik tangan Ira denga cepat. Cla ikut turun menemani mereka.

Saat berada dilantai bawah, Ira belum bisa menemui kekasihnya. Dia lebih mendahulukan malaikatnya. "Rara mau kemana?" Tanya Raya seraya mendekati mereka bertiga.

"Rara mau makan malam sama Kak Gilang, Ma." Ucap Rara sambil menunduk.

"O gitu, yaudah hati-hati ya, Sayang." Ucap Raya memberi ijin. Ira tersenyum seraya mencium tangan punggung Mamanya.

"Hayu Ra buruan!" Ucap Cla disela-sela jalan.

"Iya iya." Balas Ira ikut panik.

  Ira berjalan pelan mendekati mobil Ferrari biru milik kekasihnya. Jatungnya berdetak begitu kencang, Ia baru pertama kalinya memakai dress didepan Gilang, Ia baru pertama kalinya memakai make up didepan Gilang. Dan itu hal gial menurut Ira.

"Gue titip adek gue ya, Lang. Awas macem-macem!" Ucap Rafi seraya mengepalkan tangannya memberi peringatan. Sedangkan yang diajak bicara hanya diam terus menatap Ira tanpa berkedip.

"Weih weih! Kak Gilang jaga mata dong." Suara cempleng Cla, mengagetkan Gilang.

"Rara masuk dulu ya, Kak. Jagain mama." Ucap Ira seraya masuk kedalam mobil dan duduk dikursi penumpang dekat supir.

"Gue jalan dulu." Ucap Gilang pada Rafi dan Cla. Mereka berdua mengangguki.

  Selama diperjalanan Ira hanya bisa diam, Ia kehabisan cara untuk bisa berbicara dengan kekasihnya.

"Ra. Kamu laper ngga?" Tanya Gilang dengan nada lembutnya, nada yang baru pertama kali Ia dengar, bahkan saat menembak Ira pun Gilang masih mengunakan nada judesnya.

   Ira diam tak berkutik, Otaknya lebih lemot dari biasanya. Padahal pertanyaan Gilang sangat mudah, Ira hanya menjawab Ya atau Tidak. Kenyataanya Ira tak pintar dengan urusan hati.

"Ra.. Ko kamu diam sih?" Tanya Gilang kembali, Ira mengalihkan pandangannya kewajah tampan Gilang.

Gilang tersenyum. "Kamu masih marah ya? Aku bakalan jelasin semuanya, tapi nanti." Ucap Gilang seraya membelai pipi merah Ira. Dia benar-benar bisa gila berkat perlakuan manis Gilang.

Mengejar Cinta IllahiWhere stories live. Discover now