36| Mahabbah

2.6K 108 8
                                    

Aku menuju kelas, kebetulan kelas sudah ramai. Yang aku dengar akan ada ulangan harian di mapel Matematika, dengan ancaman nilai di bawah KKM akan di beri soal remidial lima puluh biji. Dan kemungkinan itu membuat nyali anak-anak di kelasku menjadi sedisiplin ini.

Aku tersenyum menatap Alisa yang sedang fokus pada dua buku di atas meja. Ditemani dengan Zahra yang duduk di bangku ku, mereka berdua memang tidak ku tahu akan kedatanganku pagi ini.

"Assalamu'alaikum cantikku," kataku seraya tersenyum tulus

Mereka berdua mendonggak dan hampir menjerit bersama, lalu berhambur memeluk ku. Aku membalas pelukan mereka, begini rasanya di rindukan dan merindukan.

Ada rasa sesak yang terlepaskan.

"Ya Alloh, Kamu kok lagi kelihatan sih! Pergi kemana aja? mentang-mentang udah SAH langsung bolos sesukanya." Alisa mencibirku.

Aku terekekeh, dari dulu bibirnya yang tipis memang menghasilkan banyak kata.
"Lebay ah! Orang baru seminggu kok. Lagi pula juga di rumah aja," Kataku

"Seminggu itu lama sayang," Zahra menggeleng,

"Nih, aku sama Zahra udah fotocopy catatan selama kamu absen,"

"Ya ampun baik sekali sahabatku," Aku terkekeh

"Ra, pokoknya kamu hutang cerita sama kita!"

Aku mengangguk. "Iya, mau cerita apa deh?"

"Malam pertama gimana?" Bibir Alisa berucap dengan semangat membinar di matanya

Aku melongo, dan Zahra terkekeh.

"Ih! Apaan sih, tanya yang lain dong!" Aku menutupi gugupku

"Ah jangan gitu dong,"

"Seru ya Ra?"

"Wah Ira malu-malu aja,"

Mereka berdua semakin menggodaku.

"Udah deh, fokus aja sama sekolahnya." Kataku

Beberapa menit waktu tersisa aku habiskan untuk mengobrol segala kegiatan satu minggu ini. Alisa yang sekarang sudah mulai menemukan sosok pujaan hatinya , tidak henti-henti ia mengatakan kalimat-kalimat lebay ala bucin. Sedangkan Zahra masih tetap sama, mengejar cita-citanya dan membahagiakan ibunya.

"Eh buruan siap-siap, Bu Risa mau masuk!" Akbar memasuki kelas dengan mimik ketakutan

Mendengar itu Zahra bergegas untuk pamit. "Semangat ya kalian! Aku ke kelas dulu,"

"Astaga, Gua belum buat contekan nih!" Asma frustasi

"Alah sama! Yaudah lah, bawa buku aja," putus yang lain, kami hanya mampu geleng-geleng kepala. Ternyata masih ada yang tidak belajar dengan benar.

Bu Risma datang dengan membawa lembaran-lembaran yang ku duga sebuah soal.

"Assalamu'alaikum, bagaimana sudah siap?" Tanya Bu Risma

Hening.

"Diam artinya iya, tolong kalian berdua bagikan soal ini." Bu Risma menyuruh Udin dan Ahmad

***

"Ya ampun, gila banget. Baru pertama kali bisa ngerjain semua soal." Alisa tersenyum sumringah

"Bagus dong, artinya usaha kamu sungguh-sungguh."

"Hehe, iya dong, Ra. Kan aku mau memperbaiki diri buat doi,"

Aku dan Zahra memutar bola mata sebal. "Sayangku, berubah menjadi lebih baik itu bagus, tapi niatnya juga harus baik." Zahra berkomentar,

Mengejar Cinta IllahiWhere stories live. Discover now