Bab 2| Pacar Tapi Judes.

4K 143 11
                                    

   Cahaya matahari memasuki kamar mewah gadis pemilik wajah kearab-araban tersebut.

Kriiing. Bunyi alarm membuat tidur Ira tak tenang.

Kriiiing. Bunyinya kembali datang nyaring ditelinga Gadis itu.

"Kamvret." Ucap Ira meraih alarm dengan mata tertutup.

Saat alarm sudah ada digengamanya Ia hendak membanting benda itu asal tapi suara nyaring tersebut membuat Ira membuka matanya.

"Shit!" Maki Ira dengan nada kesalnya.

Ia melotot saat melihat sekarang sudah pukul 06.40 WIB.

"Bego bego bego. Arrh!" Frustasi Ira seraya beranjak dari kasurnya.

Ia bergegas mengambil haduk dan segera masuk ke kamar mandi, dalam waktu lima menit pun Ia selesai bersiap.

Gadis dengan rok seatas lutut itu menuruni tangga dengan cepat.

"Mamaaa." Teriak Ira mencari mamanya.

"Mana sih." Kesalnya.

"Non Ira, makan dulu ya? Nyonya masih dirumah sakit." Jelas Iyem. Pembantu dirumahnya.

Ira menghembuskan nafasnya kasar. "Ngga deh bik, udah ga sempet." Ujar Ira lalu pergi.

Selama diperjalanan Ia menatp kearah jam tangannya. Bukan karena takut telat, dikarenakan ini ada ulangan harian Matematika dan gurunya sangatlah killer.

"Non gerbangnya ditutup nih." Jelas Pak sutris pada Ira.

"Ya jelas lah, Pak. Ini tuh jam tujuh lebih lima belas menit." Ujar Ira seraya membuka pintu mobil.

Ira berlari mendekati gerbang. "Huft, gue harus apa nih?" Pikir Ira keras.

Saat Ira sedang memanjat gerbang tiba-tiba ada satpam lewat. Dan alhasil?

"Hei mau apa kamu?! Mau bolos ya." Suara paruhbaya tersebut membuat Ira mencari keberadaanya.

Ira tersenyum malu. "Engga ko, Pak." Jawab Ira.

"Ayo cepat masuk!! Ga boleh bolos, orangtua kamu itu susah payah cari uang buat kamu." Ceramahan Pak Satpam membuat hati Ira bahagia.

"Iya Pak, Saya ga jadi bolos deh. Maaf." Ujarnya lalu berlari kencang.

"Dasar satpam bego! Udah jelas gue arahnya dari depan malah dituduh bolos. Ck!" Batin Ira tertawa renyah.

Ia kembali berlari menuju ruang kelasnya.

"Weeeh Ira, untung deh lu!" Ujar Kelvin merangkul Ira saat Ia memasuki kelas.

Ira melepaskan rangkulan Kelvin kasar. "Paan sih." Ujar Ira berjalan ke arah bangkunya.

"Ira. OMG," Teriakan Cla.

Ira menutup kupingnya. "Lebay deh lu, Cla." Ujar Ira dengan nada kesal.

"Yeee gue tuh khawatir, sayang." Ujar Cla seraya membelai rambut Ira.

"Ra, tadi pagi elu dicari Kak Gilang tuh." Ujar Windi. Sahabat Ira juga.

Pipi Ira kemerah-merahan. "Eum, yang bener?" Tanya Ira menutup matanya.

Mereka berdua terkekeh. "Iya, Ira. Eh elu untung banget telat." Ujar Cla tiba-tiba.

"Bego! Telat tuh buntung bukan untung." Kesal Ira melotot kearah Cla.

"Maksud Cla tuh, elu untung telatnya hari ini. Soalnya tuh guru gendut ga masuk karena sakit hahaha." Jelas Windi seraya tertawa jahat.

Ira menggelengkan kepalanya. "Gue juga ga begitu suka sama tuh guru killer. Tapi elu keterlaluan ngatain gendut, nyukurin sakit lagi. Dosa Win." Jelas Ira menasihati.

Mengejar Cinta IllahiWhere stories live. Discover now