Bab 8| Jalan Takdir.

1.8K 116 1
                                    

Jangan lupa vote dulu ya, akhi ukhti shaleh/shalihah.

  Windi tersenyum ke arah dua gadis cantik salah satunya membalas dengan kedipan centil yang lain hanya cuek dengan novelnya.

"Oya, ntar kita ke kelas kak Yaya yuk." Ajak Windi seraya meletakkan tasnya di kursi.

"Yuk yuk." Jawab Cla dengan  antusias, Ira memutar matanya jengah seperti tahu niat keduanya itu bukan bertemu dengan Yaya.

"Lo beneran mau ketemu Kak Yaya, bukan cowo?" Suara Ira sedikit memelan saat sampai pada kata 'cowo'

Keduanya saling berpandangan lalu tersenyum malu pada Ira, Cla segera meneguk susu coklat didepannya.

"Dasar plinpan." Maki Ira seraya menjitak keduanya dengan kesal.

   Ira mendapat lemparan kertas yang digulung dari arah depan, wajahnya merah padam seperti mewakili perasaan Tio. "Berisik!"

"Suka suka kita lah! Lo tuh sinis gara gara ditolak Ira lan?!" Balas Windi mengembalikan gulungan kertas pada Tio dengan kasar.

"Aelah lo bangga sama Gilang Ra? Dia aja serumah sama Tania, Gue yakin lo pasti ga tau hubungan gelap mereka kan!?" Kata Tio berjalan ke arah ketiga gadis itu.

Cla mendorong Tio muak, Ia sangat benci pada lelaki yang bicara tanpa bukti lebih tepatnya menfitnah pacar sahabatnya.

"Jangan ngawur deh!" Ira memasang muka kesalnya, meskipun hubungan dengan Gilang sedang memanas Ira tak mau pacarnya di jelek-jelekkan oleh pria lain.

Tio duduk di meja Cla dan tersenyum penuh kemenangan, senyum ejekan bagi Ira, Cla, maupun Windi.

"Tanyain sama pacar lo, Gue ini sepupunya Tania. Gue tau aktivitas dia sama bokapnya." Jelas Tio lalu mencuil pipi Windi kesetanan.

*****

  Mereka bertiga sekarang sudah ada didepan kelas Xl Ipa 1. Sadari ucapan Tio tak kunjung pergi dari pikirannya, Kini Ia terfokus pada permasalahan baru dengan pacarnya.

"Eh, Lo adiknya Rafi kan?" Tebak wanita dengan parfum yang menyengat dihidung Ira.

"Ya."

Wanita itu tersenyum samar. "Lo panggilin Abang Gue buru!" Pinta Ira dengan nada kasar. Windi menjitak kepala Ira dan Ira meringis kesakitan.

"Hehe, maaf ya Kak. Bisa panggilin Kak Rafi sama temen-temenya ga?" Ucap Cla dengan nada yang sudah pasti suara alaynya.

"Hm."

Jelang beberapa detik mereka menemui Adik kelasnya dengan senyum centil.

"Ngapain nyari gue?" Tanya Rafi menaikkan kedua alisnya.

Ira berdecak kesal. "Kak Yaya mana?" Tanyanya.

Anton terkekeh geli mendengar ucapan Ira seraya mengacak rambut Ira gemas. "Dia di kelas sama Shafira, kenapa?" Ucap Gilang yang sejak tadi menatap Ira dengan tatapan ragu.

"Gue mau ketemu sama dia, bisa panggilin ga." Ucap Ira pada Anton, dan mendapati anggukan dari Anton.

"Yaya, Fira dicari adek emes nih, buruan." Teriak Anton membuat Windi menjitak kepala Anton kesal.

Mengejar Cinta IllahiWhere stories live. Discover now