BAB 1

2.9K 180 7
                                    

Nara meraba ke sebelah nya. Kosong.
Itulah yang nara rasakan. Matanya perlahan mulai terbuka. Benar saja. Seokjin yang notabene nya sekarang adalah suami nya sudah tidak berada di samping nya. Nara menghela nafas kasar. Bahkan ini masih bisa di bilang sangat pagi untuk melakukan pekerjaan. Nara tahu seokjin pasti sedang melanjutkan pekerjaan nya itu.

Padahal ini hari pertama nya setelah menikah dengan seokjin. Semalam pun ia dan seokjin tidak melakukan selayaknya malam pertama. Nara tidak mengharapkan itu. Tidak sama sekali .tapi yang ia harapkan itu kehadiran seokjin di hari bahagia mereka kemarin. Seokjin memang hadir tapi itu hanya sebentar. Setelah selesai acara pernikahan mereka pun, seokjin langsung pergi ke ruang kerja nya.

"Apakah pekerjaan lebih penting di bandingkan istrinya"Gumam nara sambil menyibakkan selimut nya. Nara rasa seperti nya ia harus memaksa seokjin untuk istirahat terlebih dahulu. Nara benar benar kecewa bukan main. Kenapa disaat saat seperti ini seokjin bukan nya ada untuk nara melainkan selalu mengutamakan pekerjaan nya.

Nara mengerti kalau seokjin adalah workaholic. Tetapi apa seokjin tidak bisa membagi waktu nya untuk istri dan juga pekerjaan nya itu.
Baru hari pertama saja nara sudah kecewa. Bagaimana dengan hari hari berikut nya.

"Seokjin."panggil nara dan langsung membuka pintu ruang kerja suaminya, bahkan seokjin hanya menoleh sekilas ke arah nara. Entah kenapa tatapan nya benar benar dingin. Itulah seokjin. Ia akan melampiaskan semua masalah nya ke orang orang yang mengganggu. Termasuk nara.

Nara memang tahu sekali sifat nya seokjin. Selain workaholic. Seokjin memang mempunyai sifat yang bisa dibilang dingin. Dari tatapan nya saja sudah membuat nara ketakutan. Tetapi ini bukan pertama kali nya. Disaat ia dan seokjin belum menikah pun, seokjin memang sering memandang nara dengan tatapan seperti itu.

"Sayang. Ini masih pagi banget loh. Sudah sibuk saja sih. Mending istirahat dulu. Dari kemarin pekerjaan terus yang kamu pikirin"ucap nara sambil melangkah ke arah seokjin. Tatapan nya berubah menjadi lembut. Nara hanya takut kalau seokjin akan kelelahan. Apalagi ia hanya tidur sebentar tadi malam.

Seokjin menghela nafas nya kasar sambil memijat pelipis nya. Entah kenapa dengan kedatangan istrinya justru membuat mood nya turun. Seokjin pun tidak tahu ada apa dengan diri nya sekarang. Yang terpenting seokjin hanya ingin sendiri untuk saat ini.

"Sudah lebih baik sekarang kamu mandi. Kamu jangan kerja dulu. Toh kamu boss nya."Ucap nara dan dengan cepat nara menutup laptop yang berada dihadapan seokjin. Bukan nya berterima kasih. Seokjin malah membanting berkas berkas nya. Ia sangat kesal dengan istri nya saat ini. Benar benar mengganggu.

"Kim nara, bisa kan tidak usah ganggu. Aku tuh lagi ingin sendiri"bentak seokjin dengan suara lumayan meninggi.



Jederrr!



Rasanya benar benar seperti tersambar petir di pagi hari. Nara tidak menyangka jika reaksi seokjin akan seperti ini. Ini benar benar di luar dugaan nya. Hanya karna ingin mengajak istirahat pun nara sampai di bentak. Seumur hidup nara , ia tidak pernah di bentak oleh siapapun. Seokjin yang suaminya saja berani berani nya membentak.

Nara memundurkan langkah nya. Bahkan tangan nya yang sedang menyentuh lengan seokjin langsung ia lepas perlahan. Rasa kecewa yang tadi ia rasakan sebenarnya sudah hilang ketika ia melihat wajah seokjin. Tapi sekarang? Rasa kecewa itu kembali lagi.

Seokjin yang tahu dengan kelakuan nya barusan. Ia terkejut bukan main. Ini di luar kendali. Seokjin memang banyak masalah di kantor tetapi ia salah. Justru ia malah melampiaskan semua nya ke istri nya.

"Sayang. Aku benar benar minta maaf. Aku tidak sengaja"Seokjin hendak meraih tangan nara pun dengan gerakan cepat nara menjauhkan tangan nya. Dada nya sesak. Seperti di hantam Bom atom.

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now