BAB 24

659 53 0
                                    

22:00

Tepat pukul sepuluh malam. Nara baru menyelesaikan meminum susu hamil nya. Sebenarnya ia ingin langsung tidur karna sudah sangat lelah seharian ini duduk di ruang tengah. Memang nya hal apa lagi sih yang dilakukan nara selain menonton tv. Kalau tidak menonton tv ya paling menonton drama korea.

Ingin membantu mamah pun selalu di larang. Padahal nara bosan jika diam terus menerus. Tapi mau bagaimana lagi. Kandungan nya pun sedang tahap awal dan nara tidak ingin sang janin kenapa napa. Belum bisa di bilang janin juga sebenernya.

Saat nara hendak naik ke lantai atas. Ia mendengar suara mobil yang memasuki pekarangan rumah nya. Itu pasti seokjin. Pikir nara.

Dengan cepat ia melangkah kan kakinya untuk membuka pintu rumah. Dan benar saja. Begitu ia keluar dari rumah Seokjin juga keluar dari mobil.

"Kamu kenapa belum tidur, hm?"tanya seokjin saat nara sudah berdiri tepat di hadapan nya. Seketika masalah yang sedang ia alami langsung buyar ketika melihat wajah nara. Seharus nya pun seokjin tidak memikirkan hal ini. Lagi pula ini tidak penting untuk dipikirkan.

"Tadi mau tidur sebenernya. Tapi pas denger suara mobil kamu jadi nya aku ke sini deh. Yaudah masuk yuk"ucap nara sambil menggandeng lengan seokjin untuk segera masuk. Nara tahu kalau seharian ini seokjin sudah berusaha keras untuk perusahaan nya. Itulah yang nara banggakan. Seokjin selalu kerja keras demi semuanya. Termasuk nara.

Saat sudah memasuki rumah. Seokjin memilih untuk duduk terlebih dahulu di sofa panjang yang terletak diruang tamu. Nara pun ikut duduk disamping seokjin. Ohh ya. Ngomong ngomong kerja keras. Bukan kah hari ini sekretaris usulan woonsu datang?

"Hari ini gimana sama sekretaris baru kamu?"tanya nara sambil memijat lengan seokjin pelan. Seokjin yang ditanya seperti itu pun hanya bisa mematung. Bahkan ia bingung sekarang harus berbicara apa ke istrinya ini. Kalau jujur pasti nara akan sangat syok. Tapi kalo bohong juga percuma. Pasti dengan berjalan nya waktu nara akan tahu siapa sebenarnya sekretaris barunya itu.

"Tidak gimana gimana. Dia baik ko. Rajin juga kerjaan nya. Tidak jauh beda dengan woonsu"jawab seokjin sambil mengusap rambut istrinya dengan lembut. Aku mohon ya tuhan jangan sekarang. Pikir seokjin.

"Terus sekretaris nya perempuan atau laki-laki?"tanya nara. Seokjin pun di buat bingung [lagi] harus menjawab apa. Aisshhh!.coba saja woonsu tidak resign. Pasti seokjin tidak harus berbohong seperti ini.

Seumur hidup nya seokjin tidak pernah di bohongi ataupun membohongi. Karna bagi dia. Hidup jujur lebih enak daripada hidup dengan kebohongan. Tapi sekarang? Mau tidak mau seokjin harus membohongi istrinya ini. Karna seokjin juga tidak mau membuat nara banyak pikiran dengan keadaan hamil muda.

"Kamu kenapa sih nanya nya seperti itu? Kalau pun itu perempuan memang nya kenapa?"bukan nya menjawab justru seokjin balik bertanya. Bukan apa apa. Hanya saja seokjin merasa kalau nara sedang mengintrogasi dirinya. Padahal nara tidak pernah sampai seperti ini.

Nara pun juga sama bingung nya dengan seokjin. Bagaimana bisa seokjin melontarkan pertanyaan seperti itu. Kan nara juga hanya bertanya.

"Kamu kenapa sih? Aku kan juga cuma tanya yaa tidak usah kaya gitu dong"ucap nara dengan sedikit menjauhkan tubuh nya dari seokjin. Kalian pasti ngerti gimana perasaan ibu hamil. Lebih sensitif. Jadi denger yang salah dikit pasti bakalan langsung marah.

Seokjin yang paham dengan ucapan nara barusan langsung saja menghela nafas nya. Ia juga tidak boleh terlalu terbawa emosi. Apalagi ini sudah malam dan otomatis semua orang di rumah ini sudah tidur.

"Aku tidak mau berantem sama kamu. Jadi mendingan kita tidur aja ya"ajak seokjin sambil membantu nara berdiri. Nara juga tidak mau sebenarnya berantem dengan seokjin. Hanya karna masalah sepele entah kenapa itu membuat emosi nara sampai ke ubun ubun. Mungkin karna hormon nya yang sedang naik turun. Jadi nara hanya bisa sabar untuk menghadapi masalah yang akan datang nanti.

My husband is the workaholic ▪seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang