BAB 19

875 70 0
                                    

Pagi hari nya seokjin langsung pergi dari kamar nya untuk menuju ke kamar miso. Ia tahu kalau nara semalam pasti tidur di sana. Tidak mungkin nara mau tidur sendiri di kamar tamu.

Dari semalam seokjin sama sekali tidak bisa fokus bekerja dan tidak bisa tidur. Ia hanya memikirkan bagaimana kondisi nara setelah meledak semalam. Seokjin tidak peduli jika ia belum makan. Yang terpenting ia harus menemui istri nya dahulu.

Tok. Tok.

Seokjin mengetuk pintu kamar miso terlebih dahulu. Lalu ia mulai membuka knock pintu yang bernuansa putih itu. Seokjin sangat merindukan aroma kamar ini. Dulu saat seokjin masih sekolah. Ia sangat sering main ke kamar adik nya. Kalau bukan seokjin yang menemani miso mungkin miso akan kesepian sepanjang hidup nya.

Tepat saat seokjin menutup pintu kembali. Dua orang yang amat sangat seokjin sayangi masih tertidur dengan nyenyak. Perlahan seokjin mendekati mereka dengan tatapan sendu. Betapa merindukan nya seokjin dengan nara dan juga miso. Ia merindukan masa masa dimana ia belum berubah menjadi workaholic seperti ini. Mungkin kalau bukan karna nara. Hidup seokjin akan sangat kesepian.

"Aku minta maaf sayang"Ujar seokjin tepat di telinga nara. Ia ingin menangis rasanya kalau membayangkan betapa kecewa nya nara tadi malam. Sebelum nya nara tidak pernah sampai semarah itu. Mau marah atau apapun itu, nara tidak akan pernah sampai teriak. Tapi seperti nya nara memang sudah sangat kecewa.

Pandangan seokjin mengarah ke arah perut datar nara. Entahlah apa yang ia pikirkan.

"Aku berharap ya tuhan kalau engkau menghadirkan sosok baby di tengah keluarga kecil ku"Tepat saat mengucapkan itu. Air mata seokjin mengalir dengan sendirinya. Ia benar benar sangat ingin kalau istirnya bisa cepat cepat hamil.

Lalu seokjin membangunkan miso yang masih berada di alam mimpi nya. Tidak mungkin kalau miso tidak ke sekolah. Karna seokjin tahu kalau miso sangat lah rajin.

"Dek. Bangun yuk. Udah jam 06 nih"Ucap seokjin sambil mengguncangkan tubuh adik nya itu. Kim Miso. Sosok adik yang amat sangat seokjin sayangi. Ia tidak ingin kehilangan adiknya ini. Semoga miso bisa mendapatkan pendamping hidup yang sangat menyayangi dirinya.

Miso menggeliat karna guncangan di tubuh nya. Padahal ia baru saja tidur pukul 03 dini tadi. Ia bingung sebenarnya ada apa dengan kakak ipar nya sampai sampai miso yang kena imbas nya.

"Kak. Aku baru tidur pukul 03 tadi. Aku tidak sekolah dulu ya. Lagi pula kata temen ku hari ini guru pada rapat. Jadi mending aku tidur di rumah"ucap miso dengan suara khas orang bangun tidur. Memang iya. Terpampang dengan jelas ada kantung di bawah mata miso.

"Kamu kenapa bisa tidur jam 03 sih dek?. Biasanya juga tidur kamu aman aman saja ahh"tanya seokjin. Tidak biasa nya juga adik nya ini tidur pukul 03 dini hari. Mau semalam apapun itu. Miso akan tidur tepat pukul 09 malam. Hanya saja semalam seokjin bertemu dengan miso di dapur. Entah lah apa yang dia lakukan.

"Aku bingung kak. Semalam kak nara tiba tiba ke sini. Dia juga kayanya tidak bisa tidur. Soalnya dia sama aku juga tidur nya duluan aku. Kak seokjin lagi bertengkar dengan kak nara?"Jawab sekaligus tanya miso. Pasti ada sesuatu yang sedang di alami oleh keluarga kakak nya ini. Tidak mungkin kakak ipar nya pindah tanpa alasan.

Seokjin menghela nafas sambil sedikit mengusap air mata yang masih membasahi wajah nya. Seperti nya miso tidak sadar kalau seokjin sempat menangis.

"Iyaa dek. Semalam nara marah marah sama kakak karna kakak tidak ngasih kabar ke dia. Kakak juga tidak tahu kenapa kakak bisa ngelakuin hal kaya gitu. Kakak minta maaf kalau kehadiran nara ke kamar kamu malah bikin kamu tidur larut. Tapi jujur saja. Nara tidak pernah sampai semarah itu ke kakak"jawab seokjin. Kini tatapan nya terahli ke arah istri nya yang seperti nya memang baru saja tertidur. Matanya terlihat sembab. Itu pertanda kalau semalam nara sempat menangis.

My husband is the workaholic ▪seokjinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora