BAB 9

1.3K 85 4
                                    

Sebelum nya gue minta maaf karna gue jarang update. Sumpahh.!. Kelas 9 bener bener beda. Banyak bgtt tugas. Padahal belum 3 bulan gue sekolah.

Ini gue sempetin update karna gue juga udah lama ga update. Kalo nanti gue jarang update. Maklum ya. Karna gue lagi sibuk. Wkwk

*happy reading*

📜📜📜

Seokjin dan nara sekarang berada di rumah mamah kwon. Sehabis injae pergi tadi. entah kenapa nara minta langsung pulang. Nara merasa ucapan injae tadi bagaikan panah yang menusuk di hati nya. Benar benar dalam dan sangat sakit.

Seokjin yang mengerti pun langsung membawa nara ke dalam kamar yang biasa mereka tempati kalau sedang menginap di sini.
Seokjin berjanji. Jika nara sampai drop kembali. Ia akan menghabisi si bajingan itu!

"Kamu masih mikirin soal injae?"Tanya seokjin. Ia membawa nara untuk duduk di pinggir kasur. Nara kelihatan lelah dan sangat lemas. Kalau tahu injae akan ke kantor. Lebih baik seokjin melarang nara untuk datang.

Nara berusaha untuk melupakan semuanya. Tetapi nihil. Semua ucapan injae terus teriang-iang di otak nya. Air mata yang sedari tadi nara tahan akhirnya keluar kembali. Ia tidak tahu harus apa sekarang. Yang bisa ia lakukan hanya menangis.

Seokjin membawa nara ke dalam pelukan nya. Ingin rasanya seokjin menghajar habis habisan si injae. Berani sekali ia membuat istri tersayang nya menangis.

"Tidak usah di pikirkan. Ucapan injae hanya angin lalu sayang. Lagi pula ia memang sengaja ingin membuat kamu tertekan"Ujar seokjin. Ia mengelus rambut panjang nara dengan lembut. Entah kenapa melihat nara menangis, ia pun juga ingin menangis.

Tetapi seokjin tidak mau membuat nara semakin sedih.

"Aku cuma kaget aja denger ucapan dia tadi. Aku takut kalau semua karyawan kamu memandang aku dengan tatapan hina. Hiks"Jawab nara. Nara meletakan wajah nya di dada bidang seokjin. Dada nya naik turun dan menandakan kalau ia benar benar sedang terisak.

Perlahan tapi pasti. Seokjin melepas pelukan nya dengan nara. Lalu mengusap air mata yang masih mengalir dari mata istri nya itu. Seokjin berusaha membuat nara untuk tidak terlalu memikirkan ucapan injae. Tidak berguna!

"Kamu tahu. Semua karyawan aku kenal kamu dengan baik. Mereka tidak akan terpancing begitu saja hanya karna mendengar ucapan injae tadi. Kalau pun itu terjadi kamu tenang saja. Masih ada aku yang akan selalu menjaga kamu. Kamu istri aku. Kalau ada apa apa cerita. Apapun masalah kamu. Itu juga pasti masalah aku. Because we will always be together, dear"seokjin tersenyum manis dan mencium sekilas kening nara. Nara yang mendengar ucapan seokjin barusan sangat yakin kalau semua nya akan baik baik saja.

Nara cukup bangga mempunyai suami seperti seokjin. Walaupun seokjin workaholic. Ia yakin kalau seokjin amat sangat menyayangi diri nya. Lagi pula seokjin bekerja memang untuk diri nya juga. Nara memang menginginkan seokjin lebih lama lagi. Tetapi jika sebentar saja sudah membuat nya bahagia, menurut nara itu sudah cukup.

"Makasih sayang. Aku beruntung punya suami kaya kamu. Di saat kaya gini kamu selalu ada untuk aku. Tapi aku mohon. Kurangin sifat workaholic kamu itu. Tadinya ada yang mau aku omongin sama kamu"Nada bicara nara berubah menjadi sedikit serius. Seokjin pun mengerti dan langsung membawa nara ke arah balkon kamar. Sepertinya akan sangat menyenangkan jika mengobrol di balkon.

Setelah seokjin dan nara sudah duduk di kursi balkon. Nara mulai mengatur nafas nya dan perlahan memulai pembicaraan.

"Kamu mendambakan seorang anak tidak sih?"Tanya nara. Lalu nara menundukan kepala nya. Nara takut kalau seokjin akan marah dan menganggap nara sebagai istri yang tidak sabaran. Sejujurnya. Nara pun sangat mendamba-damba kan putri kim berada di tengah tengah mereka. Tetapi jika belum di takdirkan mau di apakan lagi.

"Tidak usah takut sayang. Aku juga menginginkan seorang anak. Maaf kalau aku jarang ada waktu untuk kita berdua."jawab seokjin. Lalu ia menggenggam tangan nara dengan lembut. Kayanya ini moment yang pas untuk membicarakan ini dengan nara.

"Kita honeymoon yuk. Aku pingin ajak kamu ke paris"Lanjut seokjin. Nara membulatkan matanya. Bagaimana tidak terkejut. Seokjin mengajak ke paris bagaikan ingin membeli sebuah permen. Ia pikir tidak mahal begitu.

"Kamu ngajak ke paris kaya ngajak beli permen tau ga. Kamu kira itu murah"Nara mempoutkan bibir nya. Kenapa seokjin suka sekali menghambur hamburkan uang seperti ini. Nara tahu persis bagaimana capek nya mencari uang. Apalagi seokjin banting tulang demi keluarga kecil nya ini. Tetapi sekarang?. Justru ia mengajak nara ke paris.

Seokjin terkekeh lalu mengacak rambut nara dengan gemas.

"Sayang. Sebelum nya pun ini udah aku siapin dari sebelum kita menikah. Aku sengaja ingin membawa kamu ke sana. Kamu tahu kan paris adalah negara impian aku. Jadi aku mau kamu ikut aku. Apalagi aku ingin sekali melihat menara eiffel"Seokjin langsung saja mengekspetasikan keadaan di paris nanti. Sudah sejak lama seokjin mengharapkan untuk ke negara itu dan seperti nya ia memang di takdirkan untuk datang bersama nara.

Nara yang melihat perubahan ekspresi seokjin hanya bisa tersenyum geli. Seokjin sangat menggemaskan sekali.

"Iya deh aku ikut kamu saja. Tapi kamu janji ya jangan ada kata pekerjaan di saat honeymoon kita. Kalau tidak lihat saja nanti"Kata nara. Seokjin menelan ludah nya dengan susah payah. Baiklah. Seperti nya seokjin harus membuang jauh jauh dulu pekerjaan nya. Mungkin sehabis honeymoon ia akan sibuk dengan perusahaan nya. Sekalian refresing sebelum berdebat dengan 'ert corp'.

📜📜📜

Malam nya mereka berdua langsung pulang ke rumah untuk packing lusa. Seokjin memutuskan untuk berangkat ke paris lusa. Karna besok ia harus mengurus semua pekerjaan nya sebelum pergi ke paris.

Keluarga nara sangat senang sekali mendengar kabar bahwa mereka ingin honeymoon. Bahkan mamah kwon bilang 'kasih mamah cucu yang banyak yaa'.
Nara yang hanya bisa mengiyakan ucapan mamah nya. Lagi pula tujuan mereka bukan hanya untuk melihat menara eiffel. Tetapi... Yaa you know lah.

"Ada yang tertinggal tidak?"Tanya nara. Kini ia sedang memasukan baju baju nya ke dalam koper. Seokjin pun sama sibuk nya. Seokjin memilih untuk menemani nara di kamar sambil memainkan laptop nya.

Nara sih sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Di cueki oleh suami ketika sudah berurusan dengan pekerjaan.

Merasa ucapan nya tidak di jawab. Nara memutuskan untuk menghampiri seokjin dan duduk di kasur bersama nya. Lalu dengan gerakan pasti, nara mengambil alih laptop nya dan menyimpan file file yang sedang di kerjakan oleh seokjin.

Sebelum seokjin protes, nara sudah lebih dulu menyela nya, "apa? Mau ngebentak? Milih pekerjaan tapi tidak jadi honeymoon. Atau milih tidur tapi terserah kamu mau ngapain?"Tanya nara. Seokjin tampak berfikir. Setelah itu ia menunjukan senyum smirk nya, "aku pilih yang kedua dong. Jadi bebas nih aku mau ngapain aja"ujar seokjin. Dan dengan polos nya nara malah mengangguk sambil menaruh laptop di meja nakas.

Setelah ia berbalik. Betapa terkejut nya ia. Tiba tiba seokjin sudah berada tepat di hadapan wajah nya. Jantung nara bedegub sangat cepat. Pipi nya seakan sangat panas. Entah kenapa nara masih saja malu dengan suami nya sendiri.

"N-ngapain s-sih"nara berusaha untuk memundurkan tubuhnya. Tetapi lengan seokjin menahan pinggang nya dari belakang. Jadi nara hanya bisa pasrah saja.

"Jangan berisik sayang. Nikmati saja yaa"Tiba tiba lampu di matikan oleh seokjin. Dan selanjut nya hanya mereka dan tuhan yang tahu.

◾◾◾

•Tbc•

Fiks! Abis ini gue hiatus😢

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now