BAB 4

1.8K 106 6
                                    

Perlahan nara membuka mata nya sedikit demi sedikit. Setelah penglihatan nya sempurna ia terkejut karna ia merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di pinggang nya. Nara tahu pasti ini adalah tangan suami nya.
Nara sedikit menghadapkan badan nya ke arah seokjin. Ia perhatikan setiap wajah seokjin. Tampan. Pikir nara

Hidung nya yang mancung, rambut hitam nya yang halus, dan bulu mata nya yang lentik.
Nara beruntung karna seokjin memilih nya sebagai pendamping hidup nya. Banyak di luar sana yang menginginkan posisi nara sekarang.

Lagi pula seokjin memang memiliki sifat workaholic yang amat sangat. Jadi kalau ia tahu sifat seokjin yang sebenarnya. Ia sudah tidak kaget lagi.

"Aku tahu kalau aku tampan"Gumam seokjin dengan mata yang masih terpejam. Nara terkejut karna tiba tiba saja seokjin membuka mata nya.

Chuuu~

Tiba tiba seokjin mencium bibir nara dengan singkat.

"Morning kiss"ucap seokjin sambil mengacak rambut nara dengan gemas. Rasanya mereka berdua memang sedang merasakan yang nama nya berbunga bunga. Tatapan mereka tidak berhenti satu sama lain. Kedua nya sama sama memperhatikan seseorang di depan nya.

"Makasih sudah mau menjadi istri yang baik buat aku. Aku tidak tahu lagi apa yang selanjutnya terjadi kalau saja aku tidak memilih kamu. Perempuan di luar sana memang banyak yang mau sama aku. Tetapi mereka memandang aku bukan karna cinta melainkan hanya karna ketampanan dan kesuksesan aku. Mereka berbeda sama kamu ra. Kamu yang selalu ada saat aku sedang sedih. Aku tidak menyesal sama sekali kenal sama kamu"ucap seokjin. Nara yang mendengar tuturan barusan. Rasanya sudah berada di langit ke tujuh. Ia benar benar malu saat ini. Bahkan pipi nya terasa panas sekali.

Nara berusaha untuk menutup semua rasa malu nya. Toh ia juga tidak mau ketahuan sedang merona di depan suami nya sendiri.

"Sayang. Tidak seharusnya kamu berterima kasih sama aku. Kamu kan tahu kalau aku sayang banget sama kamu.  Jadi mau sesibuk apapun kamu, aku tetap akan menjalankan tugas ku sebagai seorang istri"ucap nara yang kini mengusap lembut pipi seokjin. perasaan nya tetap sama saat ia pacaran dengan seokjin dulu. Perasaan nya selalu berbunga bunga saat berdekatan dengan seokjin.

Seokjin yang mendengar ucapan nara barusan hanya bisa tersenyum manis. Kebetulan hari ini seokjin sedang free. Ia berniat untuk mengajak nara ke salah satu pantai yang sering ia kunjungi.

"Kamu siap siap ya. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."Suruh seokjin. Nara mengerutkan dahi nya. Tumben. Pikir nara.

"Ko mendadak sih? Bukan nya kamu kerja hari ini?"Tanya nara. Ia mendudukkan diri nya di samping seokjin. Padahal biasanya seokjin selalu mengutamakan pekerjaan nya itu.

"Sudah jangan banyak tanya. Yang penting kamu mandi dulu gih."seokjin memberi sedikit jeda di kalimat nya,"atau mau mandi bareng?"lanjut nya sambil menaik turunkan kedua alisnya. 

Nara yang di perlakukan seperti itu pun langsung lari ke dalam kamar mandi.
Sedangkan seokjin yang melihat kelakuan istri nya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya.

📜📜📜


Seokjin terus fokus ke depan. Karna sekarang diri nya dan juga nara sedang berada di dalam mobil. Seokjin memang sengaja tidak memberitahu nara kemana ia akan membawa nya. Hitung-hitung untuk kejutan juga. Lagi pula ini hal pertama ia mengajak nara ke pantai. Memang sih seokjin sangat sering ke pantai itu. Menurut nya hanya pantai yang bisa membuat diri nya lega.

Seokjin menoleh kan kepala nya ke samping. Terlihat dengan jelas sosok nara sedang tertidur dengan nyaman nya.

Berada di dekat nara adalah kesempurnaan tersendiri untuk seokjin.
Berada di pelukan nara adalah kenyamanan untuk seokjin. Ciuman yang di berikan nara adalah sebuah anugrah terindah yang tuhan berikan.

My husband is the workaholic ▪seokjinМесто, где живут истории. Откройте их для себя