BAB 40

1.9K 91 39
                                    

[ pegangan ya siapa tau aja bingung baca ini. Hehe]

**

Pagi harinya semua di sibukkan dengan aktivitas masing masing. Termasuk sepasang semua istri itu yang sibuk akan mengemaskan sebagian pakaian nya. Nara merapikan baju kerja seokjin yang dipakai selama tinggal dirumah ini, dan seokjin yang asik memainkan handphone nya. Nara jengah sekali melihat nya. Bukan nya membantu justru seokjin menambah pekerjaan nya.

"Kim seokjin. Mau sampai kapan hah kamu terus main handphone? Tidak lihat istri lagi hamil begini dan kamu tidak ada niat untuk membantu?"tanya nara sambil berkacak pinggang. Bukan nya menoleh sedikit ke nara seokjin hanya berdehem dan itu sukses membuat nara emosi bukan main.

"Lohh lohh. Ko diambil sih sayang"sahut seokjin saat handphone nya di rebut begitu saja oleh nara. Sebenarnya seokjin hanya melihat melihat kalung di berbagai barang barang online. Karna mengingat besok adalah hari mensive pernikahan mereka yang ke 7 bulan.

Nara memilih untuk diam dan memasukkan handphone suaminya itu ke dalam tas kecil nya. Tak peduli dengan suaminya, ia kembali merapikan pakaian nya didalam koper.

"Sayang jangan marah dong. Aku kan cuma--"seokjin mengatupkan mulut nya rapat rapat ketika sebuah bantal melayang ke arah nya dan itu tepat sekali mengenai wajah nya.

"Kamu diam atau aku banting handphone kamu"ucap nara sambil menunjukkan handphone suaminya itu. Kali ini kelihatan nya memang ia sedang tak main main. Nara hanya sedang tidak ingin berdebat dan malas mengeluarkan suaranya.

Sementara itu seokjin memilih untuk diam dan mengawasi istri nya yang lanjut melakukan aktivitas nya. Pagi ini ia dan nara berniat untuk kembali ke rumah mereka. Tidak enak jika mereka mempunyai rumah sendiri dan memilih untuk menumpang di rumah orang tua nya. Lagipun mereka takut ada sesuatu yang terjadi jika rumah mereka lama tidak berpenghuni.

Seokjin pun saat ini sudah rapi dengan pakaian nya. Hanya memakai kaos beserta jaket putih dan juga celana jeans warna hitam. Seokjin rasa pun ia ke kantor agak siangan tidak masalah. Toh dia boss nya.

"Aawww"ringis nara sambil memegangi perut buncit nya. Seokjin yang mendengar ringisan istrinya itu langsung menghampiri sang istri.

"Kamu kenapa sayang, ada yang sakit?"tanya seokjin khawatir. Ia tidak ingin jika anak beserta istrinya kembali mengalami masa masa sulit kembali. Cukup hari itu saja jangan sekarang.

"Tidak. Baby nya hanya menendang dan akhir akhir ini pun aku merasa ia sangat aktif di dalam sana"jawab nara sambil mengusap perut buncit nya. Semoga bayi nya baik baik saja dan bisa lahir normal jika melahirkan nanti.

"Huhh. Aku kira kenapa sayang"ucap seokjin yang kini membungkukkan badan nya dan menghadapkan wajah nya tepat di depan perut buncit nara, "kamu baik baik ya nak didalam sana. Jangan buat bunda kamu tersiksa okee. Kalau nanti kamu sudah lahir ayah janji akan selalu bahagiakan kamu"ucapnya disertai kecupan lembut diperut istrinya.

Sedangkan nara hanya tersenyum haru karna melihat betapa sayang nya seokjin terhadap buah hati mereka. Tidak salah jika nara memilih seokjin untuk menjadi suaminya. Karna selain lembut Seokjin memiliki sifat yang amat sangat penyayang.

"Maaf. Aku janji mulai detik ini tidak akan membuat kamu cemas terhadap aku dan juga baby kita. Mungkin semenjak hari itu, aku sadar kalau aku egois karna sering menuntut ini dan itu. dan mungkin juga, semenjak aku terluka hari itu. Aku belajar bahwa selama ini kamu selalu berusaha untuk membagi aku waktu dan melindungi aku semampu kamu"ucap nara saat seokjin sudah menegakkan kembali badan nya. Ia mengusap pipi seokjin dengan sangat lembut. Ia pun berharap semoga tidak akan ada lagi masalah diantara mereka. Cukup kemarin kemarin saja. Biarkan mereka membuka kembali lembaran yang baru. Tetapi siapa sangka jika semua itu ditakdirkan hanya sebagai ekspetasi bukan realita.

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now