BAB 37

619 44 0
                                    

[ gapapa kan di BAB ini ada hyun-seob?? Gue kangen aja sama couple yang satu itu;v ]

***

"AAARRGHH!"teriak nara dari dalam kamar nya. Hyunmi yang sedang asik memandangi sekeliling nya langsung melototkan matanya. Tanpa pikir panjang hyunmi bangkit dari duduk nya dan berlari ke lantai dua dimana istri boss nya itu berada.

Tepat saat hyunmi sampai di depan pintu yang ia yakini pasti kamar seokjin dan nara. Ia menghela nafas nya terlebih dahulu lalu memutar knock pintu nya dengan perlahan. Hyunmi tidak ingin jika semua hal buruk terjadi pada nara. Belum lagi boss nya belum sampai dan kemungkinan pun masih satu jam untuk seokjin sampai di sini.

"YA TUHAN NARA!"ucap hyunmi sambil berlari kencang ke arah nara yang sudah tergeletak dengan darah yang terus mengalir dari pelipis nya. Langsung saja hyunmi memangku kepala nara di paha nya dan merogoh saku rok nya untuk menghubungi junseob.

"Yaa sayang ada apa?"

Hyunmi menghela nafas kasar sambil menormalkan jantung nya yang berdetak sangat cepat. Ia berusaha untuk menghapus pikiran negatif terhadap istri boss nya ini. Semoga saja semuanya tepat waktu dan kekasih nya itu bisa membantu hyunmi untuk sekarang ini.

"Tolong aku seob, kamu kesini sekarang. Di rumah pak seokjin di dekat taman ringa itu. Tidak lama ya."

Pip.

Tanpa menunggu jawaban dari junseob. Hyunmi mematikan sambungan telpon nya secara sepihak. Ia tidak tahu lagi harus apa. Dan kemungkinan besar ia bisa trauma karna melihat kejadian ini. walaupun tidak sepenuh nya terjadi di depan matanya, tetapi hyunmi paling phobia dengan yang namanya darah. Yang lebih parah nya lagi darah terus mengalir dan menembus ke kemeja yang sedang hyunmi pakai.

Tak butuh waktu lama. Hanya sekitar 15 menit menunggu. Junseob tiba dengan dada yang naik turun akibat berlarian ke dalam rumah seokjin. Junseob sedikit lega karna yang terluka bukanlah kekasih nya. Tetapi tetap saja. Junseob harus segera membawa nara ke rumah sakit.

"Kamu pakai jass aku. Aku akan bawa bu nara ke rumah sakit. Ayoo!"junseob menggendong nara dan hyunmi mengikuti nya dari belakang. Entah perasaan apa yang sedang hyunmi rasakan saat ini. Ia hanya merasa kalau junseob sangat khawatir dengan nara dan junseob sama sekali tidak menanyakan tentang kondisi hyunmi saat ini. Atau mungkin ini hanya perasaan hyunmi saja?.

"Jangan berfikiran yang tidak tidak"ucap junseob saat hyunmi tak kunjung masuk ke dalam mobil. Hyunmi menoleh sekilas ke junseob dan masuk ke bagian samping pengemudi. Sedangkan nara sudah di letakkan oleh junseob di bagian belakang.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka. Sampai sampai junseob merasa ada yang aneh dari tingkah kekasih nya itu. Kenapa hyunmi tampak gelisah dan seperti ingin mengatakan sesuatu?

"Kamu kenapa?"tanya junseob tanpa menolehkan kepala nya ke samping. Atau lebih tepat nya ke arah hyunmi.

"Tidak. Lebih baik kamu fokus menyetir dan kalau bisa cepatkan sedikit. Aku takut nara kenapa napa"jawab hyunmi sambil melirik sekilas ke arah nara. Keadaan nya masih sama dari pertama kali nya hyunmi menemukan nara tergeletak. Nara masih belum sadarkan diri dan justru pelipis nya makin banyak mengeluarkan darah. Walaupun hyunmi khawatir ia juga sedikit mengkhawatirkan dirinya sendiri. Kalau nara sudah di tangani oleh dokter nanti, apakah ada yang menanyakan soal dirinya?

Sesampainya di depan UGD. Junseob langsung turun dari mobil tanpa aba aba sedikit pun. Bahkan berbicara dengan hyunmi saja itu tidak ia lakukan. Mungkin yang ada di pikiran junseob hanya keselamatan nara bukan keselamatan kekasih nya.

Hyunmi menghapus air mata nya yang perlahan mulai keluar. Hyunmi tidak boleh berprasangka buruk dan ia harus tetap berfikir positif. Karna bagaimana pun juga hyunmi sudah di beri amanat oleh taevin untuk menjaga nara selama teavin dan seokjin belum tiba.

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now