BAB 39

770 57 10
                                    

Di cerita ini gua jadi tau kalo pada pelit sama coment😂😓

***

Nara memejamkan matanya sejenak. Berusaha untuk menahan air matanya yang hendak keluar. Kini nara dan kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka. Entah kenapa sepanjang perjalanan menuju pulang, nara terus kepikiran dengan seokjin. Ia hanya takut kalau sewaktu waktu seokjin akan pergi meninggalkan nya lagi. Walaupun nara tahu kalau seokjin tak mungkin setega itu.

Tetapi tetap saja. Nara khawatir jika saat melahirkan nanti seokjin tak ada disamping nya. Apalagi mengingat lusa adalah dimana usia kandungan nya memasuki 5 bulan. Kalau pun nara merindukan sosok suaminya itu, mereka tidak mungkin bisa bertemu. Karna keadaan nya saat ini sedang tidak baik.

"Nara"Panggil mamah kwon yang sukses membuat lamunan nara buyar. Yang di panggil pun hanya tersenyum paksa dan melihat ke luar jendela. Ternyata mereka sudah sampai di depan pekarangan rumah bernuansa abu abu itu. Langsung saja nara membuka pintu mobil dan turun perlahan karna memang kandungan nya yang sudah lumayan besar.

"Pahh apa sebaiknya kita jangan memisahkan nara dan seokjin. Mamah tidak tega jika mereka harus pisah rumah seperti ini. Lagi pun ini bukan sepenuh nya salah seokjin. Ini namanya kecelakaan pah. Mamah kesian lihat anak kita. Seperti mayat hidup saja"ucap mamah kwon ke suaminya itu. Karna siapapun yang melihat keadaan nara sekarang akan mengira kalau nara benar benar seperti orang sakit jiwa. Lagi pula siapa memang nya yang tidak tega melihat anak sendiri seperti itu.

"Bukan begitu mah maksud papah. Biarkan saja seokjin berfikir untuk rumah tangga nya sendiri. Kalau ia di sadarkan oleh orang lain lalu kapan ia akan sadar sendiri. Kalau misalkan seokjin terus menerus seperti ini ia tidak akan tahu kalau masih ada nara yang lebih berharga dari apapun. Mamah juga jangan terlalu memanjakan anak kita. Nara juga sudah dewasa jadi mamah tidak usah khawatir. Papah janji kalau sampai besok malam seokjin belum mengunjungi anak kita. Biarkan papah yang mengunjungi seokjin nya sendiri"Ucap papah kwon yang diangguki setuju oleh istri nya. Ternyata tujuan dari papah kwon memang lah sangat baik. Beliau hanya ingin kalau menantu nya lebih dewasa dan mau melakukan apapun untuk mempertahankan rumah tangga nya.

Lalu tak butuh waktu lama kedua nya langsung turun dari mobil untuk segera masuk ke dalam rumah. Tidak enak kalau nanti nara akan berfikir yang tidak tidak terhadap mereka.

📜📜📜

Sesekali seokjin mencoba untuk berkonsentrasi terhadap pekerjaan nya saat ini. Tetapi hasilnya nihil. Otak nya terus mengarah ke istrinya itu. Seokjin tak tenang dan ia sangat merindukan sosok nara saat mereka sedang bersama dulu. Ia pun tak bisa bohong juga kalau ia ingin segera menyelesaikan masalah nya dengan injae.

Entah kenapa rasa menyesal itu terus menghantui dirinya. Ia selalu berfikir kalau saja tadi siang ia lebih cepat mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Malam ini. Tepatnya di dalam kamar bernuansa pink muda. Seokjin termenung sambil sesekali melirik ke sebuah foto dirinya bersama nara.

Sedang apa istrinya itu sekarang?
Ini sudah pukul 10 malam apakah nara sudah tertidur? Biasanya jam segini adalah masa masa dimana seokjin baru pulang kerja, dan nara menyiapkan makan malam untuk dirinya. Jujur. Seokjin sangat merindukan masa masa itu.

Tidak tahu kenapa sebuah tempat yang menurut seokjin membahayakan langsung terlintas dengan jelas di otak nya. Sepertinya pun jika dirinya ke sana bukan lah hal yang buruk. Tetapi apakah seokjin sanggup jika ia harus kesana seorang diri?

"Tidak apa lah. daripada di sini terus. Malahan galau galau tidak jelas"ucap seokjin sambil merapikan tumpukan map nya lalu mengambil jaket beserta kunci mobil nya itu. Tak butuh waktu lama ia sudah menancap gas untuk menuju kesuatu tempat. Sebenarnya sudah sangat lama sekali seokjin ingin ke tempat itu. Tetapi ia tak mempunyai waktu walau hanya ke tempat itu sebentar saja. Jadi malam ini ia memutuskan untuk pergi ke tempat itu. Biarkan saja semua karyawan nya melihat seokjin saat itu. Yang terpenting seokjin sudah berusaha untuk menangkan dirinya sendiri.

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now