BAB 32

701 54 2
                                    

Perlahan nara mulai membuka matanya. Seketika aroma obat obatan langsung menyeruak di indra penciuman nya. Seingat nya tadi nara ingin membaca novel nya di sofa. Tetapi entah kenapa kepala nya serasa pusing sekali dan setelah itu ia tidak mengingat apa apa lagi. Semuanya gelap dan hanya sebuah kesunyian yang nara rasakan.

Nara berharap ketika ia membuka matanya lagi. semuanya hanya lah semu belaka. Semuanya sudah berubah dengan seiring berjalan nya waktu. Apalagi mengingat kandungan nara yang sekarang menjadi taruhan nya. walaupun otak nara berfikir untuk jangan memikirkan hal ini. Tetapi siapa sangka kalau hati tidak pernah bisa berbohong.

"Mahh"ucap nara saat melihat sosok mamah nya yang belum menyadari kesadaran nara. Langsung saja mamah nya itu menoleh ke sumber suara. disana sudah terdapat nara yang sedang kebingungan dengan situasi ini. Mungkin memang mengingat nara yang tidak suka dengan kondisi rumah sakit.

Entah lah rasanya nara ingin segera pergi dari tempat ini.

"Ya tuhan akhirnya kamu sadar juga nak. Mamah papah khawatir bukan main waktu nemuin kamu pingsan di dekat sofa. Mamah kira kamu kenapa ternyata cuma pingsan. Tetapi tetap saja. Kamu membuat semuanya cemas"ucap mamah kwon sambil menduduki kursi disamping ranjang nara. Tetapi bukan itu yang dimaksud nara. Ia bingung kenapa disaat keadaan nya seperti ini. Justru suami nya tidak berada di samping nya. Atau seokjin sudah tidak peduli lagi dengan aku dan kandungan ku? Pikir nara.

papah kwon yang mengerti dengan pikiran anak nya saat ini. Langsung saja menggenggam tangan nara yang masih menempel infus.

"Kamu tidak perlu memikirkan suami macam dia. Dia hanya membuat kamu menderita nak. Dia tidak pernah peduli dengan kamu. Bahkan hanya kamu yang tersiksa di sini. Sedangkan dia enak enakan bekerja tanpa mikirin kondisi kamu saat ini"ucap papah kwon penuh keseriusan. Nara rasa seperti nya ada sesuatu yang terjadi di saat dirinya belum sadar. Tidak mungkin seokjin tidak berada di sini tanpa suatu alasan. Karna sebuah perbuatan bukan kah ada alasan nya?

"Pah jangan emosi ahh. Mungkin seokjin hanya tidak ingin membuat nara menjadi terbebani dengan masalah nya. Menurut mamah pun tidak baik juga membahas masa lalu. Karna yang sudah lalu sebaiknya di lupakan dan di kubur dalam dalam. Mamah juga yakin kalau seokjin mencintai nara sebagaimana seokjin mencintai keluarga nya"ucap mamah kwon dengan senyum manis nya.

Nara yang mendengar ucapan mamah nya barusan terasa luluh kembali. Memang ada benar nya juga. Sebaiknya masa lalu menjadi pembelajaran bukan untuk di kenang kembali. Atau mungkin memang nara yang keterlaluan?
Lagi pun kalau seokjin berniat balas, dia bisa balas ko. Seokjin bisa saja kecewa dengan nara karna nara juga belum pernah sekalipun menceritakan masa lalu nya ke seokjin.

Entah kenapa perasaan bersalah langsung nyerang nara. Ia merasa keterlaluan sudah mendiami suaminya sendiri dalam sebulan ini. Nara jadi khawatir dengan kondisi seokjin yang pasti nya sedang ada masalah kantor ditambah lagi dengan masalah rumah tangga nya.

Tapi tiba tiba nara teringat sesuatu.

"Mah bisa tolong panggilin hyunmi kesini. Aku mau bicara sesuatu sama dia. Aku rasa tidak baik juga jika semuanya terus seperti ini"ucap nara sambil memohon dengan mamah nya.

"Pahh. Papah juga jangan terlalu salahin seokjin ya. Aku rasa ini bukan sepenuh salah dia. Tapi ini ada salah aku juga"lanjut nara dengan senyum manis nya. Melihat senyum nara membuat papah mamah kwon merasa bangga dengan anak nya ini. Karna disaat seperti ini dia bisa bisa nya tersenyum seperti itu.

Akhirnya karna adanya permohonan yang tidak bisa ditolak oleh mamah papah kwon Mereka mengangguk setuju. Lagi pula papah kwon rasa memang ia hanya khawatir terhadap anak nya itu dan berimbas dengan menantu nya. Dan tidak seharusnya ia ikut campur terhadap rumah tangga anak nya.

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now