BAB 17

889 65 2
                                    

Hari yang sama.

Dipagi ini seokjin harus menyiapkan mental dan fisik untuk menghadapi bajingan itu. Ia tahu kalau ini pasti ada kaitan nya dengan hari itu. Walaupun sudah berlangsung lama tapi injae pasti tidak akan melupakan kejadian itu begitu saja.

Seokjin mengenal injae bukan sehari saja melainkan sudah hampir 5 tahun ini. Dan di 5 tahun itu pula seokjin ngerti kalau apa yang di inginkan injae harus tercapai.

Ingin memberi tahu nara pun pasti juga tidak akan ada pengaruh apapun. Injae tetap injae si bajingan licik!

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Seokjin sedang menikmati sarapan nya bersama nara. Ia bingung harus menjelaskan apa jika nara tahu yang sebenarnya.

"Kamu kenapa sih ,yang? Kaya gelisah gitu"Tanya nara. Mungkin nara sedikit sadar dengan perubahan sikap seokjin yang terlihat tidak biasa nya.

Seokjin berusaha untuk tenang tapi seperti nya ia akan pulang larut malam seperti kemarin kemarin. Jadi mau tidak mau ia harus menceritakan masalah injae ke nara.

"Kayanya nanti aku pulang larut malam. Kamu aku anter ke rumah mamah kim aja ya. Di sana juga pasti ada miso yang nemenin kamu. Keadaan kamu juga kan masih sedikit drop. Gapapa kan sayang?"jawab seokjin. Jujur. Ia juga tidak tega jika meninggalkan istri nya ini. Ia masih ingin bermanja manja dengan nara. Waktu di paris pun mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari 4 hari saja.

"Yaudah gapapa. Kalau ada apa apa kamu bilang sama aku. Aku tau kalau di kantor lagi ada masalah kan"Nara sedikit memajukan kursi nya dan ia mengusap lengan seokjin dengan lembut. Kalau di lihat dari wajah nya sangat terlihat jelas kalau seokjin sedang memendam sesuatu.

"Semalam woonsu bilang, kalau siang ini injae ngajakin aku ketemu di caffe deket kantor pas jam makan siang. Perasaan aku bilang kalau ada sesuatu yang bakalan terjadi nanti. Tapi kamu doain aja supaya tidak ada apa apa"Ucap seokjin. Sedari tadi pun memang perasaan nya tidak enak sekali. Seokjin berusaha untuk tidak memikirkan itu semua. Toh itu tidak penting kan. Yang ada malahan membuat seokjin susah.

Nara menghela nafas kasar dan sedikit takut kalau suami nya akan kenapa napa.

"Aku ikut kamu aja ya. Aku takut kamu kenapa napa"Nara memeluk seokjin dari samping. Ia mempunyai firasat kalau sebenarnya ada hal yang di rencanakan oleh injae injae itu.

Seokjin sebenarnya senang jika nara ingin ikut. Tapi seokjin juga tidak mau membiarkan nara ikut ke dalam masalah nya dengan injae.

"Tidak. Kamu mending tunggu di rumah mamah aja ya. Yaudah kita berangkat sekarang. Kamu mandi di sana saja. Aku takut kesiangan soalnya"Mau tidak mau nara menuruti permintaan seokjin. Yang awalnya sudah tidak pusing entah kenapa pusing itu kembali lagi. Tapi yaudahlah nara lebih baik diam saja.

Setelah nara mengunci pintu rumah ia langsung masuk ke dalam mobil dimana seokjin yang sudah menunggu. Di dalam perjalanan pun nara tidak henti henti nya memandang ke luar jendela. Ia hanya takut jika seokjin kenapa napa.

"Maaf sayang. Bukan nya aku tidak mau mengajak kamu tapi kamu tahu kan kalau keadaan kamu saja masih tidak enak kaya gini. Lagi juga aku takut nanti kamu akan terabaikan kalau aku lagi sibuk kerja"Seokjin membawa tangan nya untuk menggenggam tangan nara. Nara sebenarnya tidak masalah jika ia tidak ikut tapi setidak nya seokjin bisa menjelaskan semuanya dengan detail.

"Aku takut kamu kenapa napa. Tapi kamu janji ya jaga diri baik baik"Ucap nara. Ia meletakkan tangan kiri nya di atas tangan seokjin. Mau gimana pun juga ia tidak bisa mendiamkan seokjin dengan keadaan seperti ini. Rasa takut nya lebih besar ketimbang dengan rasa marah nya saat ini.

My husband is the workaholic ▪seokjinWhere stories live. Discover now