BAB 16

929 67 0
                                    

Setelah sekian lama perjalanan menuju pulang. Akhirnya mereka sampai di bandara soekarno-hatta. Disepanjang perjalanan entah kenapa badan nara terus menerus lemas. Padahal awalnya ia baik baik saja. Tapi entah kenapa didalam pesawat justru ia semakin lemas.

Nara sengaja tidak memberitahu ke seokjin. Ia tidak mau merepotkan suami nya itu. Seokjin tampak lelah. Karna selain membawa barang barang mereka, seokjin juga harus menuntun nara supaya tidak oleng.

Dibandara sudah ada keluarga nara dan juga keluarga seokjin yang menjemput. Setelah beberapa hari di paris, mereka tahu kalau keluarga besar mereka pasti sangat kangen.

Dari kejauhan seokjin bisa melihat sosok wanita dan lelaki paruh baya yang sudah menanti kehadiran seokjin. Dengan langkah senang, seokjin dan nara menuju ke arah orang tua mereka masing masing.

"Yatuhan nara. Mamah kangen bgt sama kamu nak"Ujar mamah kwon. Lalu ia dan suami nya memeluk anak semata wayang nya dengan penuh kasih sayang. Rasa lemas yang sedang menimpa nara pun langsung hilang begitu saja. Mungkin nara memang hanya kangen dengan orang tua nya.

"Iyaa mah aku juga kangen sama mamah"Balas nara. Nada suaranya terdengar lemas. Lalu orang tua nara melepas pelukan mereka. Papah kwon merasa kalau ada yang beda dari putri nya ini.

"Kamu sakit ra? Kayanya muka kamu juga pucat"Tanya papah kwon. Seketika nara menjadi pusat perhatian keluarga seokjin. Miso yang ikut dengan keluarga kim pun mengalihkan pandangan nya ke arah nara. Memang iya. Wajah nara terlihat pucat.

"Iya kak. Kakak ko pucat sih?"Tanya miso. Namun nara hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan itu. Nara tidak mau semua orang khawatir hanya karna diri nya.

"Gapapa ko. cuma sedikit lemas aja. Mending kita pulang aja yuk"jawab nara. Ia menggandeng tangan seokjin yang sedang berdiri disamping nya. Seokjin mengerti kalau nara saat ini sudah tidak kuat berdiri. Jadi seokjin pun menyetujukan ajakan nara. Ia juga serasa ingin cepat cepat istirahat di rumah.

***

Sesampainya di rumah. Nara dan seokjin langsung masuk ke kamar mereka. Keluarga mereka hanya mengantar sampai depan rumah. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing masing. Lagi pula mereka paham kalau seokjin dan nara  membutuhkan istirahat.

Setelah nara membaringkan tubuh nya dikasur. Ia mengajak seokjin untuk berbaring disamping nya. Seokjin pun menurut karna ia juga sangat lelah.

"Kamu capek ya gara gara bawain barang sekaligus nuntun aku?"Tanya nara. Ia meletakkan kepala nya di dada bidang seokjin. Entah kenapa ia sangat nyaman dengan posisi saat ini. Parfum seokjin pun membuat perasaan nara tenang.

Seokjin tersenyum kecil sambil mengelus rambut nara lembut, "tidak sayang. Lagi juga untuk apa kamu pikirkan. Kan yang penting kita sudah sampai. Ohh iya. Aku minta maaf ya sama kamu. Gara gara aku ajak ke paris kamu jadi sakit gini"Jawab seokjin. Ia memeluk nara dengan erat seakan akan memberikan kehangatan untuk sang istri. Ia sungguh tidak tega jika sudah berurusan dengan nara. Apalagi nara kembali drop seperti ini.

"Kita sama sama salah sayang. Lagi pula ini kan sudah kesepakatan kita berdua. Kamu ataupun aku sama sama menyetujui hal ini kan. Jadi yaudah. Udah terjadi kan"Ucap nara.

Seokjin merasa sangat bodoh dan telah gagal menjaga istri nya ini. Bahkan disaat seperti ini saja nara bisa bisa nya berfikir dewasa.
Belum lagi ditambah masalah injae yang terus berputar di otak seokjin. Jika ia menceritakan hal ini ke nara. apakah tidak mengganggu kondisi nara.

"Yang,?"Seokjin tersentak karna usapan tangan nara yang tiba tiba mengusap pipi nya. Seokjin pun bingung kenapa masalah injae belum kelar kelar juga. Memang nya tidak bisa ya hidup seokjin tenang sehari saja.

My husband is the workaholic ▪seokjinTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon