Part 11 #M(21+)

9.4K 892 56
                                    

Warning! Mature Content!

"Aku sudah tidak tahan lagi, maaf." ucap Baekhyun membuat sekujur tubuh Hyein gemetar saat ia mulai melumat habis bibir Hyein.

Menyadari ketakutan Hyein di bawahnya, Baekhyun menjauhkan wajahnya dan menatap Hyein lembut tanpa nafsu. "Percaya padaku hm?"

Hyein yang sudah gelap mata mengangguk pelan, ia takut namun juga membutuhkan lebih dari Baekhyun. Baekhyun melumat bibir Hyein tanpa tergesa-gesa, ia tidak mau membuat Hyein lebih takut lagi.

Malam ini menjadi malam yang panjang, Hyein melupakan segala ketakutannya dimasa lalu dan membiarkan nafsu menguasainya. Begitu pula Baekhyun yang melupakan wanitanya di sana dan membiarkan perasaan terpendamnya pada Hyein menguasai.

***

Hyein mengerjap membiasakan matanya menerima cahaya, matanya membulat melihat apa yang ada di depannya. Ini masih pagi dan ia langsung dihadiahi dada bidang tepat di depan matanya.

Butuh beberapa detik bagi Hyein untuk menyadari apa yang terjadi. Ah, tadi malam... Hyein menghembuskan nafas panjang lalu bangun mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai.

Dengan langkah gontai Hyein berjalan menuju kamar mandi, bagian bawahnya berkedut nyeri namun rasanya tidak mungkin meminta Baekhyun menggendongnya karena bisa saja ia malah diserang lagi.

Hyein menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi yang cukup besar, mengamati tubuhnya yang dipenuhi tanda dari lelaki itu. Air matanya tumpah dengan deras. Hyein menyesal tentu saja, ketakutan akan masa lalu kembali menguasai pikirannya dan Hyein mengulanginya dengan orang yang sama, sungguh bodoh membiarkan nafsu bejat menguasai tubuhnya.

Pertanyaan-pertanyaan tentang nasibnya setelah ini berputar dalam pikirannya yang kian kacau. Ia membutuhkan Sehun, hanya lelaki itu yang dapat menenangkan dan mendengar ceritanya tapi apa yang akan Sehun lakukan jika tau Hyein melakukannya dengan Baekhyun.

Wanita itu menghidupkan shower untuk membasuh dirinya yang kotor, sebenarnya Hyein hanya ingin meredam isakannya agar tidak terdengar oleh lelaki yang tengah tertidur pulas di luar sana . Hyein tidak ingin terlihat lemah walaupun Hyein menyadari di memang wanita lemah. Tidak ada wanita kuat yang akan mengalami gangguan psikologis bukan?

Hyein keluar dari kamar mandi setelah berpakaian dan memastikan matanya tidak terlalu sembab, nafasnya tersendat menyadari lelaki dengan tubuh yang hanya dibalut celana pendek berdiri tepat di pintu kamar mandi.

Setelah mengumpulkan kesadarannya Hyein mendongak menatap wajah lelaki itu berusaha bersikap senormal mungkin, "Sudah bangun? Mandilah." Hyein berjalan melewati lelaki yang tak lepas memandanginya.

"Selangkanganmu masih sakit?"

Hyein menghentikan langkahnya, pipinya merona malu. Bisa-bisanya lelaki itu menanyakan hal itu, apa ia tidak sadar betapa ganasnya dia semalam? Hyein saja bersyukur masih hidup hari ini.

"B-bisa kita bahas nanti saja? Sebaiknya kau mandi." ucap Hyein.

Baekhyun terkekeh melihat wajah Hyein yang memerah, ia mendekap tubuh istrinya dari belakang lalu memberikan lumatan kecil tanpa meninggalkan bekas di leher jenjang istrinya itu. Hyein sempat terkejut namun cepat-cepat menyadarkan diri lalu kembali meneruskan langkanya yang terseok karena nyeri.

Hyein menghembuskan nafas lega setelah mendengar suara air di dalam sana, Hyein sudah berusaha bersikap biasa saja namun gagal. Ia bahkan menahan nafasnya saat berbicara pada lelaki yang berstatus suaminya itu.

Setelah mengeringkan rambutnya dengan handuk, Hyein menata sarapan yang sudah ia pesan dan memotong sandwich menjadi beberapa bagian untuk Baekhyun. Sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya membuat Hyein tersentak kaget, sedangkan yang memeluk terkekeh tanpa dosa.

"Aku kaget bodoh." kesal Hyein, jantungnya hampir mencelos keluar.

"Hehe... Kau galak seperti biasa, aku pikir setelah semalam kau akan bersikap lebih lembut." ujar Baekhyun santai yang dihadiahi tatapan tajam Hyein.

"Bermimpilah." sinis Hyein.

Baekhyun mengecup bibir Hyein sekilas hingga wanita itu mematung di tempat, bohong jika Hyein tidak kaget ia bahkan mengerjap matanya polos membuat Baekhyun gemas dan mengecupnya sekali lagi.

"Ya!" Hyein memukul lengan Baekhyun keras tapi lelaki bodoh itu malah tertawa.

Hyein menghembuskan nafas kesal, "Duduk." Perintah Hyein, seperti biasa Baekhyun akan menuruti tanpa berulah. Hyein menyerahkan garpu pada Baekhyun.

Lelaki itu tersenyum menatap sandwich yang sudah dipotong rapi oleh Hyein untuknya. Baekhyun tau ini terlambat, tapi ia baru menyadari bahwa Hyein adalah istri yang baik. Hyein selalu mengurus kebutuhannya mulai dari baju, makanan, bahkan perlengkapan kantornya. Baekhyun tau Hyein membencinya, kesalahannya dimasa lalu memang bukan sesuatu yang mudah untuk dimaafkan namun wanita itu tetap merawatnya.

"Kau aneh." Suara Hyein menghentikan pikiran Baekhyun.

Baekhyun mengernyit bingung, "Kenapa?"

"Apa kau sebegitu sukanya dengan sandwich sampai tersenyum bodoh menatapinya?"

Baekhyun tersenyum, "Aku menyukainya karenamu." Bisiknya hampir tak terdengar.

"Hah? Kau bilang apa?" Hyein merasa ia salah dengar tidak mungkin Baekhyun berkata semanis itu padanya.

"Lupakan." Baekhyun memakan potongan sandwichnya mengabaikan Hyein yang menatapnya heran.

Hyein hanya mengedikkan bahunya acuh. Apa perdulinya?

***

Hyein menatap kosong langit senja yang tampak indah dengan warnya jingganya di balkon kamar hotel. Tidak, Hyein bahkan tidak menyadari langit yang begitu indah pikirannya sedang tidak ada disini. Hyein benci saat ketakutan dan rasa gelisahnya kembali menghantui.

Ia tidak gila kan? Rasanya ingin bertemu dengan Sehun dan Seungho lalu menangis sekencang-kencangnya, Hyein tau ia belum tentu hamil setelah ini tapi sejak apa yang pernah terjadi dengan orang yang sama membuat Hyein trauma.

"Kau melamun." Ujar Baekhyun yang entah sejak kapan sudah menyandar di sebelah Hyein.

"Tidak, aku hanya menikmati senja." Balasnya tanpa menoleh, Hyein tidak pandai berbohong maka dari itu ia tidak mampu menatap pria di sampingnya.

Baekhyun mendekatkan diri dengan Hyein lalu memeluk dari belakang, dagunya ditopang di bahu Hyein, "Boleh aku bertanya?"

"Apa?"

"Tapi ini sedikit pribadi." Jelasnya.

"Katakan." Balas Hyein singkat.

"Ehem... Jawab yang jujur." Hyein mengangguk pelan sebagai jawaban, "Kau tidak pernah tidur dengan pria lain?" Tanya Baekhyun tidak enak, Hyein mendengus mendengar pertanyaan itu.

"Kau pikir aku wanita murahan?" Sinis Hyein.

Baekhyun merasa salah bertanya, "Bukan begitu, hanya saja tadi malam kau... Hmm... Kesakitan seperti saat kita melakukannya pertama kali." Pernyataan Baekhyun tepat sasaran pada Hyein hahaha sial.

"Tidak, kau satu-satunya lelaki brengsek yang menyentuhku." Jawabnya datar. Baekhyun cukup kaget, ia merasa bersalah sekaligus senang karenanya.

"Jadi, kau..." Baekhyun tak berani melanjutkan ucapannya.

Hyein mendengus pelan, "Ya, kau yang merebut mahkotaku dan itu terakhir aku berhubungan."

Tanpa Baekhyun sadari senyumnya terkembang lebar, ia mengeratkan pelukannya pada Hyein, "Terimakasih." Ucapnya membuat Hyein menatapnya bingung.

Mengerti tatapan bingung Hyein, Baekhyun mengecup bibir Hyein sekilas lalu melanjutkan. "Karena aku menjadi satu-satunya."

Hyein tidak menjawab dan kembali menatap langit yang kian mengelap seperti perasaannya saat ini.

***

KARENA PART INI ADEGANNYA TERLALU DEWASA, SEBAGIAN AKU HAPUS. KALAU MAU BACA FULL VER. SILAHKAN DM AKU ^^

TAPI SEBELUMNYA PASTIKAN KALIAN BUKAN SIDERS :)

BastardWhere stories live. Discover now