Part 14

5.1K 856 12
                                    

Hyein menghembuskan nafasnya sekali lagi berusaha untuk fokus, terhitung 5 kali ia muntah pagi ini membuat tubuhnya lemas. Harusnya ia izin saja tidak bekerja, tapi dalam sebulan ini sudah 3 kali ia izin dan itu bisa menjadi bencana jika ayah menyadarinya.

Atensi Hyein berpindah pada ponselnya yang bergetar menampilkan nama seseorang yang membuat seulas senyum terlukis di wajah pucat Hyein. Ia menggeser icon hijau untuk menjawab panggilan lalu menempelkannya di telinga kiri.

"Halo Hye?" suara bariton terdengar di seberang sana.

"Ya tuan Oh yang super sibuk." godanya.

Terdengar kekehan dari seberang sana, Hyein merindukan lelaki ini. Ia merasa kesepian karena kepergiannya seminggu lalu, "Bagaimana kabar keponakanku?" tanyanya, senyum Hyein mengembang lebar merasakan perhatiannya.

"Dia baik dan merindukan pamannya." Hyein tertawa kecil.

"Katakan padanya aku juga merindukannya."

Hyein menggeleng lemah walaupun tak dapat terlihat oleh Sehun, "Tidak mau, katakan sendiri. Dia menunggumu kau tau?" Sehun terkekeh lagi.

"Sepertinya ibunya lebih merindukanku. Nanti siang aku jemput, hari ini jadwal periksamu kan? Kau dimana?" ah benar, Hyein saja lupa hari ini ia harus memeriksanya.

"Ah aku hampir lupa jadwalnya. Aku ada di kantor." jawabnya dengan nada tidak enak.

Sehun mendengus, "Hei, ibu macam apa yang melupakan hal sepenting itu? Ya sudah, aku masih ada pekerjaan. Jangan lupa minum susu dan vitaminmu, aku jemput saat jam makan siang."

Hyein meringis mendengar Sehun mengingatkannya lalu melirik segelas susu yang masih utuh sejak sejam lalu, lelaki itu pasti akan menceramahinya jika tau ia belum meminum susunya.

"Ya, sampai jumpa." Hyein memutuskan sambungan dan segera meminum susu itu sampai tandas seolah Sehun memperhatikan gerak-geriknya.

Sehun dan Seungho sangat perhatian sejak kehamilannya, bahkan mereka bisa menelpon setiap 3 jam sekali menanyakan apa Hyein mengidam sesuatu. Mengingat itu membuatnya tertawa pelan, untung bayinya tidak rewel meminta yang aneh-aneh. Yang paling membuat Hyein kewalahan hanya karena bayinya tidak mau jauh-jauh dari Baekhyun, pernah saat Baekhyun tidak pulang karena kekasihnya minggu lalu dan itu membuat Hyein menangis sesegukan seperti anak kecil yang tidak diberikan permen.

Hyein ingin memeluk Baekhyun terus menerus, aroma tubuh lelaki itu dapat mengurangi mualnya. Hyein mendesah mengingat betapa ia sudah menurunkan harga dirinya di depan lelaki itu dengan memeluknya setiap ia pulang bekerja, tidur dan sebelum berangkat bekerja, sudah seperti minum obat bukan? Tapi Hyein bersyukur Baekhyun tidak pernah menolak walaupun Hyein semakin jarang berbicara padanya.

Mungkin Baekhyun semakin yakin Hyein mengalami gangguan jiwa, mengingat lelaki itu pernah mendapati Hyein meminun obat antidepresi. Ya, Hyein belum memberi tau Baekhyun walaupun usia kandungannya sudah menginjak 2 bulan. Hyein tidak tau, lidahnya begitu kelu saat ingin mengatakan kebenarannya pada Baekhyun apalagi ketika Baekhyun sudah menatapnya dalam saat berbicara.

Hyein mendengus, Dasar bodoh

***

Sehun tidak dapat menutupi binar matanya melihat gumpalan kecil yang terpampang di layar monitor, itu keponakannya. Usianya masih 8 minggu, masih sangat kecil dan rentan.

Hyein tersenyum simpul sembari menatap monitor dan Sehun bergantian, Sehun menggenggam tangannya menyalurkan rasa bahagianya pada Hyein.

"Dia sehat dan tumbuh dengan baik." jelas dokter setelah keduanya kembali duduk, terdengar helaan nafas lega dari keduanya.

"Kandungan ibunya juga lebih kuat daripada bulan lalu, asalkan ibunya tidak stres dan menjaga pola makan dia akan sehat." lanjut dokter bermarga Kim itu dengan senyum menawan yang tak luntur dari wajahnya.

"Apa ada hal lain yang harus dihindari?" tanya Sehun.

"Tentu, ibu hamil banyak pantangannya." Jawabnya sembari tertawa kecil, "Hindari meminum obat keras, alkohol, juga buah yang tajam untuk janin seperti nanas tapi kalau mengidam berikan saja sedikit." Sehun mengangguk mengerti.

"Sepertinya nyonya Byun sering tidak meminum vitaminnya, jadi harus lebih diperhatikan." Jelas dokter Kim.

Hyein meringis melihat tatapan tajam Sehun padanya, sepertinya ia akan diceramahi panjang lebar oleh Sehun setelah ini tentang pentingnya vitamin bagi kesehatan bayinya dan yang paling buruk Sehun bisa saja memberi tau Seungho yang bisa lebih cerewet dari bibi-bibi jika menyangkut kehamilannya.

"Aku akan lebih memperhatikanya." Jawab Sehun, dokter Kim mengangguk lalu menuliskan resep vitamin dan obat mual untuk Hyein.

Sekali lagi Hyein meringis mendapati tatapan membunuh dari Oh Sehun, matilah dia.

***

Hyein bergerak gelisah, ia tidak bisa tidur padahal sudah dua minggu ini ia merasa normal karena dapat tidur 5 jam sehari. Merasakan pergerakan gelisah dari wanita dipelukannya membuat Baekhyun terbangun.

"Kau kenapa?" Tanyanya dengan suara serak.

"Tidak, tidurlah lagi. Aku hanya susah tidur." Bohongnya, dalam hati hyein sudah berteriak bahwa ia ingin bungeoppang. Sebaiknya Hyein mengendap-ngendap setelah pria ini tertidur lalu menghubungi Seungho untuk menemaninya setelah ini, kediaman Seungho lebih dekat dari apartemen Baekhyun di bandingkan Sehun, hanya berjarak 15 menit jika berjalan kaki.

Setelah merasa tidak ada pergerakan dari Baekhyun dan nafasnya yang mulai teratur, Hyein mulai mengendap meninggalkan apartemen. Baekhyun membuka matanya setelah bunyi pintu apartemen tertutup, "Mau kemana dia?" tanya Baekhyun pada dirinya sendiri lalu mengabaikan tingkah Hyein yang memang aneh belakangan ini.

Seungho menatap wanita di depannya dengan heran, ah bukan, wanita itu lebih mirip bocah yang sedang mendapatkan lolipop ukuran jumbo.

"Pelan-pelan, kau bisa tersedak." Seungho mengingatkan, Hyein sudah menghabiskan 3 bungkusan berisi 3 bungeoppang dalam 15 menit terakhir. Hyein tidak begitu menyukai makanan itu dan hari ini ia memakannya seperti orang belum makan selama 3 hari, apa ibu hamil seaneh ini? Pikir Seungho.

Hyein menghubunginya pukul 1 pagi hanya karena ingin memakan ini dan ia tidak mau menundanya, jadilah Seungho berkeliling mencari rumah penjual bungeoppang meminta dibuatkan makanan itu untuk ibu hamil satu ini. Beruntung penjualnya sangat baik dan mau membuatkannya, bahkan wanita paruh baya itu memberikan bonus 2 bungkus lagi yang katanya untuk Seungho namun dimakan habis oleh Hyein. Hyein memakan 5 bungkus bungeoppang tanpa jeda.

Seungho menggeleng tidak percaya, Hyeinnya bisa makan selahap itu padahal selama ini Hyein termasuk wanita yang tidak terlalu suka makan. Seungho menepikan mobilnya lalu melepaskan jaketnya untuk Hyein yang sudah terlelap di bangku penumpang. Hyein sudah berusaha keras menghilangkan trauma demi bayinya, melihat kantung mata Hyein yang mulai berkurang Seungho yakin Hyein sudah mulai normal lagi.

Lelaki itu merapikan anak rambut yang menutupi wajah adiknya lalu tersenyum tulus, "Kau sudah berusaha keras." ucapnya sembari mengecup kening Hyein lalu tangannya beralih ke atas perut Hyein yang masih rata dan mengelusnya, "Terimakasih, sudah membantu." lanjutnya.

***

Aku pengen double update hehe
Ceritanya udah ngedraft sampe tamat.

Oh ya, jangan lupa mampir ke work baru aku ya. Judulnya Where's My Happy Ending.

BastardWo Geschichten leben. Entdecke jetzt