[Special Side Story] Oh Sehun 4

5.2K 483 12
                                    

Sinar mentari merayap menerpa wajah tampan lelaki dalam balutan piyama putih, matanya enggan membuka barang sekejap malah memunggungi asal cahaya dan mengeratkan pelukannya pada wanita di samping kirinya.

"Jam berapa?" gumam wanita itu.

"Tidak tahu." balasnya denga suara serak.

Wanita itu meraba nakas meraih ponselnya, kantuknya menguap sudah dengan cepat ia memindahkan lengan lelaki itu darinya.

"Kau kenapa?" tanya si lelaki dengan mata setengah terpejam.

"Aku terlambat bekerja." ucapnya panik.

Lelaki itu terkekeh, ia menarik tubuh wanitanya kembali dalam dekapan. "Ini hari sabtu Eunra, kau lupa?"

"Ah kau benar, ini sabtu." ia kembali memposisikan diri senyaman mungkin dalam pelukan lelaki Oh itu.

Sehun sedikit menjarak agar dapat menatap lamat wajah Eunra yang tetap cantik saat terbangun. Ia mendekat hingga hidung keduanya bersentuhan, menggesekkan ujung hidungnya membuat Eunra terkekeh.

Cup

"Pagi." sapa Sehun setelah kecupan singkatnya di bibir Eunra.

Eunra menenggelamkan wajahnya di dada Sehun, "Pagi." balasnya dengan suara teredam. Ia sungguh malu, baru kemarin ia menolak kehadiran Sehun kini dia sudah terbangun dalam dekapan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari janinnya.

Mereka memutuskan tinggal bersama- ah lebih tepatnya Sehun memaksanya untuk tinggal bersama, lelaki itu tidak mau ambil resiko jika ia dan calon istrinya yang dalam keadaan berbadan dua tinggal terpisah semetara orang tua wanitanya itu memang menetap di Jerman. Terlebih Sehun tahu bagaimana kebutuhan ibu hamil saat Hyein tinggal di apartemennya beberapa bulan lalu.

"Aku akan masak sarapan." Eunra berusaha melepaskan dekapan Sehun, lelaki itu menggeleng.

"Biarkan seperti ini sebentar lagi."

Sehun menghirup sebanyak-banyaknya aroma shampoo yang masih tertinggal di rambut Eunra. Ia akan memenuhi hatinya dengan wanita ini dan menghabiskan sisa hidup bersama. Meskipun Hyein tetap jiwanya, tapi biarkan wanita ini menempati ruang lain di hatinya. Ruang yang sudah lama kosong setelah gadis Choinya menjadi wanita Byun.

"Aku sudah meminta cuti untukmu selama seminggu."

Eunra mengangkat kepala menatap Sehun yang juga menatapnya. "Kita akan ke Jerman meminta restu ayah dan ibumu." sambungnya lagi. Entah perasaan apa yang menggelayuti hati Eunra saat ini, haruskah dia senang ayah dari janinnya mau bertanggung jawab atau kecewa karena mimpi untuk bersanding dengan lelaki yang dicintainya musnah. Disaat ia masih menata perasaannya, ia malah dihadapkan kenyataan harus bersanding dengan lelaki yang hanya menempati posisi teman dalam hatinya. Nyatanya pernikahan mereka memang harus cepat terlaksana sebelum perut Eunra semakin membesar.

Seolah sadar dengan kebimbangan Eunra, Sehun memberi jarak antara mereka agar ia dapat jelas menatap wanitanya. "Bisakan kau menanamkan keyakinan pada hubungan kita." jemari kokohnya menyentuh tangan kiri Eunra menampakkan cincin yang baru beberapa jam ia sematkan di jari manisnya. "Cincin ini bukti aku serius ingin mengikatmu dan belajar mencintaimu. Aku harap kau juga akan belajar mencintaiku." Sehun membawa tangan itu mendekat pada bibirnya dan mengecup jaemari lentik Eunra.

Setetes kristal bening meluncur mengenai hidung mancung Eunra, ia memeluk tubuh kekar Sehun erat meredam segala keraguannya akan hubungan mereka kedepannya. "Maafkan aku." Sehun tersenyum kemudian mengecup puncak kepala wanita itu.

"Jangan minta maaf, aku tahu ini berat untukmu." tangannya beralih mengelus perut rata Eunra, "tapi dia butuh ayah dan ibunya." Eunra mengangguk dalam pelukannya.

Sehun menyentuh dagu Eunra membuat wanita itu menatapnya, "Maukah kau bahagia bersamaku?" buliran bening Eunra kembali menetes tanpa permisi ketika Sehun mencium kedua kelopak matanya.

Kedua insan yang sama patah hatinya itu dipersatukan dengan hal tak terduga. Mungkin cinta memang belum hadir, namun Sehun berusaha mengambil hal positif dari apa yang ia dan Eunra alami. Tuhan menunjukkan mereka tempat berbagi yang tepat, semoga masalah percintaan mereka di masa lalu akan menuntun mereka menguatkan satu sama lain. Berjuang bersama dan saling mempertahankan.

"Jadi mau kan? Kita ke rumah orang tua mu?"

"Daddy sangat galak Sehun. Kau bisa babak belur akibat amarahnya."

"Ya aku sudah mempersiapkan balasan yang sepadan."

Pelukan Sehun terlepas kasar, kilatan mata Eunda menujukkan ketidak sukaannya bahkan sebelum tahu apa yang akan Sehun lakukan pada ayah wanita itu.

"Kau mau apa? Jangan macam-macam dengan ayahku, Sehun! Aku tidak akan memaafkanmu jika itu terjadi!" tururnya kesal.

Kekehan dari bibir Sehun semakin memperburuk suasana hatinya yang sempat berbunga-bunga beberapa menit lalu. "Mungkin memberikannya istri muda." ujar Sehun acuh.

Eunra mendelik sebal, bibirnya mengerucut tampak menggemaskan di mata Sehun. Pikiran kotor akan rasa bibir cherry itu saat ia melumatnya menari bebas membuat Sehun menelan ludah. Tahan dirimu Sehun!

Tubuh Eunra kini memunggungi Sehun, rasa kesal yang kini sangat sulit ia kontrol membuatnya bak petasan sumbu pendek. Meledak tak terkendali dengan mudahnya.

Sehun tersenyum kecil, sifat Eunra jauh berbeda dengan yang ia kenal selama ini. Hormon kehamilan membuat wanita itu menjadi manis dan menggemaskan. Tangannya terulur meraih pinggang Eunra, kepalanya ia posisikan di perpotongan leher wanitanya itu.

"Aku hanya bercanda, mana mungkin macam-macam pada orang tuamu. Aku membutuhkan restu mereka, terlebih ayahmu."

"Kenapa dengan daddy?"

Kecupan ringan mendarat di pipi Eunra, tidak ada protes sama sekali olehnya yang masih fokus menunggu jawaban Sehun.

"Karena ayahmu yang akan mengantarkan putri cantiknya ke atas altar sebelum putrinya menjadi milikku."

Kedua pipi itu merona malu, tidak menampik perlakuan Sehun mampu menimbulkan getaran dalam hatinya. Mungkin sudah saatnya ia membuka hati pada Sehun. Semoga pilihannya tepat kali ini.

"Be mine forever, Lee Eunra. Will you?"

Eunra menyerah tubuhnya kembali meraih Sehun dalam pelukan dengan sendirinya. Senyumnya merekah, sejalan dengan kebahagiaan yang meletup dalam dirinya.

"I will, Sehun."

END

BastardWhere stories live. Discover now