Part 22

6K 845 31
                                    

Sehun memasuki kamar bernuansa merah muda di apartemennya, pintu kamar itu sudah sedikit terbuka tanpa perlu diketuk. Sehun mendorong sedikit pintu bercat putih susu itu. Senyumnya mengembang melihat wanita hamil yang tengah bercermin mengamati penampilannya menggunakan baju kerja.

 Senyumnya mengembang melihat wanita hamil yang tengah bercermin mengamati penampilannya menggunakan baju kerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita itu menatapnya melalui cermin yang memantulkan bayangan Sehun.

"Apa tidak masalah aku menggunakan ini untuk rapat? Pakaian kantorku sempit semua." Hyein mulai cemberut sembari meraba perutnya yang mulai membesar.

Sehun terkekeh geli, tentu saja pakaiannya sempit. Hyein selalu makan seperti orang kesetanan ditambah perutnya yang semakin lama semakin buncit.

"Kau cantik." Sehun tersenyum tulus, "Walaupun yah... Mmm... Gendut." Ejeknya.

"Ya! Aku tidak gendut, ini hanya karena aku hamil!" Kesalnya. Sehun menahan tawanya agar tidak meledak.

"Ehem... Ya tidak gendut." Sehun menatap Hyein dari atas ke bawah dengan tatapan mengejek.

Hyein yang semakin kesal menghampiri Sehun lalu memukulnya lengannya denga brutal mengabaikan rintihan lelaki itu. Astaga, ibu hamil memang mengerikan pikir Sehun

"Hei...hei... Sudah, kalian ini selalu saja membuat keributan." ucap Seungho menginterupsi.

"Oppa... Sehun bilang aku gendut..." ucapnya menghampiri Seungho dengan wajah cemberut.

Seungho mendehem menahan tawanya, ia juga tidak bisa membohongi perubahan tubuh Hyein. "Tidak...tidak gendut." Seungho menggigit bibir bawahnya mencegah tawa.

Menyadari itu Hyein semakin emosi, matanya memicing sebal menatap dua lelaki yang menatapnya sembari menahan tawa.

"Aish... Lihat saja, aku tidak akan membiarkan kalian melihat bayiku setelah lahir!" Hyein sedikit menghentakkan kakinya keluar ruangan.

Mata Sehun membelalak, tubuhnya yang sedari tadi bersandar di dinding berubah menjadi tegak. "Ya! Mana bisa seperti itu! Hyein! Dia keponakanku!" ucapnya berjalan menyusul Hyein.

Seungho tertawa terbahak-bahak Hyein menjadi sangat sensitif setelah hamil, masih dapat terdengar samar suara Sehun membujuk Hyein di luar sana.

"Hye jangan marah, nanti aku belikan baju kerja yang baru."

"Jangan menyogokku Sehun!"

***

Hyein memasuki lobby perusahaannya dengan senyuman formal yang tersungging manis di bibirnya. Kakinya yang dibalut sepatu bertumit 5 cm menimbulkan bunyi yang tidak terlalu keras. Tentu saja, Seungho dan Sehun akan mengamuk jika ia menggunakan sepatu yang lebih tinggi lagi.

Langkahnya memelan menatap lelaki yang menatapnya sendu dari lift, hatinya hampir meledak. Rindu yang bertengger dalam hatinya sudah terlalu menumpuk, jika Hyein tidak dapat menahan diri ia sudah berlari memeluk lelaki itu namun di sisi lainnya paru-parunya seolah kekurangan pasokan oksigen. Sesak, luka Hyein masih terbuka lebar belum mengering.

BastardWhere stories live. Discover now