[Special Side Story] Oh Sehun

6.3K 524 3
                                    

Pantofel hitam legam mengetuk membuat bunyi seirama dengan langkah pria jangkung berkulit putih susu, dilihat dari sisi manapun ketampanannya tak dapat dipungkiri bak Dewa-dewa dalam kisah Yunani kuno. Berpasang-pasang mata tak lepas mengagumi keindahan wajah tegasnya terlebih senyum yang terpatri membuat para gadis memekik histeris.

Sayangnya Oh Sehun bukan orang yang perduli, atau mungkin sudah terlalu lelah meladeni pekikan gadis sekitarnya. Dia bahkan bukan idol K-POP yang patut diagung-agungkan keberadaannya. Itu tidak penting, baginya lebih penting seseorang di seberang sana yang sibuk mengomelinya tanpa henti sejak ia mendarat di Gimpo.

"Aku mau curry udon Sehun... kau harus menemaniku! Jika tidak aku tidak akan memaafkanmu!"

Senyumnya tidak dapat di sembunyikan, mendengar wanita itu mengomel saja sudah mampu membuat gejolak rindu yang semakin membuncah sedikit terobati.

"Tapi aku ada meeting sampai sore Hye, tidak bisa Baekhyun saja?" Napasnya terputus di akhir kalimat.

"Oh baiklah, aku bisa menunggumu sampai malam. Ayolah Sehun, aku merindukanmu." Rengek Hyein manja, bukan Hyein namanya kalau tidak bisa memaksa kehendaknya pada seorang Oh Sehun.

"Oke oke, aku jemput jam 6. Izin dulu pada suamimu." Suami ya? Batinnya.

"Siap! Aku tunggu!!!"

Sambungan terputus setelahnya, ia masih tersenyum tentu saja. dia akan segera bertemu dengan wanita yang paling ia rindukan Choi Hyein, oh bukan, Byun Hyein.

Kakinya menuntun menuju caffe modern ramai pengunjung, expresso dengan sepotong carrot cake sepertinya cukup untuk menemani waktu santainya beberapa jam kedepan sebelum ketegangan ruang rapat menyapa.

Matanya menerawang jauh mengingat wanita yang tak henti bermunculan dimana-mana, helaann nafas beberapa kali keluar dari bibir tipisnya menetralkan hantaman berat di dalam sana.

"AW! Ssss... panas..."

"Maaf nona, saya tidak sengaja."

Ia mengalihkan pandangan pada wanita dengan balutan mini dress hitam yang tampak pas di tubuh rampingnya. Wanita itu tampak tak asing, perlahan ia mendekat menyadari pesanannya telah tumpah membasahi kaki jenjang itu hingga memerah.

"Anda baik-baik saja?" Tanyanya tanpa memandang wajah si wanita, ia lebih memilih memperhatikan bekas memerah di kaki wanita itu, "Apa kalian punya salap luka bakar?" Tanyanya pada pelayan.

"Ada tuan, sebentar saya ambilkan."

Pelayan wanita itu tampak berjalan cepat dengan paniknya akibat kesalahan fatal yang ia lakukan. Wanita bersurai coklat panjang itu tampak tersenyum memperhatikan lelaki yang masih berlutut di hadapannya. Ah, bukan karena lelaki ini tampan. Ya ia akui lelaki itu tampan tapi bukan itu alasannya tersenyum.

"Oh Sehun?" panggilnya ragu.

Lelaki itu merasa terpanggil kemudian menatap wanita itu, matanya membulat namun detik berikutnya sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis.

"Lee Eunra, benar?"

"Kau masih mengingatku rupanya." Ujar Eunra disertai tawa kecil.

"Tentu, mana mungkin aku lupa pada gadis yang menolakku dengan kejam." Sindirnya bercanda.

Obrolan mereka terhenti ketika pelayan datang dengan salap putih di tangannya, dengan telaten Sehun mengoleskan salap pada bagian memerah di kaki Eunra. Sesekali wanita itu meringis perih ketika Sehun menyentuh memarnya.

BastardWhere stories live. Discover now