Chenyi : Bab. 6

7.9K 771 32
                                    

-Kediaman Pangeran Chenyu-

"Oh Demi Si Pak Tua Dewa Bumi!", Pangeran Chenyu memekik. Entah kenapa dia selalu ingin menyebutkan dewa bumi dalam perasaan terkejutnya, kini pria itu mengamati kedua bayi kembar yang dibaringkan di atas ranjangnya. "Jadi..kalian ini bisa bertelepati dengan seseorang?", Tanyanya pada kedua bayi laki-laki yang baru lahir itu, yakni Chenzi dan Chenli.

'Ya, Bisa dibilang begitu Paman Yu..'

'Hanya jika kami mau saja melakukannya..'

Chenyu manggut-manggut, sementara sang kakak, Chenyi hanya memijit kepalanya yang terasa berat dan sakit. Dirinya mengira hanya dia saja yang bisa mendengar suara kedua putranya, ternyata mereka memang punya kemampuan untuk itu. "Kalian juga yang membuat kak Chenyi keracunan di bumi? Ketika em..dia berusaha mencium kakak ipar..",

Chenyi menatap tajam dan jengkel melihat ekspresi menyebalkan dan mengoda dari Pangeran Chenyu, sang adik. "Ya..salah kakak sendiri sih, tidak bisa mengontrol nafsu. Tidak heran, jika si kembar meracunimu kak Chenyi..", Sindir Chenyu membuat kekesalan dan rasa jengkel Raja Hantu semakin meninggi.

"Hei, kemana tata krama mu, Chenyu? Sejak tadi kau terus saja memanggilku Kak Chenyi, Kak Chenyi dan Kak Chenyi. Apa aku harus memanggilmu 'Panglima' Chen sekarang..?", Balas Raja Hantu, Chenyi sudah tidak bisa menahan kekesalannya itu untuk waktu yang lebih lama lagi.

Chenyu terkekeh, "Maafkan aku, Yang Mulia Chenyi. Panglima kesayangan mu ini telah bersikap lancang..", Godanya lagi pada Raja Hantu yang mendengus dengan kesal. Pria dengan mata sipit yang tajam namun menawan itu melipat kedua tangannya di depan dada bidangnya, "Sejak kapan kau menjadi kesayanganku? Panglima Chen..",

"Memangnya bukan?", Tanya Chenyu sengaja. Raut wajahnya semakin menambah jengkel diri Raja Hantu, "Kupikir iya, mengingat kakak selalu membantuku. Seperti 1500 tahun yang lalu, ketika ayahanda hendak membunuhku. Kakaklah yang menolongku..",

Raja Hantu terdiam, tatapannya dingin dan juga tajam. Orang-orang mungkin akan mengira dia marah karna perkataan Pangeran Chenyu barusan, tapi tidak. Bukanlah kemarahan yang tengah merasuki tubuh Raja Hantu, Chenyi. "Tapi aku tidak bisa menyelamatkan mata kirimu..",

Ya, Penyesalan, kekecewaan terhadap dirinya sendiri karna tidak bisa melindungi adik 'kesayangan' yang tidak mau diakuinya begitu. Meski Pangeran Chenyu tidak pernah mempermasalahkan mata kirinya yang terkena jurus ayah kandungnya, Raja Hantu ke-4.

Tentu saja, dirinya mengingat bagaimana sejak 1500 tahun yang lalu, kakaknya merawat dan mendidiknya hingga menjadi seorang panglima yang pemberani juga gagah seperti sekarang ini. Dan telah menjadi 335 ribu tahun lamanya sejak saat itu, saat masa-masa kelam dari dua kakak adik itu.

"Aku tidak pernah mempermasalahkan soal mata kiri ku kak, aku tetap tampan dengan sebelah mata..", Chenyu menghibur dirinya sendiri juga kakaknya sang Raja Hantu, Chenyi. Dengan menutupi kesedihannya memiliki wajah cacat, "Dan..omong-omong, siapa memangnya orang kesayangan kakak?",

Raja Hantu mengelengkan kepalanya, berusaha menghindari pertanyaan dari sang adik. "Oh, Ayolah kak. Ceritakan padaku, aku yakin ada..", Chenyu semakin ingin mengoda kakaknya itu. Alisnya naik turun sebelah membuat Raja Hantu, Chenyi memejamkan matanya dan mendengus.

"Oh aku tau! Jika bukan aku, Maka pasti kakak ipar bukan..?", Goda Chenyu lagi menatap mesum kearah kakaknya.

'Nah..nah, Setuju Paman..'

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyWhere stories live. Discover now