Chenzi & Chenli : Bab. 15

5.8K 559 24
                                    

Akhirnya, sesuai janji. Chenzi mengajak putra bungsunya untuk pergi ke dunia manusia, dalam rangka menghadiri acara ulang tahun Raja Bumi yang ke-100. Chenli sepanjang perjalanan mengagumi sekitarannya dengan penuh antusias, sementara Chenyi? Pria itu sudah bosan, bahkan dia sebenarnya tidak ingin pergi. Namun melihat sikap dan tingkah putra bungsunya, dengan cepat dia membuang perasaan tidak nyaman berada di dunia manusia, terutama istrinya sendiri berasal dari sini.

"Ayahanda, dimana Ibunda dulu tinggal??", Tanya Chenli penasaran.

Chenyi berpikir, "Mm, Disebelah sana. Kau lihat gubuk kecil di dalam hutan itu?", Tanyanya balik pada sang putra.

"Disanalah Ibundamu tinggal dulu.", Ujar Chenyi melanjutkan. Senyuman tercetak diwajah tampannya, pikirannya terpenuhi oleh kenangan indah ketika bertemu dengan Wu Gu, Istrinya dulu. Begitu menyenangkan, membuatnya berpikir, ternyata dunia manusia tidak seburuk yang dipikirkannya. Disini juga tinggal orang-orang seperti Wu Gu,

Chenli menyadari bahwa pikiran ayahnya telah menghilang dari sana, jadi dia segera berdehem, kemudian dengan nada sedikit formal dia berkata pada sang ayah, dengan mengatakan : "Oh, Jadi Ayahanda dan Ibunda membuat 'kami' di sana juga?",

"Hei! Siapa yang mengajarkan mu berkata vulgar seperti itu hah?", Ketus Chenyi sedikit terkejut juga marah. Dia menjentik kening putra keduanya itu, menyebabkan Chenli mengaduh kesakitan.

Lalu dengan wajah jengkel dia menjawab, "Paman Yu---",

Chenyi mendengus kesal, kemudian tidak ingin membahas masalah lebih panjang lagi atau mereka akan terlambat. Sepanjang perjalanan, Chenli tidak bisa tidak berteriak kagum. Hal ini membuat Chenyi merasa malu dan sesekali dia akan menarik putranya itu agar diam dan berhenti membuat keributan, "Chenli, kendalikan dirimu. Kau membuat orang-orang takut, lihat. Nanti mereka mengira kita bukan manusia!",

"Bukannya kita memang bukan manusia ya, ayahanda?", Chenli malah bertanya dengan wajah polosnya.

Chenyi memasang wajah hendak marah, tapi di tahannya. Dia lalu menghembuskan napas yang tertahan di hidungnya, sambil tersenyum kearah Chenli dia lalu berkata, "Putraku, kau memang cerdas. Tapi bisakah sesekali kau bersikap sedikit pintar? Jika orang-orang tau kita bukan manusia, maka masalah besar akan datang. Mengerti? Sekarang diam dan ikuti ayahanda..",

Chenli mengangguk, mengekori ayahandanya bagai anak ayam. Sesekali dia akan melirik ke kiri dan kanan dan berteriak kagum dalam hatinya, hingga dia melihat seorang gadis yang mungkin seusianya. Tengah terduduk di atas permukaan tanah, beberapa laki-laki terlihat menendanginya. Chenli tanpa sadar mengepalkan tangannya, secepat kilat dia telah sampai disana. Chenyi bahkan tidak sempat mencegah putranya, dia mengamati dari kejauhan.

Chenli mengunakan kemampuan bela dirinya membuat beberapa laki-laki yang menendang gadis yang ada di atas permukaan tanah itu terhempas jatuh, dia berjongkok dan membantu gadis itu bangun. Dia meringis dalam hati melihat luka lebam di seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya telah berdarah. Chenyi di sisi lain, dia mengingat kejadian ini. Ketika dia meminta Hei She untuk menemani Wu Gu, wanita itu juga pernah mengalami penderitaan yang sama. Ini membuatnya merasa iba, jadi membiarkan putranya bertindak sembarangan untuk kali ini.

"Kau tidak apa-apa?", Tanya Chenli mengusap debu dan tanah dari wajah gadis dalam pangkuannya.

Gadis itu mengeleng lemah, namun kemudian pingsan dalam pelukan Chenli. "Hei---hei Nona---", Chenli berdecak kesal. Dia mengendong gadis itu dengan menempatkan tangan masing-masing dibawah pahanya dan juga di dekat antara leher dan punggung gadis itu, mengendongnya bagai pengantin baru. Chenli bergerak menuju ayahnya, dimana Chenyi terlihat memang telah menunggunya.

"Ayahanda, aku---",

"Tidak apa, jika kau tidak melakukannya. Mungkin ayahanda yang akan melakukannya, pergilah. Bawa dia ke gubuk yang ada di pinggir hutan itu..", Chenyi menahan permintaan maaf putranya. Kemudian menunjuk bayangan gubuk di dekat pinggiran hutan,

Chenli mengangguk, "Bagaimana ayahanda bisa tau?", Tanyanya dengan heran.

Chenyi menunjuk kepalanya, sambil mengetuk-ngetuk kecil. Chenli mengerti, ayahnya membaca pikiran dari gadis di dalam gendongannya. Untuk mengetahui dimana letak tempat tinggal gadis ini, "Baiklah ayahanda, aku akan segera melaksanakan. Tapi ayahanda akan terlambat menghadiri acaranya, sebaiknya ayahanda pergi saja. Aku mm, akan menunggu di gubuk. Sampai ayahanda kembali, lagipula pergi ke istana manusia rasanya akan membosankan..",

Chenyi mengerti kepribadian putranya, dia hanya ingin mencari alasan untuk bermain. Namun, dia juga paham, putranya tidak akan membuat masalah. Jadi dia mengijinkannya, dengan syarat dia tidak boleh mengunakan kemampuamnya lagi. Meski berat, Chenli setuju. Dia segera meninggalkan ayahandanya dan pergi menuju ke gubuk di pinggir hutan, ketika sampai dia menemukan betapa menyedihkannya hidup gadis ini, gubuknya bahkan bisa saja roboh kapan saja.

Sedikit saja tidak masalahkan?

Dia membaringkan gadis itu ke atas ranjang, kemudian dengan dua jari yang dijulurkan, yakni jari telunjuk kanan dan jari tengahnya. Dia mulai membayangkan apa yang ingin dilakukannya, alhasil, atap gubuk itu telah diperbaiki, tidak ada lagi lubang-lubang yang terlihat, kemudian, dia juga memperkokoh kayu penyangga gubuk. Sehingga ketika hujan badai tidak akan terjadi apa-apa,

"Tu---Tuan? Anda ini---", Gadis itu telah sadarkan diri.

Dia melihat semuanya, Chenli binggung bagaimana dia akan menjelaskan. Dia bisa saja menghapus ingatan gadis itu, namun mulut dan juga hatinya malah berkata lain, "Nona, jangan takut. Aku akan menjelaskannya, sebelum itu Nona seharusnya beristirahat. Luka ini terlihat cukup parah..",

Kembali Chenli mengeluarkan kekuatannya, sebisa mungkin menyembuhkan luka pada gadis malang itu. Hasilnya lebam-lebam ditangan dan kaki juga tubuhnya telah menghilang, hanya saja dia tidak bisa menyembuhkan gadis itu sampai sepenuhnya. Dirinya sudah cukup banyak kehilangan tenaga dalamnya, gadis itu berterima kasih padanya. Entah kenapa dia sangat senang, kemudian tanpa sadar tangannya terangkat sambil mengusap puncak kepala gadis itu.

Keduanya saling menatap, Chenli yang sadar akan tindakannya langsung menarik tangannya pergi. Dia telah merona, untuk pertama kalinya karna perempuan?! Apa yang terjadi dengannya???

"Jadi, tuan adalah putra dari Raja Hantu?", Tanya Gadis itu yang diketahui bernama Jia Lan.

Chenli mengangguk, "Kau---tidak takut?",

"Tidak, kenapa harus takut? Anda tidak terlihat menakutkan, lagipula anda yang menolong saya. Tidak sopan namanya jika takut pada penolong sendiri..", Jia Lan menjelaskan. Dia tersenyum sangat tulus pada Chenli, dan sialnya Chenli kembali merasa senang. Jantungnya berdegup aneh sejak dari tadi, dia mulai berpikir, apa ini yang dimaksud kakaknya, chenzi soal jatuh cinta?

Tapi, dia baru bertemu dengan Jia Lan. Bagaimana mungkin dia bisa jatuh cinta begitu saja?

Chenli, kau tidak mengerti. Jatuh cinta itu aneh, kau akan menyangkalnya di awal. Tapi, ketika kau melihatnya, kau akan bahagia, ketika tidak melihat, kau akan merasa sedih, setelah jatuh cinta, berhati-hatilah. Suatu saat kau akan merasakan cemburu, tanpa alasan..

Tbc.

haha Receh 😂😂😂😂😂

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyWhere stories live. Discover now