Chenyu : Bab. 32

2K 201 8
                                    

Seakan dejavu, Chenyu menghabiskan waktunya di dunia manusia selama hampir tiga tahun lamanya, menutup dirinya dari dunia hantu, seperti yang pernah dilakukan oleh keponakannya, Chenzi lakukan dulu, sehingga siapapun tidak akan dapat menemukan dirinya di dunia manusia ini.

Dan disinilah, Chenyu kini tengah memotong kayu untuk digunakan memasak oleh Ziyue, gadis manusia berdarah campuran yang bertemu dengannya di hutan tiga tahun yang lalu. Tinggal bersama Ziyue dan juga adik-adiknya, dua anak laki-laki kembar berusia 8 tahun dan anak perempuan berusia 3 tahun yang mengemaskan. Chenyu merasakan kehangatan di dalam keluarga kecil yang ramai itu, meski hidup serba kekurangan, tidak ada jejak kesedihan di wajah mereka sama sekali.

"Kakak Yu, kau telah bekerja keras, malam ini kakak Ziyue akan memasakkan kita makanan yang lezat bukan?", Xiao Hung, salah satu anak laki-laki kembar yang barusan saja bertanya.

Chenyu hanya mengangguk, sebelum memikul kayu-kayu yang telah dipotongnya ke dapur dan diam-diam melirik Ziyue yang tengah duduk bersama saudara kembar Xiao Hung yaitu Xiao Hui dan juga si gadis kecil Zimei, mengupas dan memetik sayuran yang bagus untuk dimasak nantinya. Gadis itu ternyata sangat malang, mendengar dari kisah hidupnya yang diceritakan oleh Ziyue satu tahun yang lalu.

"Duduklah disini, maaf, gubuk ini memang kecil dan sempit, jadi aku harap kau dapat memakluminya, Tuan...",

Chenyu menatap sekeliling gubuk dimana dia duduk kini, hingga tatapannya berhenti di pintu yang terbuka, berdiri dua anak laki-laki yang terlihat serupa, mengingatkan Chenyu akan kedua keponakannya di istana hantu. Ketika melirik kearah ranjang kecil beralaskan tikar bambu, Chenyu mendapati seorang bayi kecil yang munggil, tidur dengan begitu nyenyak.

"Apa mereka semua adikmu?", Tanya Chenyu pada gadis itu yang baru saja kembali entah darimana, mungkin dapur.

Gadis itu mengangguk, "Yang berdiri dipintu adalah Xiao Hung dan Xiao Hui, mereka kembar, dan si kecil disana, Zimei...",

"Oh", Menatap kembali kearah si kembar dan si bayi kecil, kemudian tatapannya berakhir pada gadis disampingnya. "Kalau kau? Siapa namamu?",

Gadis itu menoleh, menyodorkan cangkir porselen biasa berisikan air hangat pada Chenyu. Lalu dengan seulas senyuman, menjawab : "Nama saya, Ziyue...",

Deg!

Chenyu hampir saja menjatuhkan cangkir ditangannya jika saja, dia tidak mencengkramnya dengan sangat erat.

Apa yang salah dengannya, hanya karna nama mereka berakhiran yang sama?

Lucu sekali dirimu, Chenyu.

"Ah, saya lupa. Saya belum menanyakan pada tuan, siapa nama tuan?", Celetuk Ziyue, sedikit memiringkan kepalanya.

Chenyu menyerahkan cangkir kepada Ziyue, lalu menjawab, "Chenyu, kau bisa memanggilku Yu...",

"Baik, Tuan Yu...", Gadis itu hanya tersenyum lembut setelahnya dan membuat suasana menjadi canggung didalam gubuk.

Tiba-tiba saja terdengar suara tangisan yang kencang, dan berasal dari si kecil, Zimei.

Ziyue dengan segera berlari kearah Zimei, mengendongnya, bergerak kekiri dan kanan mengayunkan tubuhnya dan terus mencoba untuk menenangkan Zimei. Dan secara tiba-tiba saja berkata : "Zimei, sudah jangan menangis, paman itu orang yang baik, jangan menangis ya????",

Paman?

"Hei, memangnya aku terlihat setua itu?", Chenyu bertanya dengan nada sedikit kesal.

Ziyue terkekeh, "Memangnya berapa umur tuan?",

Tidak segera menjawab, Chenyu justru balik bertanya, "Kau sendiri, berapa umurmu?",

Ziyue mendudukkan dirinya diatas ranjang, mengendong Zimei dengan telaten.

"Saya berumur 17 tahun, tuan...", Jawab Ziyue sedikit gelisah karna Zimei yang menarik-narik pakaiannya seakan meminta sesuatu, dan dia tau apa itu, tapi---dia tidak bisa memberikannya.

Chenyu melihat kegelisahan Ziyue tapi tidak berdaya, dia pria, memangnya apa yang bisa dia lakukan? Menyusuinya? Yang benar saja!

"Jika aku bilang, umurku, 28 ribu tahun, apa kau percaya?", Celetuk Chenyu menyunggingkan senyuman licik.

Tapi Ziyue tidak memperhatikan itu dan fokus pada Zimei, tapi tetap menjawab, "Iya, saya percaya. Kenapa tidak? Ayah saya---ayah saya bahkan telah berumur 50 ribu tahun, kenapa anda mengucapkannya dengan begitu bangga. Apa anda mencoba membuat saya terkesan?",

Deg!

Chenyu mati kutu, dia memalingkan wajahnya yang telah bersemu merah karna ketahuan ingin pamer, tapi pandangannya bertemu dengan si kembar, Xiao Hung dan Xiao Hui, dan lagi-lagi mengingatkannya akan kedua keponakannya yang entah bagaimana kabarnya sekarang.

"Oh, mengatakan soal ayah, dimana orang tuamu?", Chenyu bertanya tanpa mengalihkan tatapannya dari si kembar.

Ziyue mendongak, Menatap Chenyu dengan penuh makna.

"Ibu telah meninggal tiga bulan yang lalu sebelum saya bertemu dengan anda. Ayah---karna frustasi ditinggalkan ibu, memutuskan mengakhiri hidupnya dan memberikanku sebuah wasiat agar aku menjaga adik-adikku...",

Mendengarnya, Chenyu menoleh, hingga tatapannya bertemu pandang dengan Ziyue.

"Kau tidak membenci ayahmu?", Tanyanya.

Ziyue mengeleng, "Saya mengerti perasaan ayah, saya tidak membencinya. Saya hanya merasa kasihan dengan adik-adikku, mungkin mereka tidak akan begitu mengingat sosok ayah lagi terutama Zimei, dan saya berharap Zimei tidak mengetahuinya...",

Menyedihkan bukan?

"Kakak Yu, Kau sudah selesai memotong kayu?", Ziyue bertanya ketika menoleh dan mendapati Chenyu berdiri di dekat tungku api menatapnya.

Pria itu mengangguk, "Apa yang akan kau masak untuk makan malam nanti?",

"Mm, aku menemukan sayuran liar dihutan, aku memutuskan untuk menumisnya nanti, oh juga ada ikan tangkapanmu, aku akan mengkukusnya. Ah, Kakak Yu, ini, kau berkeringat, keringkan dulu tubuhmu, setelah itu pergilah mandi bersama Xiao Hung dan Xiao Hui ya???", Ziyue bergerak, dari meja kecil dimana dia dan Zimei memilah sayuran, kearah Chenyu dan mengunakan kain kecil ditangannya untuk mengusap wajah dan tubuh Chenyu.

Tidak sadarkah dia? Chenyu membatin, mendapatkan perlakukan seperti ini dari seorang perempuan, membuat sumpah Chenyu tiga tahun lalu hancur, dia tidak bisa tidak terbuai dengan perlakuan manis Ziyue.

"Ziyue", Lirihnya. Gadis itu mendongak, "Ada apa?",

"Terima kasih...", Gumamnya, menatap intens wajah Ziyue yang harus diakuinya, cantik.

"Kakak Yu telah berusaha keras, Ziyue hanya melakukan yang seharusnya...", Balas Ziyue menghentikan aktivitasnya mengelap tubuh Chenyu.

Ziyue sangat mandiri, dia tidak sedikitpun menunjukkan kesedihannya, bahkan ketika terluka, dia hanya akan tersenyum dan menahan rasa sakit. Berbeda dengan dia, yang entah kenapa dirindukan Chenyu akhir-akhir ini ketika melihat Ziyue.

Shanyue, bagaimana kabarmu?

Kuharap baik, apa kau mencariku?

Apakah setelah tiga tahun kau mulai gelisah, tidak ada lagi yang mencarimu, menganggumu, apa kau merindukanku?

Kurasa tidak...

Tbc.

Sepertinya bakalan ada sakit hati lagi ya 😂😂😂 Chenyu jangan seperti Chenzi ya, 😢

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyWhere stories live. Discover now