Chenyu : Bab. 41

4.3K 230 36
                                    

"Apa maksud kalian?",

Kaisar Langit terlihat mengernyit dengan alis terangkat sebelah, menatap kearah kakak beradik dari dunia hantu itu.

"Tidak ada, Hanya saja kami ingin mengetahui apakah lampu perangkat memori masih berada di istana langit...", Tutur Chenyu seraya menyeringai.

Sementara Chenyi hanya diam, ekspresinya selalu sama. Dingin dan datar, kecuali jika berurusan dengan Wu Gu.

"Untuk apa kalian menanyakan hal itu? Tentu saja lampu perangkat memori masih aman disimpan di dalam istana, bagaimana mungkin bisa hilang?!", Kaisar langit balik bertanya dengan sedikit jengkel dan marah.

Chenyu tersenyum sinis, menjulurkan tangan kanannya dan memunculkan sebuah benda diatas telapak tangannya. Sontak, hal itu membuat Kaisar langit terkejut. Bagaimana tidak, benda yang seharusnya aman berada di istana tiba-tiba berada di tangan Chenyu?

"Kenapa---",

"Kenapa anda tidak menanyakannya kepada putri Shanyue, Kaisar langit???", Chenyu menyeringai, menatap kearah Kaisar langit yang mengernyit.

"Maksudmu, Shanyue yang melakukannya? Shanyue mengambil lampu perangkap memori?", Kaisar Langit masih tidak bisa melepaskan diri dari kenyataan, malu dan juga marah melingkupi dirinya saat ini juga.

Tidak menyangka, putrinya itu akan begitu tidak bermoral dan mencuri dari istana.

"Tapi kenapa...???", Kaisar langit kembali bertanya.

Chenyu maju selangkah, "Kenapa tidak tanyakan sendiri kepada putri Shanyue?",

Kaisar langit terlihat menimbang, sebelum akhirnya dia berkata dengan suara lantang : "Panggil putri Shanyue kemari!",
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kak Ziyue, kau tidak apa-apa?",

Ziyue, perempuan hamil itu menoleh dan menatap adiknya, Xiao Hui yang terlihat khawatir.

"Tidak apa-apa.", Ucapnya lirih, menahan rasa mual.

Perutnya tumbuh tidak normal, mungkin karna yang di kandungnya adalah anak Chenyu yang notabene bukan manusia biasa. Belum lagi dia juga adalah setengah keturunan klan hantu, tentu saja anak mereka akan sedikit tumbuh tidak normal dibandingkan manusia biasa pada umumnya.

Dia baru mengandung selama 1 bulan, dan perutnya terlihat seperti berumur 4 bulan.

"Xiao Hui, apa kau tidak menemani Xiao Hung ke hutan mencari kayu bakar?", Ziyue bertanya, sedikit merasa heran karna adiknya berada di rumah.

Anak laki-laki itu mengeleng, "Xiao Hung memintaku menemani kalian berdua di rumah, dia bilang bisa mencari kayu bakar sendirian. Jadi aku pulang...",

"Aku baik-baik saja, Xiao Hui. Kasihan Xiao Hung sendirian mencari kayu bakar, pergilah temani dia. Aku akan menemani Zimei untuk bermain, sembari menyiapkan makan malam bersama...", Tutur Ziyue yang dianggukki ragu oleh Xiao Hui, anak laki-laki itu takut akan dimarahi Xiao Hung.

Ziyue terkekeh melihat Xiao Hui berlarian keluar dapur, dia tau Xiao Hui takut kepada Xiao Hung. Meski terkadang keduanya juga sering bertengkar, Ziyue memakluminya karna keduanya adalah saudara kembar.

"Kakak Yu...", Gumam Ziyue tiba-tiba teringat akan sosok Chenyu yang selalu membantunya.

Rindu, jelas.

"Kakak pasti sangat membenciku, hingga kakak tidak ingin kembali kemari. Kakak Yu, jika bukan demi aku, pulanglah demi anak-anak yang lain. Mereka juga merindukan dirimu..",
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keheningan memenuhi aula istana langit, terlihat sosok putri Shanyue melangkahkan kakinya memasukki aula. Sedikit terkejut ketika melihat Chenyu dan Chenyi ada disana, dan bertanya-tanya dalam hati apa yang dilakukan keduanya disana.

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyWhere stories live. Discover now