Chenyi : Bab. 8

7.5K 714 72
                                    

-Kediaman Raja Hantu-

"Jadi..", Chenyi memulai pembicaraannya setelah sekian menit melihat Wu Gu dan Hei She, si Ular hitam saling melempar senyuman rindu. Padahal baru saja dia sampai dan tidak bertemu dengan Hei She selama kurang lebih 5 jam lamanya sejak sampai di dunia hantu bersama Chenyi, "Apa yang membuatmu datang dan mengangguku, Hei She..?",

Tatapan tajam Chenyi membuat Hei She menelan ludahnya perlahan, di dalam hatinya dia terus berdoa supaya Tuannya itu tidak marah. "Ma-- Maafkan saya, Yang Mulia. Hanya saja, saya baru mendapatkan kabar dari Bai She..", Ujar Hei She sedikit gagap karna rasa takutnya pada Chenyi yang masih dengan mata sipitnya menatap tajam kearah laki-laki remaja itu.

Chenyi mengernyit, "Bai She? Kabar apa..?", Tanyanya masih mempertahankan kernyitan di keningnya meski tidak mengurangi sedikitpun ketampanannya. Dan tentu saja, Wu Gu diam-diam memperhatikan Chenyi, Ayah kandung dari kedua anak kembarnya, Yakni Chenzi dan Chenli.

Báishé, yang berarti ular putih. Adalah juga peliharaan Chenyi, seekor ular betina yang di berikan olehnya kepada Kaisar Langit sebagai pertukaran perjanjian damai antar kedua istana. Sebenarnya, Chenyi tidak pernah setuju untuk memberikan apapun yang menjadi miliknya kepada Kaisar Langit sekalipun. Namun karna perintah ayahandanya, yakni Raja Hantu ke-4 membuatnya harus kehilangan Bai She, si ular putih.

"Kabar..", Hei She sedikit ragu membuat Chenyi menghela napasnya kasar. "Katakan saja, Hei She!", Pekik pria itu pada Ular hitam yang telah berubah wujudnya menjadi bentuk layaknya seorang manusia.

Hei She memutar bola matanya masih sedikit ragu, sebelum akhirnya mendongakkan kepalanya dengan sendirinya. Ternyata, Chenyi mengunakan kekuatannya secara tidak adil hanya untuk memaksa si ular hitam berbicara. "Katakan saja, Hei She. Atau apa kau ingin tulang lehermu patah hmm..?",

Hei She menelan ludah, rasa takutnya semakin menjadi-jadi. "Yang Mulia..", Tiba-tiba saja Wu Gu yang masih berada di samping Chenyi dalam posisi duduk di atas ranjang berujar, memanggil pria itu. "Jangan bersikap kasar begitu kepada, Hei Hei..", lanjutnya membuat Chenyi semakin kesal dan merasa 'Cemburu'.

"Kau diam saja! Ini tidak ada hubungannya denganmu, kau mengerti?!", Bentaknya pada Wu Gu dan secara otomatis melepaskan kekuatannya pada diri Hei She. Kemudian beralih, dengan tangan besarnya mencengkram bagian leher Wu Gu. Sedikit kuat hingga terasa cukup perih dan membuat Wu Gu meringis,

Hei She mengigit bibirnya, rasa takut berubah menjadi rasa panik. "Ya-- Yang Mulia..", Wu Gu masih meringis. Tangannya memegangi tangan Chenyi yang mencekiknya, memberinya tatapan sayu yang disebabkan oleh rasa sesak napas akibat cekikkan Chenyi.

Tok..tok..

"Kak, Apa aku boleh masuk? Chenzi dan Chenli menangis terus, mereka ingin minum susu..", Terdengar suara Chenyu dari arah luar kamar milik sang kakak, Chenyi, sang Raja Hantu. Mendengar suara sang adik, Chenyi melepaskan cekikkannya. Menatap panik kearah Wu Gu yang terkulai sedikit ke bawah,

"Ka-- kau tidak apa-apa?? Maafkan aku Wu Gu, Benar-benar maaf...", Lirihnya seraya memeriksa leher Wu Gu yang terdapat bekas cekikkannya. Melihat hal itu, Chenyi mengigit tepi bawah bibirnya dengan kuat, hingga darah yang asin dan sedikit berbau menjalar keseluruh mulutnya. "Yang Mulia-- bibir anda..",

Wu Gu masih mengkhawatirkan Chenyi yang melukai dirinya sendiri, menyentuh permukaan bibir Chenyi yang terluka dan mengeluarkan darah dengan jari-jari munggilnya yang lembut. "Aku tidak apa-apa, tapi kau..apa sakit??", Wanita itu mengeleng menjawabi pertanyaan dari Chenyi yang mengusapi bagian leher Wu Gu.

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyWhere stories live. Discover now