Chenzi & Chenli : Bab. 21

3.3K 313 15
                                    

Chenzi sudah tinggal di dunia manusia selama tiga hari, menurutnya, dunia manusia tidaklah terlalu buruk. Juga tidak seburuk yang selama ini di pikirkannya, hanya saja kali ini Jia Lan mengajaknya pergi bersama menjual kayu bakar, mengikutinya dengan engan, dia menemukan pasar sangatlah ramai dan banyak benda yang tidak pernah dilihatnya sebelum ini. Dia menjadi bersemangat dan mulai berjalan ke sana kemari, Jia Lan sampai kewalahan menjaga bayi raksasa itu agar tidak terpisah darinya.

Di sisi lain, Chenyu, sang paman, pergi ke istana Langit untuk menemui seseorang, seseorang yang sangat istimewah.

"Shan'er..",

Gadis yang di panggil acuh tak acuh dan berjalan penuh ke anggunan, diikuti banyak dayang dan juga pengawal di belakangnya mengikuti seperti anak bebek.

"Shan'er tunggu---",

Chenyu berlari sekuat tenaga, dia nyaris kehilangan keseimbangan karna berlarian. Berhenti di depan gadis yang berwajah seindah dan secantik malaikat, dia memandangi dengan serius wajahnya. Lalu setelah menyeimbangkan napasnya agar teratur, dia berkata, "Shan'er---",

"Pangeran Chenyu, tolong. Jaga sikap anda, saya adalah Putri ketiga kekaisaran langit, anda seharusnya sadar dan memanggil saya dengan benar..", Ujar gadis itu tenang namun dengan penuh ketegasan.

Sepasang matanya yang bagaikan giok, menatap tidak suka dengan sikap Chenyu. Namun Chenyu bukan lagi Chenyu jika tidak membantah dan semakin bertingkah, "Oh, ayolah, Putri Shanyue tersayang. Kau tidak berencana untuk bersikap dingin terus padaku bukan? Dan aku mencari-mu kali ini karna ada hal yang harus ku tanyakan dan mintai tolong padamu..", Chenyu memelas, menampilkan wajah tampan-nya yang hanya terlihat sebelah. Hampir semua orang tau, sebelah wajah Chenyu terluka karna ayahnya sendiri, Raja Hantu sebelumnya yang kejam.

Sebenarnya, sudah sejak lama Chenyu menyukai dan menyimpan perasaan pada putri Shanyue, hanya saja gadis itu selalu memandangnya rendah dan menganggap bahwa Chenyu yang berasal dari kerajaan Hantu tidaklah pantas untuknya. Terutama, Kaisar Langit tidak akan menyetujui hubungan semacam itu di antara dia dan orang dari istana hantu. Disatu sisi adalah karna adanya peraturan yang melarang, yang kedua, adalah dia tidak menyimpan sedikitpun perasaan kepada Chenyu.

"Saya sibuk, Pangeran. Tolong jangan menunda dan membuang waktu saya..", Gadis itu mencoba pergi tapi Chenyu menahan tangannya dengan berani, tanpa mempedulikan ketika para pengawalnya menghunuskan pedang kearahnya.

Dia memberi Putri Shanyue tatapan penuh keseriusan, lalu dengan tenang berkata, "Putri, saya mohon. Ini menyangkut keponakan saya, Chenzi, dia telah menghilang. Saya ingin meminta bantuan putri untuk bertanya pada putri Xinyue tentang apakah dia tau kemana perginya Chenzi..", memohon pada gadis itu untuk membantunya.

Ya, harus di akui, Xinyue memang dekat dengannya. Terutama, kediamana mereka bersebelahan, ditambah sejak kecil, Xinyue selalu datang dan bermanja pada dirinya sementara sang kakak, putri pertama kaisar, selalu sibuk mengurusi putra pertamanya. Tapi dia sama sekali tidak berniat untuk membantu Chenyu, dia muak di ikuti terus oleh pria itu selama bertahun-tahun lamanya. Ditambah, dia sudah memiliki pujaan hati, dia jatuh cinta pada Raja bumi, Raja Hu.

"Tanyakan saja sendiri, anda bisa pergi ke paviliun tengah menemui keponakan saya, putri Xinyue disana..", Balasnya dengan nada acuh tak acuh.

Chenyu perlahan melepaskan tangan Putri Shanyue, kemudian mengangguk-angguk dengan cepat, berlari meninggalkan putri Shanyue yang tertegun, setelah memberinya penghormatan. Entah mengapa, Putri Shanyue mendengus. Dia hanya tidak menyangka, pria itu yang selalu mengikutinya, menganggu kesehariannya, akan begitu panik hanya karna keponakannya yang nakal itu.

Disisi lain,

"Jia Lan.", Chenzi merengek.

Jia Lan yang baru saja keluar dari sebuah rumah makan dengan menenteng kayu bakarnya yang berat menghela napas dan menatap Chenzi dengan pasrah, bertanya, "Ada apa, Pangeran??",

"Aku ingin bakpao!", Pekik pria itu menunjuk kearah seberang rumah makan.

Jia Lan juga lapar, perutnya terus menuntutnya. Ini sudah hampir siang dan dia kelelahan setelah menawarkan kayu bakar seharian ini dan tidak terjual sedikitpun, bisnis kayu bakar seperti ini, tidaklah mudah untuk dilakukan, terutama, para pemilik rumah makan dan yang lainnya sudah biasa membeli kayu bakar dari agennya. Kayu bakar Jia Lan juga sedikit terlalu kecil dan berkualitas jelek, tidak mudah untuk di bakar.

Tapi, melihat Chenzi begitu pucat dan kelaparan, Jia Lan dengan segera mengeluarkan sebuah uang koin dari balik tali pengikat hanfu-nya dengan ekspresi engan, uang koin itu satu-satu-nya yang tersisa dari seluruh uangnya sejak dari kemarin. Dan hanya dengan sisa sebuah uang koin itu, kau hanya akan mendapatkan satu buah bakpao saja. Jadi dia dengan pasrah menoleh, lalu menatap Chenzi dengan sebuah senyuman yang begitu manis dibibirnya untuk tidak membuat Chenzi khawatir, kemudian dengan tenang berkata, "Baiklah, tunggu disini. Saya akan pergi membelinya untuk anda..",

Dengan segera, Jia Lan bergegas kearah seberang. Meninggalkan kayu bakarnya untuk kemudian dijaga oleh Chenzi yang duduk santai di sebuah patung menyerupai tugu, dia mengenal paman penjual bakpao itu, dulu ketika kecil, paman itu sering memberinya bakpao.

"Paman.", Jia Lan berujar.

Pria tua itu dengan cepat menyahut dan menanyakan kabar dari Jia Lan yang menurutnya sudah lama tidak terlihat, "Lan'er? Kau disini hari ini, Sudah sebulan sejak terakhir aku melihatmu..", Tukasnya ramah, sibuk merapikan bakpao-bakpaonya yang telah siap di kukus. Jia Lan menelan ludah ketika mencium aroma harum dari bakpao dan menyebabkan perutnya sedikit bergemuruh dengan hebat di dalam sana.

"Paman, Aku ingin membeli bakpao, aku akan membeli satu..", Ujar Jia Lan menyerahkan uang koin di tangannya ke mangkuk kecil di atas meja kecil yang sama dimana pengukusan bakpao di lakukan.

Pria tua itu mendesah, kemudian mengambil tiga buah bakpao hangat dan memberikannya pada Jia Lan yang menatapnya binggung dan heran, "Pa---Paman? Aku hanya membeli satu---",

"Sudah, Paman hadiahkan untukmu. Ambillah, jika tidak cukup katakan saja ya. Paman akan memberikan mu lagi...", Balas Pria tua itu dengan cepat.

Jia Lan tersenyum kaku, dia merasa tidak enak dengan penjual bakpao itu, Bagaimanapun, dia sendiri hidup susah, sekarang dia harus kehilangan dua bakpao yang berharga dua uang koin. Di rumahnya masih ada istri dan anak yang harus di nafkahi, tapi dia justru membantunya. "Paman, aku tidak bisa menerima ini. Paman dirumah sendiri masih kesulitan bertahan, aku masih muda, masih sehat dan bertenaga, aku akan berjualan lebih lama lagi, Paman jual saja dua bakpao ini dan hasilkan lebih banyak uang untuk keluarga saja..",

Pria tua itu menolak pengembalian Jia Lan dan bersikukuh jika Jia Lan mengembalikannya, dia akan membuang semua dagangannya dan tidak berjualan lagi. Hal ini membuat Jia Lan terpaksa harus menerima bakpaonya dan kemudian berterima kasih banyak, setelah berpamitan dia segera bergegas menuju ke arah seberang, disana Chenzi menunggu dengan antusias. Dia sudah lapar, terlalu lapar untuk bahkan sekedae bersuara.

"Jia Lan, kau sudah membeli bakpaonya?", Dia bertanya penuh semangat.

Jia Lan mengangguk, kemudian menyerahkan bungkus berisi tiga bakpao itu pada Chenzi. Lalu dengan lembut berkata, "Makanlah, Pangeran. Saya akan pergi untuk berjualan lagi..",

Chenzi ragu, dia mendongak dan menahan tangan Jia Lan.

"Lalu kau?",

Jia Lan mengelengkan kepalanya pelan, "Saya tidak lapar.",

"Bohong",

Jia Lan tersentak, Chenzi beranjak berdiri kemudian mengambil sebuah bakpao, mengupasnya menjadi bagian kecil dan menyuapinya ke dalam mulut Jia Lan. "Makanlah sedikit, aku tidak makan sebanyak itu. Satu bakpao sudah cukup, sedangkan kau, lihatlah, hanya tersisa tulang. Makanlah dua bakpao ini dan aku akan mengantikanmu berjualan kayu bakar..",

Jia Lan melonggo,

"Pangeran, anda---", Dia menatap Chenzi dengan ekspresi takjub. "Bisa berjualan?",

Chenzi cemberut, "Kau meragukanku??",

Jia Lan, aku akan membuktikannya padamu. Aku juga bisa membantumu....

Tbc.

😅😆 Pendek.

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyWhere stories live. Discover now