Chenzi & Chenli : Bab. 17

4.3K 426 23
                                    

Hampir setiap hari Chenli datang ke dunia manusia, bahkan, pernah sekali dia menginap di dunia manusia selama 3 hari berturut-turut, hal ini membuat sang kakak, Chenzi risih dan gelisah. Untuk itu dia menghadap ayahnya, "Ayahanda, Zi'er ingin menghadap..", Serunya dari ambang pintu. Hari ini dia memakai pakaian yang sedikit---berlebihan untuk dirinya. Melihat penampilan putranya, Chenyi tidak bisa tidak mengerutkan keningnya dengan alis yang terangkat sebelah.

"Da Zi, ada apa?", Tanya Chenyi heran.

Chenzi berhenti lalu memberi penghormatan kepadanya, lalu dengan ekspresi wajah serius dia menjawab, "Ayahanda, Zi'er ingin bertanya. Kenapa ayahanda membiarkan adik Li terus ke dunia manusia? Bukankah Kaisar Langit akan marah jika sampai mengetahui hal ini?",

Chenyi diam saja, sebelum akhirnya dia meletakkan pekerjaannya ke atas meja kembali. Lalu beranjak bangun dari tempat duduknya, dia mengajak putra sulungnya itu untuk berjalan-jalan bersamanya. Jika dipikir, dia jarang menghabiskan waktu bersama Chenzi, dia merasa putra sulungnya ini sedikit tertutup padanya. Tidak seperti Chenli yang selalu beramah tamah dengan siapapun, Chenzi cenderung hanya dekat dengan orang yang dianggapnya dapat di dekati, terlihat sejak dari dia bayi, dia lebih mendukung ibunya ketimbang dirinya, sang ayah.

"Ayahanda, anda belum menjawab pertanyaan Zi'er..", Chenzi protes karna bukannya mendapatkan jawaban, dia justru harus menghabiskan beberapa menit waktu bersama sang ayah.

Chenyi mendudukkan diri di kursi kayu kecil di dalam paviliun, dia menepuk tempat disampingnya membiarkan Chenzi untuk duduk disampingnya. "Ayahanda tanya padamu, apa ayahanda melarangmu setiap kali kau pergi ke istana langit? Menurutmu, berapa kali Kaisar Langit memperingatkan ayahanda? Kau pergi kesana menemui Putri Xinyue, bukan?", Tanyanya balik pada sang putra yang langsung terdiam. Wajahnya memerah malu, dia ketahuan.

"Ayahanda, ini berbeda. Maksudku, pergi ke istana Langit dengan ke dunia manusia, itu sangat-sangat berbeda. Ayahanda sudah seharusnya mengerti itu..", Chenzi tidak mau kalah.

Chenyi tertawa geli, "Baik-baik, terserah padamu. Siapa suruh kau adalah putraku?",

"Aku tidak tau kalau aku adalah putra ayahanda..", Chenzi menyindir-nya karna selalu merasa bahwa Chenyi pilih kasih. Pria itu kembali tertawa geli, lalu merangkul pundak putra sulungnya. "Apa kau membenci ayahanda? Yang ayahanda lihat, sejak hari dimana ayahanda memilihmu sebagai putra mahkota, kau sangat marah dan mulai mengabaikanku sejak saat itu..",

Chenzi mencoba melepaskan rangkulan ayahnya, lalu tertawa dengan risih. "Tidak ayahanda, untuk apa Zi'er membenci ayahanda? Zi'er hanya merasa em---menjadi putra mahkota sangatlah merepotkan, terutama jika suatu hari menjadi Raja Hantu mengantikan ayahanda. Zi'er ingin bebas ayahanda, Zi'er tidak ingin menjadi pria kaku dan dingin seperti---ayahanda.", dia ragu. Mengatai ayahandanya sendiri, tidak tau apa pria itu akan marah atau tidak.

Chenyi mengerti maksud Chenzi, memang benar, menjadi Raja Hantu adalah pekerjaan yang sulit, ditambah tidak jarang orang-orang takut dan menghinanya, menganggapnya sebagai orang jahat, karna Raja Hantu di wajibkan memakai pakaian berwarna gelap yang selalu identik dengan yang namanya kegelapan. Untuk itu dia memaklumi Chenzi yang memikirkan betapa muram dan suramnya masa depannya kelak, jika dia menjadi Raja Hantu.

"Ayahanda mengerti, tapi, Da Zi dengarkan ayahanda. Menjadi Putra Mahkota dunia Hantu, berarti semua orang menempatkan kepercayaannya pada-mu, itu berarti mereka yakin bahwa kau dapat melaksanakannya, saran ayahanda, jalani saja, ayahanda yakin, putra ayah dapat melakukannya dengan baik..", Tukas Chenyi menepuk bahu Chenzi lalu beranjak bangun.

Membiarkan Chenzi memikirkannya akan lebih baik, karna ini menyangkut masa depan dunia Hantu.

Sementara itu, Chenli baru saja sampai di dunia manusia. Dia tengah bersembunyi di balik tembok gubuk, memperhatikan Jia Lan, seorang gadis manusia yang dikenalnya sejak beberapa hari ini. Gadis itu tengah menjemur pakaian, dia ingin membantu, namun tergiang di pikirannya untuk menjahili Jia Lan sebentar. Untuk itu dia bergerak, perlahan, meringankan tubuhnya dan bergerak dibelakang Jia Lan. Ketika tiba dibelakangnya, Chenli memegang tangan Jia Lan yang tengah menjemur pakaian.

[COMPLETE] Destiny of Three world : Love and Ambition storyΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα