#5 - Sky, Wind and You

2.6K 301 9
                                    

Jae menyusuri jejeran toko-toko tanpa minat. Sebenarnya dia bisa dengan mudah menemukan hadiah apa yang cocok untuk Woori. Tapi dia tidak ingin memberi hadiah sebagai orang yang sudah dikenalnya selama 2 tahun. Dia ingin hanya sebagai teman yang baru dikenalnya.

Tiba-tiba ponsel Jae bergetar, menandakan ada pesan masuk. Jae langsung membuka pesan.

'Sepertinya sebuah boneka cukup cocok untuk gadis periang dan suka bersikap konyol. Teman yang baru kenal biasanya akan berpikiran begitu.'

Jae tersenyum. Pesan itu dari Taeil.

Dia menyimpan kembali ponselnya saat Jae melihat papan iklan besar yang terpajang di antara gedung percetakan dan gedung swasta lainnya. Disana ada foto Mingyu dan rekannya, Nami. Melihat foto itu, Jae teringat sesuatu.

"Bukankah dia sudah kembali? Kenapa dia tidak mengabariku?" Jae mengambil lagi ponselnya dan menelepon Nami.

"Jaehyun ah!" Nami setengah menjerit saat menerima telepon.

"Ya, noona. Kenapa kau tidak mengabariku kalau kau sudah pulang?"

"Kenapa harus aku yang memberitahu duluan? Mingyu bilang dia sudah memberitahukan padamu kedatanganku. Jadi selama ini kau baru menghubungiku? Aku ini lelah sekali, kau tahu? Aku terkena jet lag parah, tidak seperti biasanya." Nami berbicara dengan menggebu-gebu, tidak memberi peluang Jae untuk bicara.

Jae agak menjauhkan ponsel dari telinganya saat Nami berteriak seperti itu. "Ara, ara. Mianhae, noona."

"Hanya itu?"

Jae mengangkat alisnya. "Hanya itu?"

"Kau hanya meminta maaf? Kau selalu begitu!" Nada Nami sudah mulai kesal. Jae tahu kalau Nami sekarang sedang ngambek.

"Ah, baiklah. Sebagai permintaan maaf bagaimana kalau besok kita bertemu? Kutraktir kau, bagaimana?"

"Tentu harus begitu!" Kata Nami, lalu tertawa pelan. "Baik, sampai jumpa Jaehyun ah."

"Ne, annyeong noona."

"Ah, ucapkan selamat tidur untukku!"

"Aissh...jalja yoo."

"Bukan begitu! Aku tidak mau yang seperti itu, lakukan yang benar!"

Bentakan Nami sungguh membuat Jae jadi ingin ikut kesal, tapi dia bahkan tidak bisa kesal dengan noona nya yang satu itu.

"Tzh, ara. Jalja yoo~~" Jaehyun berbicara dengan suara paling lembutnya, yang membuat Nami menyukai ucapan selamat malam dari Jae ini.

Di seberang sana, terdengar Nami cekikikan. "Aku suka, sangat suka. Terima kasih, Jaehyun ah. Selamat malam." Barulah Nami menutup teleponnya.

"Tzh, dasar noona aneh." Kata Jae pada ponsel yang kini sudah mati. Dia memasukkan kembali ponselnya dan kembali memandang billboard itu. "Kenapa dia tidak bersama Mingyu saja, mereka sangat serasi. Setidaknya Mingyu bisa menangani sifat manja noona kan?"

Jae langsung merasa mood nya kembali baik dan melanjutkan misinya. Dia melihat toko boneka yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia langsung masuk ke toko itu.

"Walaupun hyung sudah menyuruhku membeli boneka, sekarang aku bingung harus membeli boneka apa." Gumam Jae sambil melihat-lihat boneka yang ada. "Ah, bagaimana kalau yang ini?" Jae mengangkat boneka koala super besar berwarna merah gelap. "Baik, ini saja." Jae lalu membawanya ke kasir. "Nona, apa boneka ini bisa dikirim?"

"Bisa, tuan. Tolong tuliskan alamatnya disini." Pelayan itu menyerahkan secarik kertas dan pulpen pada Jae yang langsung menulis alamat rumah Woori dengan lancar.

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang