#21 - Dark Past

1.3K 156 10
                                    

Jae melempar tas ranselnya pada sisi wastafel yang ada di dalam toilet. Kedua tangannya mencengkeram kedua sisi wastafel.

Dia menggembungkan pipinya lalu mengeluarkan udara didalamnya. Dia mengamati dirinya di kaca.

"Kalian kira kalian siapa? Kalau aku melakukan ini bukan karena Ayah, kalian pasti mati!"

Dia membasuh mukanya dengan kasar. Lalu mengamati luka didahinya yang sudah mulai mengering.

Jae mengambil plester yang diberikan Hansol padanya dan menempelkannya dengan asal. Dia meraih tasnya lalu keluar dari toilet.

Saat dia keluar, Jae terkejut melihat salah satu orang yang merupakan bagian dari kelompok pembimbingnya yang baru saja dimakinya itu menunggunya di luar toilet.

Beliau pria berumur lima puluhan dengan postur agak pendek. Wajahnya membingkai senyum saat melihat Jae.

Jae ingat pria itu tidak banyak bicara didalam ruangan tadi. Dia membungkukkan badan dengan sedikit ragu-ragu, dan langsung dibalas oleh pria itu.

Pria itu mengulurkan tangan. "Kenalkan, saya Park Min Young."

Dengan ragu Jae menerima uluran tangannya. "Ne, saya...Jung Jaehyun."

Pria itu tersenyum lagi. "Saya sudah tahu. Pastinya kau putra kedua dari Direktur Jung, bukan. Bisa kita bicara sebentar?"

Jae memandang pria itu bingung. Lalu mengangguk tak yakin.

"Saya sudah bekerja di perusahaan ini kurang lebih lima belas tahun. Saya masih ingat saat anda baru masuk sekolah. Anda terlihat semangat sekali saat itu."

Mereka berbincang sambil berjalan pelan di sepanjang lorong.

"Anda berlarian ke sana kemari, anda anak yang sangat aktif waktu itu. Saat guru bertanya, anda yang selalu pertama kali mengangkat tangan. Saya bisa melihatnya, karena pada saat itu sayalah yang menjadi kepala sekolah di sekolah dasar tempatmu belajar."

"Akh, jinja? Maaf, tapi...aku tidak ingat sama sekali." Kata Jae, dia mengusap-ngusap rambut belakangnya seperti kebiasaan.

Pria itu hanya tersenyum. "Tentu saja, jabatan saya hanya sampai kau menginjak kelas dua saat itu. Aku tahu tidak banyak yang bisa diingat anak seusiamu."

"Tunggu," Jae menghentikan langkahnya. "Maaf, tapi kenapa...kau menceritakan hal ini padaku?"

Pria itu tidak langsung menjawab, dia hanya mengayunkan tangannya ke arah koridor lagi, menyuruh Jae melanjutkan jalannya agar dia bisa menjelaskan. Jae yang langsung mengerti menurut.

"Lima belas tahun bekerja dengan ayahmu membuatku tahu seluk beluk perusahaan ini. Tidak heran ayah anda mengangkat saya sebagai penasihatnya dan melepas jabatan dari kepala sekolah."

Pria itu berhenti dan menatap Jae. "Di perusahaan ini, sayalah yang akan membantu anda. Anda pasti tahu orang-orang di perusahaan ini semua menganggap sebelah mata diri anda. Untuk itulah, saya ditugaskan untuk membuat anda lebih berguna di mata mereka."

"Lebih berguna? Tzh, maksudmu.. Apa ayah yang menyuruhmu melakukan ini semua?"

"Meskipun presdir tidak menyuruh, saya akan tetap membantu anda."

"Lalu, memangnya apa yang bisa kau lakukan untukku? Apa kau akan terus-terusan membelaku didepan orang-orang itu dan mengatakan bahwa aku adalah anak presdir, jadi tidak ada yang boleh meremehkanku, begitu?" Kata Jae skeptis.

Lagi-lagi pria itu hanya tersenyum. "Untuk itulah saya ingin memberitahukan sesuatu pada anda.."

"Apa?"

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now