#8 - Trapped

1.6K 227 5
                                    

Entah bagaimana akhirnya Woori terjebak dalam situasi ini. Dia duduk di sebelah Taeyong, dan di depannya duduk Nami dan juga Jaehyun yang tidak berhenti menatapnya tajam. Sedangkan Woori hanya menunduk tidak berani menatap langsung.

"Kapan kau kembali ke Korea?" Taeyong bertanya pada Nami.

"Aku pulang bersama dengan Mingyu. Apa dia tidak memberitahu oppa?"

Taeyong menggeleng. "Ck, tidak. Dia bahkan tidak membawa oleh-oleh untuk kami di dorm." Taeyong dan Nami tertawa. Taeyong menyadari Woori yang dari tadi hanya diam, berusaha memecahkan keheningan. "Ah, Woori ya. Kau tahu Jung Nami? Dia ini model. Kau pernah lihat papan iklan minuman kaleng yang itu? Nami adalah modelnya."

Woori berusaha memfokuskan diri dengan yang dikatakan Taeyong. "Ah, ya. Aku pernah lihat. Kau sangat cantik.." Woori tersenyum pada Nami.

Nami balas tersenyum. "Terima kasih. Ngomong-ngomong, sejak kapan kalian pacaran?" Pertanyaan Nami ini sontak membuat ketiganya terkejut.

"Ya! Apa yang kau katakan? Kami tidak pacaran. Kami sama sekali tidak begitu. Ani.." Muka Taeyong langsung memerah, begitu juga dengan Woori. Sedangkan Jae menatap Taeyong dan Woori yang salah tingkah bergantian.

Nami juga sama terkejutnya. "Jinja? Aku kira kalian berpacaran. Aigoo, maafkan aku oppa." Taeyong hanya menepiskan tangannya menandakan tidak apa-apa karena dia tidak bisa berkata lagi saking malunya dengan Woori yang ada di sebelahnya. "Tapi kau memberikan dia lagu spesial. Ah iya, apa benar hari ini ulang tahunmu, Woori ssi?"

Woori mengangkat kepalanya ingin menjawab pertanyaan Nami, tapi pandangannya pertama terpaut pada Jae yang memandangnya kesal. Lalu Woori buru-buru menoleh pada Nami. "Ah, benar. Hari ini ulang tahunku."

"Benarkah? Kalau begitu, selamat ulang tahun Woori ssi."

"Ah, kamsa hamnida." Woori membungkukkan kepalanya.

Nami menoleh pada Jae, kemudian menyenggol lengan Jae. "Hei, Jae. Kau juga seharusnya mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Kau ini tidak sopan sekali."

"Saengil chukkae.." Jae hendak mengakhiri kalimatnya sebelum dia teringat sesuatu. "..hamnida." Lanjut Jae terburu-buru. Dia kembali meyakinkan kalau dirinya hanya orang asing bagi Woori yang selalu menggunakan kalimat formal.

Woori menatap Jae heran. Woori ternyata menangkap keganjilan dalam kalimat yang diucapkan Jae. Dan sebelum Woori menjawab sesuatu, Taeyong yang menyadari kecanggungan antara Jae dan Woori mengingat di toko bunga waktu itu langsung menepuk tangannya untuk mencairkan suasana. "AH! Apa kalian tidak lapar? Kalian tidak ingin pesan sesuatu?"

"Kami sudah makan, oppa. Kami kesini hanya ingin mendengar lagumu." Jawab Nami.

Pikiran Woori kembali mempersepsikan sesuatu dari kalimat Nami itu. Sudah makan? Bersama-sama? Mereka makan bersama?

"Ah, jinja? Kalau begitu..." Taeyong menoleh pada Woori yang tiba-tiba berdiri. "Woori ya? Ada apa?" Semua memandang Woori yang sudah beranjak dari duduknya itu.

"Taeyong ssi, aku...ada urusan. Aku pergi dulu. Terima kasih atas semuanya hari ini." Woori membungkukkan badannya. Woori memandang Jae sekilas untuk terakhir kalinya lalu pergi.

"Ah, Woori ya. Tunggu!" Taeyong langsung mengejar Woori yang sudah keluar dari kafe.

Nami memandang dua orang yang keluar itu dengan heran. "Ada apa dengan mereka berdua? Walaupun Taeyong oppa bilang tidak pacaran, tapi aku rasa ada sesuatu di antara mereka. Taeyong oppa kelihatan begitu perhatian. Tidak pernah aku melihatnya bersikap seperti itu pada wanita lain. Kau ingat saat aku mengenalkannya pada Jennie? Jennie pulang kencan sambil menangis karena Taeyong yang tidak peka." Nami tertawa mengenang kejadian itu. Tapi Jae yang di sampingnya hanya diam, mengamati pintu keluar kafe dimana kedua orang itu tadi lewati. "Ya, Jaehyun ah! Kau dengar aku?"

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now