#31 - An Offer

1.2K 145 13
                                    


"Kenapa kau membiarkannya pergi? Padahal banyak yang ingin kukatakan padanya." Taeyong mulai merengek pada Mingyu.

"Aku tidak membiarkannya, dia bilang mau pergi ke toilet. Lalu tiba-tiba dia sudah pergi. Bukan begitu, Nami?" Mingyu menoleh pada Nami yang memandangnya kikuk.

Tanpa sadar Nami mengangguk. "Iya, dia tidak bilang apa-apa pada kami."

Taeyong menengadah, kepalanya terkulai kembali ke bantal dan mendengus kesal. "Masalahnya sekarang aku bahkan tidak bisa menghubunginya. Ck, apa yang dia pikirkan meninggalkanku begini.."

Mingyu menghela napas melihat tingkah Taeyong yang kekanakan. Lalu dia melihat Nami yang sekarang merenung. Tiba-tiba Nami beranjak dari duduknya dan memandang Taeyong juga Mingyu bergantian.

"Oppa, aku baru ingat ada urusan. Semoga kau cepat sembuh. Aku pergi dulu, annyeong."

Taeyong yang kini sedang sibuk menempelkan ponsel ke telinganya hanya menatap Nami bengong. Nami keluar diikuti Mingyu yang terus memanggilnya.

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Taeyong pada dirinya sendiri.

Lalu dia teringat dengan urusannya sendiri setelah mendengar suara pengalihan panggilan dari operator Woori.

"Aiiissh, Woori, Woori, Woori. Kenapa aku tidak bisa menghubungimu?"

****

"Nami! Tunggu!" Mingyu berhasil menghentikan langkah Nami dengan menarik salah satu tangannya dan membuat Nami menatap Mingyu. "Kau mau kemana?"

Nami tidak menjawab, dia membuang muka. "Kau mendengarnya, kan? Kau mendengar semua pembicaraan kami, kan?"

Mingyu mengendurkan genggamannya dan berusaha membuat Nami tenang. "Aku..memang mendengarnya."

"Aku jahat, aku wanita yang jahat. Kau juga berpikir begitu kan?" Nami memandang Mingyu dan menunggu jawabannya. Tapi Mingyu tidak mengatakan apapun.

"Apa yang dikatakannya benar. Ini bukan salahnya. Tentu saja ini bukan salahnya. Tapi aku bahkan tidak ingin mengetahui kenyataan itu. Aku terlalu egois untuk menerimanya. Aku tidak mau menerima kenyataan itu."

"Kau bukan wanita jahat.."

Nami tersenyum mendengar ucapan Mingyu. "Tidak usah berbaik hati padaku, aku tahu kau sedang menghiburku-"







"Kalau kau wanita yang jahat bagaimana mungkin aku menyukaimu selama ini?"

Nami mendongak dan memandang Mingyu yang terlihat serius. "Apa?"

"Aku tidak mungkin menyukaimu jika kau adalah wanita jahat. Itu karena kau bukan wanita jahat.."

Nami seperti menerima pukulan baru dari pernyataan Mingyu barusan. Dia tidak tahu harus berkata apa. Lalu dia menepis tangannya dari genggaman Mingyu.

"Maaf, tapi biarkan aku sendiri."

"Nami-" Mingyu tidak berusaha mencegah Nami lagi yang kini berjalan dengan langkah cepat.

Dia juga merasa bahwa ucapannya barusan pasti sangat membuat Nami bingung. Jadi dia akan membiarkan Nami sendirian lebih dulu, untuk memikirkan kata-katanya dan menenangkan dirinya.

****

Jae menutup pintu dibelakangnya dengan pelan-pelan dan menguncinya. Saat dia sudah melakukannya dengan baik dan berbalik, dia mendapati Ayahnya sedang berjalan kearahnya dan tersenyum.

"Ayah?"

"Jaehyun ah. Kau bekerja dengan baik, bukan?" Kata Ayahnya sembari memeluk anaknya itu.

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz