#25 - Flashback (2)

1.2K 156 9
                                    

Agustus, dua tahun yang lalu

Jae tidak berani menatap Eunwoo yang duduk termenung di depannya. Jae tidak bisa tidur malam itu. Begitu juga dengan Eunwoo.

Tapi mereka tidak bisa tidur dengan alasan yang sangat berbeda. Jae mengetahuinya, dan dia merasa sangat bersalah karenanya.

Eunwoo yang tidak tahu apa-apa kini duduk di depannya, terlihat murung. Lalu Jaehyun mendengar dia menghela napas panjang.

"Dia menolakku.." Jae tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Eunwoo meliriknya. "Kau sudah tahu?"

Jae mendongak. "Ya, kelihatan sekali dari wajahmu."

Eunwoo tersenyum. "Aku sudah bisa menduganya. Aku tahu dia tidak pernah memberikan tanda yang berarti padaku. Yah, aku yang terlalu bodoh."

"Kau sudah tahu hal ini akan terjadi?"

Eunwoo mengangguk lemas. "Aku hanya penasaran apakah reaksinya akan berbeda seperti yang kukira. Ah, tidak. Aku berharap reaksinya akan berbeda seperti yang kukira. Tapi...aku hanya membiarkan semuanya terjadi dan sekarang aku patah hati."

Jae menelan ludah mendengar perkataan Eunwoo. Rasa bersalah, kasihan dan prihatinnya bercampur jadi satu.

"Apa yang dia katakan padamu?"

Eunwoo memelototi Jae. "Ya! Kau mau aku kembali mengingat hal itu?"

"Ah, maaf.."

Eunwoo tersenyum melihat Jae. "Dia..tidak berkata apa-apa." Eunwoo menjelaskan sendiri. Jae langsung mendongak mendengarkan.

"Dia tidak mengatakan apa-apa padaku. Aku yang mengetahuinya duluan. Ekspresinya saat itu...kelihatan merasa bersalah. Dan aku tahu arti dari ekspresinya itu. Aku bilang padanya tidak apa-apa. Tidak apa-apa jika dia menolakku. Aku akan menerimanya." Eunwoo memandang gelasnya, lalu Jae. "Ya, bukankah itu cukup keren? Aku melepasnya pergi dan tidak memaksanya, kan?"

"Itu.."

"Tapi.." Eunwoo memotong Jae. Dia memandang tajam Jae, membuat Jae berpikir apakah kata-kata itu benar-benar ditunjukkan untuknya atau hanya kebetulan seperti itu.

"Aku masih menyukainya. Aku akan tetap menyukainya. Dia cinta pertamaku, dan aku belum bisa melupakannya."

Jae semakin bingung, risau. Rasa bersalahnya semakin membesar. Dia tidak bisa mengkhianati sahabatnya seperti ini.

"Iya, aku mengerti..." Gumam Jae.

Eunwoo meminum air sodanya. Lalu topik pembicaraannya mulai berubah. "Ya, kau tahu? Kemarin siang aku bertemu dengan si brengsek Seungcheol."

Pikiran Jae yang masih terpecah kini menatap Eunwoo linglung. "Ah..jinja?" Jawabnya singkat.

"Benar, aku bertemu dengannya di sekitar tempat kerjamu. Aku sempat bicara dengannya. Seperti biasa, dia kelihatan seperti pecundang. Tzh, rasanya aku benar-benar ingin menghajarnya saat itu juga. Sayangnya saat itu ramai. Sebelumnya aku memergoki dia sedang bicara di telepon dan membicarakan soal perekrutan ketua baru. Kupikir itu karena ketua mereka sekarang sedang ada di penjara. Tapi bukankah dia akan segera keluar, lalu untuk apa mereka merekrut ketua baru. Bagaimana menurutmu?"

Jae kembali mengingat masalahnya dengan Seungcheol maupun kelompoknya. Karna Jae tidak bisa berkonsentrasi saat itu, dia jadi terlihat seperti orang bodoh yang sedang kehilangan sesuatu.

"Itu..dia.."

"Ya, ada apa denganmu?" Tanya Eunwoo khawatir.

Jae bangun dari duduknya. "Aku..sepertinya kelelahan. Aku akan istirahat lagi, Eunwoo..." Katanya sambil masuk kekamarnya.

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now