#18 - Whose Side?

1.3K 162 5
                                    

kalo work lain lagi mentok,
ujung2nya update yg ini
karena udah jadi wakakak














"Kau tidak mau mengatakan apa yang terjadi?" Hansol mencondongkan badan lagi setelah mengelap mulutnya dengan tisu. Seulgi sedang ke toilet, jadi dia pikir ini kesempatan bagus untuk membuat Jae membeberkan apa yang terjadi tanpa orang asing di dekat mereka.

Jae menatap Hansol, lalu meminum air putihnya sedikit untuk membersihkan tenggorokannya. Dia meletakkan gelasnya sambil tersenyum. "Apa pendapatmu kalau aku berubah jadi direktur utama?"

Hansol membelalakkan matanya. "Direktur utama? Apa yang kau bicarakan?" Jae tidak menanggapi, dia minum lagi. "Tzh, tentu saja sangat aneh. Tidak cocok untukmu."

Jae mengangguk-angguk, terlihat mengerti dan setuju dengan pendapat Hansol. Dia memandang Hansol lagi. "Benar apa katamu, hyung. Aku tidak kan pernah cocok dengan hal semacam itu."

"Tapi seandainya kau jadi direktur utama pun, akan banyak keuntungan yang bisa kau dapat." Kata Hansol santai. Dia bersandar pada kursinya.

"Kau akan hidup makmur, wanita mengagumi dan kau akan dapat kekuasaan yang lebih. Ck, tapi sayangnya aku lebih suka jadi dokter hewan." Hansol menggeleng-geleng memikirkan dirinya jika menjadi direktur utama dalam balutan jas hitam, dasi dan rambut rapinya.

"Kekuasaan lebih.." Jae bergumam.

"Ya, apa kau bertemu Taeyong semalam?"

Jae menatap Hansol. "Mwo?"

"Tadi pagi raut mukanya benar-benar aneh. Pandangannya kosong. Aku tidak bisa menjelaskan seperti apa, yang pasti dia terlihat seperti telah melakukan sesuatu yang salah."

Jae mengerjapkan matanya. "Sesuatu yang salah?"

"Menurutku begitu, dia juga kelihatan gelisah dan seperti tidak sabar menunggu. Aku tidak bisa menebak dia sedang menunggu apa. Dia berangkat kerja pagi sekali, tanpa sarapan. Dan bahkan melupakan minum susunya yang sudah menjadi rutinitas wajibnya." Hansol menjelaskan dengan begitu cermat. "Kau pikir ada apa dengannya?"

Jae kembali pada malam itu, malam ketika dia melihat Taeyong dan Woori bersama. Jae semakin berpikir apa yang sedang ditunggu Taeyong.

Apa mungkin Taeyong menyatakan perasaannya pada Woori dan sedang gelisah menunggu jawaban Woori? Saat berpikir begitu, Jae mengerutkan keningnya, menyembunyikan rasa kesalnya.

Tapi apa yang dia lakukan sampai dia merasa bersalah? Jae yang tak bisa mendapatkan jawaban menghentikan pemikirannya.

"Molla, itu urusannya."

"Kau benar-benar tidak bertemu dengannya?" Tanya Hansol lagi. Jae tidak bisa menjawabnya. Dia hanya menggeleng. "Benarkah? Kupikir kalian berseteru lagi. Akhir-akhir ini hubungan kalian kan benar-benar aneh."

Jae terlihat sedang memikirkan sesuatu sebelum akhirnya dia beranjak, mengambil jaketnya. "Maaf hyung aku harus pergi. Terima kasih makan siangnya."

"Ya, mau kemana kau? Jaehyun ah.." Hansol memanggil Jae yang sudah pergi.

"Jaehyun mau kemana?" Seulgi yang baru saja dari toilet melihat Jae yang pergi terburu-buru.

Hansol menggeleng. "Molla."

****

Jae mempercepat jalannya, dia memakai jaket di tengah-tengah langkahnya tanpa memperlambatnya. Saat dia memakai jaketnya, dia melihat seorang lelaki yang sedang melangkah ke arahnya.

Tapi lelaki itu sedang memakai earphone dan menunduk, terlihat mulutnya bergerak-gerak menirukan musik yang sedang didengarnya.

Jae berhenti, menunggu lelaki itu menyadari keberadaannya saat dia semakin dekat.

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now