#10 - Accidentally

1.7K 215 11
                                    

"Ada apa sebenarnya denganmu?" Taeyong sudah mulai kesal dengan sikap Jae yang terus mondar mandir di depan tempatnya bekerja setelah Chanyeol pergi dari kafe itu. "Ya! Kenapa kau tidak langsung pulang saja kalau hanya ingin membuat orang kesal, ha?"

Jae berhenti mondar mandir, dia menghampiri Taeyong. "Hyung, kau tau kapan Jeonghan hyung akan pulang?"

"Pulang? Aku tidak mendengar dia akan pulang. Ada apa?" Taeyong sekarang memasang tampang penasaran sekaligus khawatir. Tapi dia sendiri tidak tahu khawatir karena apa.

Jae hendak mengatakan hal itu pada Taeyong, tapi langsung mengurungkan niatnya. Karena jika Jae memberitahu hal tersebut, tentu saja dia harus menceritakan semuanya yang bahkan tidak harus Taeyong ketahui. "Anio, gwaenchana."

Taeyong merasa Jae sedang menyembunyikan sesuatu. "Ya! Katakan padaku ada apa. Kau selalu begitu, tidak pernah mau membicarakan sesuatu denganku."

Jae menatap Taeyong yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca. Jae geli melihat Taeyong yang sudah begitu. Jae tertawa sinis. "Kau sedang marah? Untuk apa aku membicarakan sesuatu denganmu?"

"Aku ini kan juga hyung mu! Kau selalu menceritakan hal-hal yang terjadi padamu pada Taeil hyung, Mingyu, bahkan Yuta juga. Kalau hanya Johnny mungkin aku bisa mengerti, tapi kenapa hanya denganku saja kau bersikap seperti itu? Kau bahkan tidak mau memberitahu kenapa kau bisa kenal dengan kakak Woori. Kenapa kau tidak-AKH!" Taeyong meringis saat Jae memukul kepalanya. "Ya! Apa yang kau lakukan?"

"Berhentilah bersikap cengeng. Kau ini sudah dewasa, hyung." Kata Jae skeptis. Lalu dia pergi keluar dari kafe meninggalkan Taeyong yang berteriak-teriak mengumpatnya.

****

"Kamsa hamnida." Woori membungkukkan badan pada pelayan toko buku yang baru saja dia kunjungi. Dia telah memegang dua buku di tangannya. Itu adalah buku sebuah puisi klasik. Woori memang suka dengan buku-buku seperti itu. Dia suka pada saat membacanya, dia akan terlarut dengan imajinasinya.

Woori keluar dari toko sambil tersenyum puas. Tidak peduli dengan dinginnya cuaca saat itu. Juga tidak memperdulikan jalan didepannya hingga dia bertubrukan dengan seseorang saat dia ingin berbelok di ujung jalan.

Bukunya jatuh, kepala Woori terkena dagu pria itu cukup keras. Baik Woori maupun pria itu meringis kesakitan. Tapi keduanya langsung memungut buku Woori yang jatuh.

"Ah, mianhae. Mian-"

Saat pria itu menyerahkan buku Woori, Woori mendongak dan dapat melihat Jaehyun memandangnya terkejut. "Kau!" Jae menunjuk Woori.

Muka Woori langsung memerah. Dan dia memasang wajah cemberutnya. "Jaehyun ssi.." Woori menunduk, menyembunyikan wajahnya.

Jae merasa tidak suka dengan sikap Woori yang seakan mengacuhkannya. Bukankah biasanya dia akan terlihat senang jika bertemu dengan Jae?

Jae berdeham, berharap Woori mengangkat kepalanya. "Maaf, aku tidak melihatmu." Katanya. Woori tidak menjawab. Dan itu membuat Jae bertambah kesal. Dia melirik buku yang dipegang Woori. "Kau..habis membeli buku?"

Kali ini Woori mendongak. Tapi masih terlihat cemberut. Jae tidak mengerti ada apa dengan anak ini. "Ne..dari toko itu." Woori menunjuk toko yang baru saja dikunjungi, yang sebenarnya tidak perlu dia lakukan. Dan Woori menyadari tingkah bodohnya. Dia langsung memandang ke arah lain. Tapi sesekali melirik Jae yang memandangnya.

"Ah, arata.."

Sesaat ada kecanggungan diantara keduanya. Tak ada yang mau memandang satu sama lain duluan. Akhirnya Woori memberanikan diri untuk bicara. "Kalau begitu..aku pergi dulu."

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now