#36 - Take Care of Yourself

1.2K 137 7
                                    


Jae mondar-mandir di kamarnya. Raut gelisah terpancar dari wajahnya. "Ya! Bisakah kau diam?" Kata Johnny protes. Sudah setengah jam Jae begitu, tidak heran Johnny mulai kesal.

Jae berhenti sesaat dan memandang Johnny. "Hyung! Aku akan pergi besok sore, kenapa kau tidak cemas sama sekali?"

"Untuk apa aku mencemaskanmu? Aku sudah sering hidup tanpamu. Kau lupa pelarianmu ke Busan hingga satu setengah tahun lalu? Juga kau yang dulu suka menyelinap keluar malam-malam entah kemana. Bahkan saat itu aku tidak merasa cemas. Dan sekarang kau akan pergi untuk urusan yang menguntungkanmu, lalu kenapa aku harus cemas? Bukankah seharusnya aku mendukungmu?"

Jae menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aiiisssh. Hyung tidak berguna." Gumamnya.

Tapi ternyata Johnny masih bisa mendengar gumaman Jae dan langsung melempar bantal kepadanya.

"Kau menyebutku apa? Tidak berguna? Kau yang tidak berguna, kenapa kau hanya mondar-mandir dan tidak melakukan apapun?"

"Memangnya aku harus melakukan apa?"

"Temui dia dan ucapkan selamat jalan dengan baik, itu saja apa susahnya?" Kata Johnny sambil cemberut.

Akhirnya Jae duduk. "Ayah melarangku keluar." Katanya pelan.

Johnny hanya mengangkat kedua alisnya tidak peduli sambil mengganti-ganti saluran televisi.

Jae melirik kakaknya, lalu dia setengah berlari melompati Johnny ke arah jendela. Johnny memperhatikan gerak-gerik Jae yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Jae melongok dari jendela dan memperhatikan keadaan. Lalu dia kembali menatap ke sekeliling ruangan.

Dia terpaku pada kain tirai yang cukup panjang tergantung di jendela lain. Dengan cepat Jae menurunkan tirai itu dan membuat simpul hingga membentuk sebuah ikatan.

Kain itu Jae ikat ujungnya pada suatu jeruji di atas jendelanya, lalu dia menjulurkan kain tersebut ke bawah jendela kamarnya yang berada di lantai dua hingga hampir menyentuh tanah.

Johnny yang mengerti tindakan Jae langsung bangkit duduk. "Ya..Ya! Kau gila?"

Jae berpaling pada Johnny. Tapi dia hanya menunjuk tempat tidurnya. "Hyung bisa berbaring disana dan berpura-pura menjadi aku."

"Tidak mau!"

"Ayolah, aku akan kembali satu jam lagi. Aku akan pulang naik bus terakhir. Jadi kau bisa mengira-ngira pukul berapa aku sampai. Arasou? Annyeong, hyung." Kata Jae sambil meluncur turun dari jendela dengan bantuan kain tadi.

Johnny melompat ke arah jendela dan melongok ke bawah. Dia mendapati Jae yang sudah menjejakkan kakinya di tanah dengan perlahan.

Saat dia merasa keadaan aman, dia melambaikan tangannya pada Johnny dan berkata selamat tinggal tanpa bersuara lalu berlari ke arah pintu belakang rumahnya.

"Anak itu benar-benar berandal..tzh." Kata Johnny.

****

Woori memandangi langit-langit kamarnya sambil sesekali menghembuskan napas. Sudah sejam dia berbaring di tempat tidurnya tanpa bisa tertidur sama sekali.

Matanya terus terjaga sampai sekarang. Banyak yang dia pikirkan hingga membuatnya tidak bisa tidur. Salah satunya adalah pengakuan Taeyong tadi siang.

Saat dia mengantarkan Woori pulang. Woori kira Taeyong benar-benar tidak akan mengatakannya. Tapi saat mereka sudah sampai di rumah Woori, Taeyong akhirnya mengatakan apa yang terjadi pada dirinya.

"Sebenarnya aku benar-benar tidak ingin mengungkit hal ini lagi." Taeyong menunduk, berusaha menyiapkan diri untuk mengatakannya. Lalu dia mendongak dan bicara dengan lantang. "Tapi, apa yang kau katakan benar. Tidak adil jika aku menyuruhmu tetap disisiku tanpa tahu apa yang terjadi."

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя