#11 - A Long Day

1.6K 217 8
                                    

"Whoaa..kelihatannya lezat." Seru Woori saat pesanan mereka datang. Woori dan Jae mulai meletakkan daging-daging ke pemanggang yang ada di meja.

Selagi menunggu dagingnya matang, Jae menuang soju ke gelasnya dan meminumnya. Jae yang merasa diperhatikan oleh Woori menunjuk gelas Woori sendiri. "Kenapa? Kau tidak mau minum?"

Woori menggeleng. "Aku belum cukup umur." Kata Woori sambil membolak balik dagingnya.

"Kemarin kan kau sudah genap dua puluh tahun, kau sudah boleh meminumnya." Kata Jae sedikit tertawa meledek.

Woori memandang Jae yang kini memasang tatapan seperti menantang. Woori melirik botol soju didepannya. Sempat berpikir apakah dia harus minum juga. Tapi akhirnya dia menggeleng lagi. "Anio, aku tidak mau."

"Kenapa? Kau tidak mau minum? Sayang sekali, daging ini paling nikmat jika ditemani soju. Kau tidak tahu letak kelezatannya, ya. Aiiissshh.." Jae mulai menyantap daging yang sudah matang lalu memandang Woori yang terlihat penasaran dengan soju.

Raut muka Woori membuat Jae merasa lucu. Padahal dulu Woori selalu memohon pada Jae untuk minum soju. Tapi Jae selalu melarangnya karena dia belum cukup umur.

Woori memandang Jae hati-hati. "Bagaimana rasanya?"

Pertanyaan Woori hampir membuat Jae tersedak. Tapi dia langsung minum air untuk menetralisirnya. "Aku tidak bisa menjelaskannya. Coba saja sendiri. Kau mau?" Jae menyodorkan botol soju. Woori yang mulai tertarik langsung mengangkat gelasnya. Saat gelasnya sudah terisi soju, Woori memandang minuman itu hati-hati. "Cepat minum, kalau tidak nanti sojunya akan menguap."

"Jinja?"

Jae mengangguk-angguk, lalu menunjuk Woori dengan sumpitnya. "Oh ya, jangan lupa. Kau harus meminumnya dalam satu tegukan."

Woori semakin takut untuk meminumnya. "Kenapa harus begitu?"

"Pokoknya lakukan saja."

Woori menelan ludah, mengamati air berwarna putih beras itu. Lalu dalam dua detik Woori menenggak soju itu dalam satu tegakan. Jae menunggu apa reaksi Woori setelah dia meminumnya. Woori masih menutup matanya, lalu dia meletakkan gelasnya.

"Aaaaaaaaaaahh, tidak enak." Woori membuka matanya dan menemukan Jae yang tertawa geli. "Kau membohongiku! Rasanya aneh." Woori langsung minum air putih untuk menghilangkan rasa soju.

"Sungguh, aku tidak bohong. Tapi memang begitu rasanya kalau kau baru mencobanya. Kau harus mencobanya sekitar tiga gelas dulu." Jae masih saja tertawa.

"Bagaimana bisa rasa seperti itu jadi enak? Apa kau mau membohongiku? Aigoo, seumur hidup aku tidak akan minum itu lagi. Berhentilah tertawa, Jaehyun ssi!"

Jae menyeka air matanya yang keluar karena terlalu banyak tertawa. "Ara, ara. Aku tidak akan tertawa lagi. Aiisshh..kau ini lucu sekali."

Woori melirik pada Jae saat dia mendengar kalimat itu. Woori memakan dagingnya sambil tersipu malu.

"Kenapa kepalaku jadi sakit, apa ini pengaruh soju itu?" Woori memukul-mukul kepalanya yang sebenarnya tidak sakit, tapi dia hanya ingin menyembunyikan salah tingkahnya.

Tapi ternyata Jae menganggapnya serius. Dia pikir Woori benar-benar merasa sakit kepala. Dan Jae kira itu karena efek operasinya Woori, jadi Jae langsung memegang tangan Woori yang memukul kepalanya.

"Kau merasa sakit? Jangan pukul kepalamu, nanti luka..." Lagi-lagi Jae tidak melanjutkan ucapannya. Woori kini memandangnya lagi menunggu jawaban. Jadi Jae berusaha mencari kata-kata lain. "Nanti...nanti kepalamu terluka. Hentikan itu." Jae meletakkan tangan Woori di meja, agar dia tidak memukul-mukul kepalanya lagi.

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now