#37 - Goodbye My Love

1.5K 141 7
                                    


"YA JUNG JAEHYUN!" Yuta mendorong Jae hingga membentur pintu yang baru saja Jae tutup. Saat itu Jae baru saja masuk dorm dan tiba-tiba saja Yuta yang menyambutnya dengan kasar terlihat sangat kesal.

Tapi bukan itu saja, di belakang Yuta juga berdiri Taeil dan Doyoung. Juga Hansol serta Mingyu yang duduk di sofa tapi dengan pandangan tertuju pada Jae.

Dan dari sudut matanya Jae bisa melihat Taeyong duduk di ruang makan dan bersikap seolah-olah tidak peduli. Meskipun sarapan yang tidak dia sentuh menandakan bahwa dia juga ingin mengetahui apa yang terjadi.

Jae mengangkat kedua alisnya. "Wae? Ada apa ini?"

"Kami yang seharusnya bertanya padamu! Apa yang terjadi sehingga kau harus pergi ke Jepang?"

Jae akhirnya mengerti apa yang menyebabkan emosi Yuta. Dia menyingkirkan tangan Yuta dan melenggang melewatinya.

"Jadi tentang itu." Jae duduk di sofa antara Hansol dan Mingyu dan meletakkan tas di antara kakinya.

"Banyak hal terjadi sehingga aku harus pergi. Ngomong-ngomong, kenapa beritanya cepat sekali menyebar?"

Yuta, Taeil dan Doyoung mengikuti Jae dan duduk di bawah sofa. Posisi mereka saat itu bisa dibilang terlihat menyedihkan. Berlutut di depan maknae mereka.

"Johnny yang memberitahukannya kemarin malam saat aku menanyakan dimana kau." Jawab Taeil.

"Tapi kenapa mendadak sekali, Jaehyun ah? Sore nanti kau benar-benar akan pergi?" Doyoung meletakkan kedua tangannya ke dadanya.

Jae mengangguk. "Benar, nanti sore aku akan langsung ke bandara."

"Apa ada yang terjadi?" Mingyu yang ada di sebelah kanan Jae mulai buka suara. Meskipun suaranya terdengar tenang, tapi raut muka Mingyu masih dalam keadaan tidak percaya.

Jae memandang Mingyu, lalu Yuta, Taeil, Doyoung dan Hansol bergantian. "Tidak ada apa-apa, sungguh. Ini hanya bagian dari pelatihan yang waktu itu kujalani." Jae berusaha membuat hyung-hyungnya lebih tenang.

"Tapi Johnny bilang kau akan pergi selama dua tahun. Itu begitu mengejutkan kami." Sambung Taeil.

"Kenapa kau harus pergi segala? Apa pelatihan itu saja belum cukup?" Yuta terdengar merengek.

Jae tersenyum melihat tingkah hyung satunya itu. "Ya! Ada apa denganmu? Bukankah seharusnya kau senang karena tidak akan ada berandal lagi di dorm ini?"

Jae menepuk bahu Yuta. "Hyung, sekarang kau boleh memakan semua tteokbokki sendiri. Kau juga boleh memenuhi kulkas dengan pisang kesukaanmu. Nanti saat aku pulang, aku akan bawakan pisang Jepang untukmu. Kau mau, kan?"

Yuta menyingkirkan tangan Jae kesal. "Sudahlah, aku benci kau." Katanya lalu pergi mengurung diri di kamarnya.

"Kau tidak pernah memberitahu kami mengenai rencana ini sebelumnya. Yuta sangat kesal. Bagaimanapun kita sudah berbagi dorm kurang lebih selama setahun. Kau seharusnya memberitahu kami." Doyoung seperti menjelasan alasan kedongkolan Yuta pada Jae.

"Kau kesini untuk mengambil barangmu?" Tanya Taeil.

Jae mengangguk. "Juga untuk berpamitan dengan kalian."

Taeil menyalami tangan Jae dengan gaya mereka. "Hati-hatilah, kami akan datang ke bandara nanti sore. Akan kubujuk Yuta untuk ikut juga." Jae mengangguk lagi. Mingyu menepuk-nepuk pundak Jae yang bangkit menuju kamarnya.

Taeyong menatap punggung Jaehyun yang menghilang di balik pintu kamar. Pandangannya memang tidak pernah lepas dari Jae semenjak dia datang tadi.

Hingga akhirnya dia meletakkan sendok yang tanpa sadar hanya dia pegang tanpa digunakan. Sarapannya juga sudah tidak menggugah seleranya lagi.

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDWhere stories live. Discover now