4. Bad Day Ever

22.1K 3.1K 249
                                    

[Min Seohee]

INI adalah pagi yang menyebalkan. Aku bahkan belum sempat menghirup udara segar kala pagi datang dan tiba-tiba presensi seseorang berhasil membuatku terkejut bukan main.

Aku bukannya sedang membicarakan si pria gila Kim Taehyung. Mulutku bahkan tak bisa terkatup usai menemukan si Kim lainnya tengah berada di sisiku seperti bayi mungil butuh pelukan. Selama hampir dua menit lamanya―aku hanya memandang kaget ke arah Jungkook yang tengah memeluk pinggangku erat sementara ia masih terlelap begitu nyenyak. Aku tidak bisa berpikir jernih, ini benar-benar kelewatan.

Benar statusnya kini adalah iparku. Tapi bukan berarti ia bisa semena-mena atas tubuhku lantas aku jadi berpikir―di mana sopan santun Bocah ini? Aku bahkan tidak mengerti kenapa Taehyung meninggalkan kami berdua di dalam kamar. Sebenarnya siapa suamiku? Maksudnya suami di atas kertas.

Pelan-pelan, aku mulai menyingkirkan tangan Jungkook yang bertengger di lekuk pinggangku. Bahkan aku tak bisa bernapas barang sebentar karena ia terlalu dekat dan hal itu sukses membuatku gugup. Bukannya aku tidak biasa.

Aku sangat biasa tidur dengan pria―tidak sampai bercinta karena aku telah diklaim Park Jimin. Hanya saja―melihat bayi dewasa ini tidur dengan memelukku rasanya benar-benar aneh. Di satu sisi ia terlihat lucu dan di sisi lain aku merasa malu. Ia―iparku. Peduli setan dengan ketampanannya, aku harus terlihat lebih mahal. Alih-alih berhasil melepaskan diri, Jungkook malah mempererat dekapannya lantas membuatku merasa sesak.

Lebih buruknya, dadaku menyentuh tubuhnya. Oh holy―ia malah semakin menekan punggungku untuk merapat. Kepalaku berhasil membentur pundaknya dengan pelan. Aku merasakan embusan napasnya menyentuh puncak kepalaku lalu dagunya mendarat di sana. Sambil memejam dengan kedua tangan mengepal di depan dadanya, aku kembali berusaha melepaskan diri setenang mungkin. Tapi sayang, lagi-lagi ia merapatkan dekapannya. Aku merasa sesak, ini serius.

Oh, astaga. Di saat seperti ini aku malah berharap Taehyung adalah suamiku yang sebenarnya, Taehyung mencintaiku lantas ia akan merasa jealous dan menendang Jungkook agar tak seenaknya memelukku.

Aku memejam sejenak kala aroma pemuda ini mulai meracuni pikiranku. Senyumku tiba-tiba mengembang manis. Aku menghirup tubuh Jungkook. Sialan, wanginya membuatku ketagihan. Ia punya aroma yang berbeda dengan Kim Taehyung. Aku dapat mencium perfume beraroma stroberi yang menyegarkan telah berbaur dengan keringatnya. Piyama yang ia kenakan sedikit lembab, kupikir semalam ia kepanasan karena kami tidur di atas lantai tanpa mengenakan kipas angin atau pun AC.

Rumah nenek memang terlalu sederhana untuk ukuran orang kaya. Padahal ia punya banyak rumah di kota namun malah memilih tinggal di desa dengan rumah kecil tanpa tempat tidur dan juga perabotan mewah. Alasan nenek memilih rumah yang berada di desa adalah―banyaknya kenangan bersama mendiang kakek yang melekat di sini. Meski begitu aku tidak merasa rumahnya buruk karena toiletnya pun terlihat bersih, berbanding terbalik dengan khayalanku sebelum sampai di sini.

Masih betah menghirup aroma tubuh Jungkook, tiba-tiba suara mendesis berhasil tertangkap rungu. "Kau menyukainya?"

Pipiku langsung merona merah mendengar baritonnya. Oh God, kurasa Jungkook sedang mengerjaiku. Ia pasti sudah bangun sejak tadi lalu merencanakan hal ini untuk merusak mood-ku di pagi hari. Tangannya bergerak mengusap punggungku lalu menurunkan kepalanya menuju wajahku. Keningku langsung mengerut. Pening menginvasi kepalaku sampai rasa nyerinya berkunjung ke seluruh tubuh. Kami bertatap cukup lama sampai akhirnya ia menyematkan senyuman nakal.

"Naughty," bisiknya gemas, membuatku makin merona lantas hendak melepaskan dekapan namun tiba-tiba ia membelit tubuh bagian bawahku dengan kakinya. Ular sialan.

Trapped by DesireWhere stories live. Discover now